HUT ke-91 PSIM Yogyakarta Tanpa Perayaan, Diharapkan Jadi Momen Kebangkitan Laskar Mataram

PSIM Yogyakarta akan merayakan hari jadinya yang ke-91 pada Sabtu 5 September besok, namun tahun ini tanpa adanya perayaan

Media Official PSIM
PSIM Yogyakarta saat melakoni laga perdana Liga 2 2020 kontra Sriwijaya FC, Maret 2020 lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tanggal 5 September adalah tanggal yang sakral bagi PSIM Yogyakarta.

Sebab, tim berjuluk Laskar Mataram ini akan merayakan hari jadinya yang ke-91 tahun ini.

Naik kasta tentu menjadi harapan utama pandemen Laskar Mataram, setelah sekian lama menyaksikan tim kebanggannya berkutat di kompetisi level kedua.

Tentu saja, PSIM tak mau lagi gagal seperti musim 2019.

Ekspektasi tinggi menyusul bergabungnya deretan pemain bintang, gagal terwujud lantaran hasil yang justru jauh dari harapan.

Memang musim ini PSIM memang tak sejor-joran musim lalu dalam perekrutan pemain.

Jelang HUT PSIM Yogyakarta, Ini Harapan dan Pesan Presiden Brajamusti

PSIM Yogyakarta Incar Lawan Selevel dalam Uji Tanding

Manajemen PSIM bahkan cenderung lebih selektif. Namun bukan berarti mereka tak serius untuk menyongsong persaingan musim ini.

Tapi penangguhan kompetisi per Maret 2020 akibat pandemi Covid-19 bak de javu bagi Seto Nurdiyantoro dan PSIM Yogyakarta.

Sebab, pada musim 2015 silam Laskar Mataram yang juga diarsiteki Seto Nurdiyantoro merasakan nasib hampir serupa, tapi bedanya saat itu kompetisi benar-benar batal digulirkan karena alasan force majeure imbas sanksi FIFA akibat dualisme di tubuh PSSI.

Pada 2015, PSIM Yogyakarta yang bermaterikan mayoritas pemain muda harus kecewa lantaran persiapan panjang serta rangkaian uji tanding yang telah dilakoni serasa sia-sia.

Kapten tim PSIM Yogyakarta, Purwaka Yudi, memimpin rekan-rekannya memasuki lapangan pada laga perdana Liga 2 2020, Maret lalu.
Kapten tim PSIM Yogyakarta, Purwaka Yudi, memimpin rekan-rekannya memasuki lapangan pada laga perdana Liga 2 2020, Maret lalu. (Media Official PSIM)

Saat seluruh pemain dalam kondisi siap tempur dan berada pada momentum tepat untuk merasakan ketatnya kompetisi, justru dipaksa menelan pil pahit lantaran batal digulirkan.

Musim 2020 situasinya hampir sama.

Suporter Laskar Mataram dalam gairah tinggi menanti racikan jitu sang juru taktik, Seto Nurdiyantoro.

Bukan tanpa alasan jika suporter menaruh ekspektasi tinggi kepada pelatih asal Kalasan ini, terlebih bila menilik catatan apik yang ia torehkan bersama tim tetangga, PSS Sleman.

Meski materi tim tak sementereng musim 2019 lalu, namun kembalinya Seto Nurdiyantoro jelas membawa optimisme yang baru.

Sekalipun Liga 2 2020 akhirnya harus di-restart akibat pandemi, dan baru dimulai Oktober 2020 mendatang.

Sekadar informasi, hari jadi klub ke-91 ini dikemas berbeda, tanpa adanya perayaan maupun event megah sebagaimana tahun lalu saat menggelar trofeo bertajuk HB X Cup dengan mengundang Timnas U-23 dan Bali United.

Perayaan tahun ini dikemas dalam bentuk online.

"Semua pihak saat ini tengah dalam situasi sulit, tengah prihatin, akibat pandemi Covid-19 saat ini. Sebab itu tak ada perayaan pada hari jadi PSIM tahun ini. Tentunya kami menghormati upaya pemerintah yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19 saat ini," ujar CEO PT PSIM Jaya, Bambang Susanto kepada Tribunjogja.com, Jumat (4/9/2020).

Starting eleven PSIM Yogyakarta saat menghadapi Sriwijaya FC pada laga perdana Liga 2 2020, Maret 2020 lalu.
Starting eleven PSIM Yogyakarta saat menghadapi Sriwijaya FC pada laga perdana Liga 2 2020, Maret 2020 lalu. (Media Official PSIM Yogyakarta)

"Adapun perayaan PSIM Yogyakarta ke-91 ini dikemas berbeda melalui Mataram Fest-Online Market. Selain untuk membangkitkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kegiatan ini juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19," tambahnya.

