Pendidikan

Pakar Geografi UGM Jelaskan Tantangan Evakuasi Bencana Merapi di Masa Pandemi

Berbagai pemangku kepentingan pun terus menyiapkan skenario dan upaya-upaya mitigasi bencana Gunung Merapi di masa pandemi ini.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Staf Pengajar Fakultas Geografi UGM, Dr Estuning Tyas Wulan Mei. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Gunung Merapi saat ini masih berstatus waspada dengan intensitas aktivitas yang masih di atas normal.

Berbagai pemangku kepentingan pun terus menyiapkan skenario dan upaya-upaya mitigasi bencana Gunung Merapi di masa pandemi ini.

Staf Pengajar Fakultas Geografi UGM, Dr Estuning Tyas Wulan Mei mengatakan pandemi Covid-19 memberikan tambahan tantangan seandainya terjadi bencana Gunung Merapi yang mengharuskan adanya avakuasi.

Baca juga: UGM Kembangkan Bunga Telang Unggul di Lereng Lawu, Jogorogo, Ngawi

“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama pandemi terutama dalam aspek evakuasi dan pengungsian,” ujar Estuning dalam Webinar ‘Narasi Ketangguhan Warga Merapi’ oleh BPPTKG, Rabu (28/10/2020).

Menurutnya, selain ketersediaan pangan, kesehatan para pengungsi juga harus menjadi perhatian utama.

Selain itu, juga bagaimana 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) oleh pengungsi dan 3T (tracing, testing, treatment) oleh pengelola barak pengungsian dapat tetap dilakukan.

Ia menjelaskan, pada pengungsian erupsi Merapi 2010 ada warga yang mengungsi di barak dan di rumah warga lainnya.

Baca juga: Pakar Virologi UGM Sebut Data Review Vaksin Covid-19 Perlu Dibuka bagi Publik

Dalam konteks pandemi, Estuning menyampaikan bagaimana seluruh pemangku kepentingan dapat memastikan para pengungsi melakukan protokol kesehatan dan menyiapkan para penjaga atau pembina di masing-masing pengungsian.

“Jika tidak direncanakan dengan baik, pengungsian berpotensi menjadi klaster penularan yang berdampak cukup besar. Dalam barak pengungsian ada norma yang perlu diterapkan, satu orang butuh ruang sekian meter persegi untuk bisa hidup nyaman,” ungkapnya.

“Harapan kita tidak ada pengungsian selama Covid-19. Kalau pun ada harus ada rencana kontingensi untuk pengelolaan pengungsian agar kesehatan para pengungsi tetap terjaga,” sambung Estuning. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved