Pendidikan
Siswa MAN 1 Yogyakarta Berhasil Rancang Alat Monitor Tensimeter Terintegrasi Android
Dibantu dua guru pembimbing, mereka merancang alat yang mampu mempermudah memonitor tensimeter yang terintegrasi dengan smartphone berbasis Android.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
“Kondisi tekanan darah dipengaruhi beberapa faktor. Antara lain, keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan, dan aktivitas fisik,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, perangkat keras yang dibutuhkan dalam membuat alat ini berupa NodeMCU ESP8266, LCD, baterai, automatic blood pressure, dan Hardkeypad 4x4. Sedangkan, spesifikasi alat meliputi Supply power: baterai 6 volt; Display: Android Smart Phone; Data communication: WiFi, Internet, Measurement range pressure: 0 mmHg–299 mmHg; Pulse Rate range: 40–180/min. Selain itu, dilengkapi juga dengan fitur display pada Android, seperti hypertension indicator, display of BP Value, dan pulse rate.
“Alat ini diaplikasikan untuk masyarakat di daerah yang mobilitas penduduknya padat sebagai peringatan dini kondisi kesehatan kita tanpa harus mengecek langsung ke dokter, bisa dipantau di manapun menggunakan handphone berbasis Android,” terangnya.
Selain itu, alat ini dapat diintegrasikan dengan dokter untuk mengetahui kondisi tubuh kita secara keseluruhan di manapun dan kapan pun.
“Untuk pengembangan ke depan tensimeter kalau bisa langsung dihubungkan ke alat, sehingga tidak harus memasukkan data secara manual. Selain itu, penginnya alat ini bisa dijual,” tandasnya.
Dihubungi terpisah, Yasin Arkan Manaru memiliki harapan berbeda. "Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di daerah perkotaan yang orang-orangnya sibuk," ujarnya.
Yasin mengatakan sebelumnya pernah mengikuti lomba penelitian, tetapi ia lebih sering berpartisipasi di lomba robotik.
Siswa yang mengaku seringkali mengikuti lomba serupa saat SMP ini menyampaikan tantangan terbesarnya saat membuat alat tensimeter berbasis Android adalah pada pembuatan database yang harus rinci dan lengkap.
Tantangan itu ikut dirasakan pula oleh anggota tim lainnya, Muhammad Dhesta Zafran Purnawan. Menurutnya, pembuatan database dari pasien diperlukan serinci dan sekomplit mungkin agar hasil pembacaannya bisa akurat.
Sejauh ini, kata dia, alat yang mereka ciptakan telah dimanfaatkan oleh teman-teman, saudara, serta tetangga.
"Harapannya untuk alat ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas terutama masyarakat metropolitan yang super sibuk, sehingga pengecekan dapat dilakukan sewaktu-waktu," bebernya. (TRIBUNJOGJA.COM)