Momentum Kebangkitan

Hari jadi ke-91 ini diharapkan juga menjadi momentum untuk menggapai kembali kejayaan klub yang lahir 1929 silam ini.

Sembari berharap tak lagi mendapat hasil yang antiklimaks untuk musim ini, mengakhiri dahaga prestasi yang telah lama dirindu.

"Untuk hari jadi klub ke-91 ini, saya berharap semua stakeholder PSIM belajar dari pengalaman musim lalu, dan menatap masa depan dengan perubahan di semua aspek, baik manajemen maupun suporter. Menjunjung tinggi profesionalitas dan sportivitas demi nama besar klub,"

"Tentunya saya berharap hasil yang terbaik untuk musim ini. Kami berdoa dan berusaha maksimal untuk mewujudkan mimpi menuju Liga 1," tambahnya.

Pelatih PSIM Yogyakarta Apresiasi Kondisi Fisik Pemainnya

Pelatih PSIM Yogyakarta Yakin Renegosiasi Kontrak Segera Capai Titik Temu

Bambang Susanto tak memungkiri jika finansial klub turut terdampak akibat pandemi Covid-19 ini.

Meski begitu, jajaran manajemen PSIM sudah menyiapkan sejumlah kiat menghadapi persoalan ini.

"Memang secara finansial pasti mengalami masalah. Namun kami lakukan efisiensi dan tetap mencoba mencari pemasukan baik dari PSIM store maupun dari sisi sponsor, dan mencoba juga mencari peluang-peluang lain," jelasnya.

Sementara ditanya soal mimpi terbesarnya untuk PSIM Yogyakarta, Bambang berharap suatu saat bisa menyaksikan Laskar Mataram tampil di kompetisi level Asia yang diidamkan para klub profesional tanah air.

"Mimpi saya adalah PSIM menjadi klub besar dan bisa naik ke kancah internasional sekaligus membawa kebanggaan untuk masyarakat DIY dan Indonesia," harap Bambang.

Terpisah, pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro berharap hari jadi klub ke-91 ini menjadi momen kebangkitan.

"Selamat ulang tahun untuk PSIM yang ke-91, mudah-mudahan PSIM tetap selalu menjadi tim kebanggan Kota Yogya. Salah satu tim yang tertua, tetap menjadi tempat tumbuh pemain-pemain berbakat," ujar Seto.

Purwaka Yudhi (kiri), Beny Wahyudi (tengah) dan penjaga gawang Sandy Firmansyah sudah bergabung pada sesi latihan PSIM Yogyakarta di Lapangan sepak bola Tamanan, Banguntapan, Bantul, Kamis (3/9/2020).
Purwaka Yudhi (kiri), Beny Wahyudi (tengah) dan penjaga gawang Sandy Firmansyah sudah bergabung pada sesi latihan PSIM Yogyakarta di Lapangan sepak bola Tamanan, Banguntapan, Bantul, Kamis (3/9/2020). (TRIBUNJOGJA.COM/ Hanif Suryo)

"Harapannya ini juga menjadi momen kebangkitan PSIM. Kami juga mohon doa restu untuk kiprah PSIM musim ini. Harapannya guyubnya masih ada, kekeluargaan, kebersamaan, tetap akan ada. Bukan hanya kami yang ada di tim atau rekan-rekan pemain saja, tapi juga suporter-suporter yang dulu dan sekarang saling mendoakan," tambahnya.

Bicara soal peluang lolos dari babak penyisihan Grup C Liga 2 2020, Seto menilai semua klub punya kans yang sama.

"Semua tim yang ada di Grup C saya pikir merata, sama lah peluangnya. Kami punya kans yang sama, dan kekuatannya juga merata masing-masing tim. Jadi siapa yang siap, persiapan bagus, tidak ada kendala, itu tim yang akan lolos," ujar Seto.

"Jadi kita maksimalkan waktu yang ada. Kalau dibilang mepet ya mepet. Kalau dibilang masih ada waktu, ya masih ada waktu. Tapi dengan melihat kondisi pemain saat ini, saya pikir waktu yang ada masih bisa ditolerir. Tapi ya harus bekerja ekstra," imbuhnya.

Sementara itu pemain senior PSIM Yogyakarta, Beny Wahyudi berharap musim ini bisa menuntaskan harapan suporter PSIM untuk menyaksikan timnya berlaga di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air.

"Tentu harapan kita sama, semoga InsyaAllah musim ini bisa lolos ke Liga 1. Pasti itu yang menjadi harapan pemain, pendukung dan semua masyarakat Yogya," harap eks pemain PSM dan Arema ini. 

( tribunjogja.com / hanif suryo )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved