UPN Veteran Yogyakarta Dampingi Karangtalun Bantul Jadi Kawasan Wisata Berbasis Budaya

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, melalui lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LP2M)

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Ahmad Syarifudin
Rektor UPN veteran Yogyakarta, Muhammad Irhas Effendi saat meresmikan Gapura Watu Onggo dan menandatangani prasasti desa binaan kawasan wisata berbasis budaya di Karangtalun, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul. 

Lebih lanjut, Irhas mengatakan, ada tiga indikator keberhasilan pengembangan wisata. Antara lain, banyak wisatawan yang datang berkunjung.

Kemudian, masa lama tinggal, dan wisatawan banyak membelanjakan uang di lokasi wisata. Karena itu, menurut dia, perlu ada kreasi seperti atraksi seni dan budaya. Sehingga wisatawan tertarik datang, berlama-lama, dan banyak membelanjakan uangnya.

"Karena itu yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat," ucap dia.

Kepala Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Susilo Hapsoro mengapresiasi pendampingan dan dorong yang telah dan akan dilakukan oleh Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta di Karangtalun.

Menurutnya, selama empat bulan, warga sangat semangat melakukan kerja bakti. Semua itu demi satu tujuan, agar bisa menjadi desa wisata unggulan berbasis budaya di Imogiri.

Baca juga: Antisipasi Libur Panjang, Wisatawan di Candi Borobudur Jalani Swab dan Rapid Test Secara Acak

Baca juga: PHRI DI Yogyakarta: Libur Panjang 4 Hari, Okupansi Hotel Diharapkan Mencapai 80 Persen

Baca juga: UPDATE Peta Sebaran Kasus Baru Covid-19 Rabu 28 Oktober 2020, Berikut Data Rinci di 34 Provinsi

Ia berharap, adanya pendampingan dan dorongan, kedepan Karangtalun bisa tambah maju. "Sehingga warganya
sejahtera. Perekonomian meningkat," ucap Susilo.

Dukuh Karangtalun, Dewi Imawati mengatakan, potensi alam yang ditonjolkan di Karangtalun adalah batu onggo.

Selain itu, ada juga perbukitan yang menurutnya masih belum digarap maksimal.

Mayoritas masyarakat hidup dari bertani dan beternak burung perkutut.

Sementara kulinernya, ada oseng-oseng jambu mete dan gudeg bonggol pisang.

Dengan keunikan potensi yang dimiliki, Dwi berharap akan dapat mendukung dalam upaya pengembangan kawasan wisata berbasis budaya.

"Harapan kedepan kesejahteraan warga akan semakin meningkat," ujar dia. (Rif/adv)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved