HUT ke-91 PSIM Yogyakarta Tanpa Perayaan, Diharapkan Jadi Momen Kebangkitan Laskar Mataram
PSIM Yogyakarta akan merayakan hari jadinya yang ke-91 pada Sabtu 5 September besok, namun tahun ini tanpa adanya perayaan
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tanggal 5 September adalah tanggal yang sakral bagi PSIM Yogyakarta.
Sebab, tim berjuluk Laskar Mataram ini akan merayakan hari jadinya yang ke-91 tahun ini.
Naik kasta tentu menjadi harapan utama pandemen Laskar Mataram, setelah sekian lama menyaksikan tim kebanggannya berkutat di kompetisi level kedua.
Tentu saja, PSIM tak mau lagi gagal seperti musim 2019.
Ekspektasi tinggi menyusul bergabungnya deretan pemain bintang, gagal terwujud lantaran hasil yang justru jauh dari harapan.
Memang musim ini PSIM memang tak sejor-joran musim lalu dalam perekrutan pemain.
• Jelang HUT PSIM Yogyakarta, Ini Harapan dan Pesan Presiden Brajamusti
• PSIM Yogyakarta Incar Lawan Selevel dalam Uji Tanding
Manajemen PSIM bahkan cenderung lebih selektif. Namun bukan berarti mereka tak serius untuk menyongsong persaingan musim ini.
Tapi penangguhan kompetisi per Maret 2020 akibat pandemi Covid-19 bak de javu bagi Seto Nurdiyantoro dan PSIM Yogyakarta.
Sebab, pada musim 2015 silam Laskar Mataram yang juga diarsiteki Seto Nurdiyantoro merasakan nasib hampir serupa, tapi bedanya saat itu kompetisi benar-benar batal digulirkan karena alasan force majeure imbas sanksi FIFA akibat dualisme di tubuh PSSI.
Pada 2015, PSIM Yogyakarta yang bermaterikan mayoritas pemain muda harus kecewa lantaran persiapan panjang serta rangkaian uji tanding yang telah dilakoni serasa sia-sia.

Saat seluruh pemain dalam kondisi siap tempur dan berada pada momentum tepat untuk merasakan ketatnya kompetisi, justru dipaksa menelan pil pahit lantaran batal digulirkan.
Musim 2020 situasinya hampir sama.
Suporter Laskar Mataram dalam gairah tinggi menanti racikan jitu sang juru taktik, Seto Nurdiyantoro.
Bukan tanpa alasan jika suporter menaruh ekspektasi tinggi kepada pelatih asal Kalasan ini, terlebih bila menilik catatan apik yang ia torehkan bersama tim tetangga, PSS Sleman.
Meski materi tim tak sementereng musim 2019 lalu, namun kembalinya Seto Nurdiyantoro jelas membawa optimisme yang baru.