Warga Siapkan Posko Janur Kuning Jaga Jogja Damai

Jejaring masyarakat Jogja bakal meresmikan "POSKO JANUR KUNING" sebagai tempat koordinasi dan konsolidasi berkelanjutan menjaga ketentraman Jogja.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan HB X menyapa warga yang melakukan aksi bersih-bersih pasca demo ricuh di kawasan Malioboro. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Inisiatif warga membuat gerakan sosial untuk mengantisipasi kemungkinan terulangnya kembali anarkisme massa terus bergulir. 

Jejaring masyarakat Jogja bakal meresmikan "POSKO JANUR KUNING" sebagai tempat koordinasi dan konsolidasi berkelanjutan menjaga ketentraman Jogja. 

Rencana peresmian Posko Janur Kuning digelar Selasa 27 Oktober 2020 jam 09.00 di depan hotel Mutiara sisi utara Jl. Malioboro Yogyakarta. Posko akan diaktifkan hingga situasi dinilai kondusif.

Koordinator Posko Janur Kuning, Slamet Santosa dalam rilisnya yang diterima Tribun Jogja Selasa (26/10/2020) mengatakan, sejumlah upacara seremonial telah disiapkan antara lain doa bersama, potong tumpeng, hiburan keroncong, flashmob dan pentas pengamen jalanan.

"Masih terbuka kesempatan bagi warga yang ingin berpartisipasi memeriahkan acara pembukaan posko," ungkapnya.

Peresmian Posko Janur Kuning juga akan dhadiri perwakilan kalangan aktivis mahasiswa.

Pelibatan kalangan aktivis mahasiswa dinilai penting agar terbangun kesadaran kolektif bahwa menjaga ketentraman dan kedamaian Jogja merupakan tanggungjawab yang harus diwujudkan bersama. 

Bagi warga Jogja, janur kuning memiliki makna historis yang heroik. Saat ibu kota RI diduduki penjajah Belanda pasukan gerilya yang dipimpin Letkol Soeharto --atas dawuh Sri Sultan HB lX dan Panglima Besar Jendral Soedirman-- menyerang Belanda dan berhasil menduduki Jogja selama 6 jam.

Sebagai penanda para gerilyawan mengenakan kalung janur kuning. Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 itu membelalakkan mata dunia bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia masih eksis. 

Dalam konteks hari ini heroisme pasukan gerilya ditransformasi sebagai semangat warga untuk menjaga Jogja tetap aman dan damai. 

Warga yang hadir dalam peresmian Posko Janur Kuning diminta menerapkan prosedur protokol kesehatan.

Merujuk pada situasi sosial kekinian, dalam catatan warga insiden perusakan terhadap gedung DPRD DIY dan pembakaran restoran Legian di Malioboro pada aksi unjuk rasa Kamis, (8/10/2020) lalu merupakan peristiwa terburuk dalam sejarah politik di Jogja dan dikategorikan sebagai kejadian luar biasa.

Insiden itu sontak menyulut kemarahan warga. Bahkan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwana X mengecam keras dan meminta pihak kepolisian menindak para pelaku kekerasan. (rls)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved