PSS Sleman
Konflik Internal PSS Sleman : Fatih Chabanto Tak Digaji 3 Bulan dan Jawaban Marco Garcia Paolo
Dirut PT PSS, Marco Garcia Paulo angkat bicara soal tudingan Fatih Chabanto yang sebut dirinya sembunyi dan ingkar janji soal gaji yang belum dibayar.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - PSS Sleman tengah diterpa konflik internal.
Hal tersebut diketahui seusai Fatih Chabanto, pria yang sempat menjabat posisi CEO PT PSS mengaku tak menerima gaji sejak Maret 2020, padahal ia merasa masih terikat kontrak dengan klub berjuluk Super Elang Jawa tersebut.
Fatih mengaku kecewa dengan Direktur Utama PSS saat ini, Marco Garcia Paulo sebab hak-haknya tak dibayarkan sejak Maret 2020.
Meski posisi CEO klub ditiadakan berdasar hasil RUPS PT PSS, 9 Maret 2020, namun Fatih merasa masih ada kontrak dengan PSS yang belum selesai.
Sekadar informasi, Marco menyandang jabatan Dirut melalui RUPS PT PSS pada 9 Maret 2020 lalu.
Selain Marco, jabatan Komisaris Utama ditunjuk Agoes Projosasmito. Dalam RUPS, ternyata tidak membahas susunan pengurus di bawah direksi, termasuk jabatan CEO yang dijabat Fatih Chabanto.
• Dejan Antonic Sudah Rancang Program Latihan untuk PSS Sleman
Namun sehari setelah RUPS, Marco menghubungi Fatih dan minta bertemu.
Dalam pertemuan, Marco menjelaskan bahwa jabatan CEO ditiadakan.
Tapi, lanjut Fatih, Marco justru minta agar dirinya untuk ke Jakarta guna membahas persoalan IPO dalam tiga tahun ke dapan serta pengembangan bisnis di Tahun 2020.
"Beberapa hari kemudian saya ke Jakarta via Bandung karena kebetulan ada pertandingan away PSS ke Bandung tanggal 15 Maret. Tiba di Jakarta, tak lama ada lockdown akibat pandemi Covid 19. Saat lockdown hubungan saya dengan Marco masih terjalin walaupun tidak intens. Tapi kemudian pada 20 April 2020, tiba-tiba saya mendapat Whatsapp dari asisten Marco, Glessen yang menyatakan bahwa mobil operasional CEO harus dikembalikan padahal mobil itu melekat pada CEO hingga akhir kontrak. Dalam kontrak jelas ada pasal bahwa CEO dapat mobil operasional," kata Fatih.
Sejak itulah, Fatih menjelaskan, komunikasi dengan Marco terputus, baik itu telepon, SMS, whatsapp maupun email.
Meskipun begitu, dia tetap berinisiatif untuk selalu berkoordinasi dengan Manajer Keuangan PSS agar selalu memasukkan gaji atas namanya sebagai CEO.
Infomasi dari keuangan, nama Fatih selalu masuk dalam daftar yang berhak menerima gaji.
Hanya saja, ketika eksekusi, gajinya selalu dicoret tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu dengan yang bersangkutan.
"Saya gak ngerti kenapa gaji saya dicoret? Sementara gaji karyawan lainnya dan pemain tetap diberikan," ujar Fatih yang tidak digaji sejak Maret lalu.
• Soal Masa Depan di PSS Sleman, Ini Jawaban Aaron Evans
Fatih juga menceritakan, pada pertengahan Juni ada panggilan rapat mediasi yang difasilitasi oleh Disnaker DI Yogyakarta antara manajemen PT PSS dengan mantan karyawan yaitu Ivan, Ester, dan Vebtin.
Saat itu, Marco menelponnya dan meminta agar Fatih ikut mediasi via zoom agar permasalahan tersebut diselesaikan.
Dalam percakapan telepon tersebut, Marco berjanji akan membereskan urusan keterlambatan gajinya.
"Anehnya, setelah mediasi itu komunikasi terputus lagi. Saya berkali-kali telepon Marco selalu tidak aktif atau tidak diangkat, bahkan email, SMS dan whatsapp," katanya.
Hingga pertengahan Juli, Fatih akhirnya mengajukan permohonan ke Disnaker DIY untuk memediasi dengan Marco.
Laporan itu ternyata diketahui Marco.
Pada Minggu tanggal 2 Agustus 2020, Marco telepon Fatih dan minta agar persoalan ini dapat diselesaikan tanpa mediasi Disnaker.
"Saya diminta agar tidak melibatkan Disnaker dengan imbalan gaji saya selama tiga bulan akan dibayarkan. Saya pun menolak. Karena kewajiban PT PSS kepada CEO bukan hanya gaji tapi juga kewajiban lainnya yakni fasilitas rumah dan komisi pengembangan bisnis. Dua hal ini ada di kontrak. Selain itu, juga Ada penggantian reimburse selama tiga bulan dari Januari hingga Maret," tegas Fatih.
• PSS Sleman Komunikasi Intens dengan Agen Aaron Evans
Dirut PT PSS Marco Garcia Paolo Angkat Bicara
Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Marco Garcia Paulo angkat bicara soal tudingan Fatih Chabanto yang menyebut dirinya sembunyi dan ingkar janji soal gaji yang belum dibayarkan.
Marco yang baru menyandang posisi Dirut PT PSS melalui RUPS, 9 Maret 2020 mengatakan, sebenarnya tudingan Fatih tak ingin ia tanggapi.
Sebab, ia memilih menyelesaikan persoalan ini melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY, sebagaimana langkah yang sudah dipilih oleh Fatih.
Marco menyayangkan sikap Fatih yang justru membeberkan masalah itu ke media massa.
Padahal, lanjut Marco, kasus tersebut sudah dibawa ke Disnakertrans DIY untuk proses penyelesaian.
"Sebenarnya saya tidak mau counter, buat apa ini menjadi konsumsi publik. Artinya dilaporkan ke Disnakertrans, kan akan ketemu nanti di sidang Disnakertrans. Tidak perlu curhat seperti itu," kata Marco ditemui di Sleman, Kamis (13/8/2020).
"Tapi saya harus mengklarifikasi karena ini turut membawa nama PT PSS," tambahnya.
Dijelaskan Marco, posisi CEO PSS benar sudah ditiadakan berdasar RUPS PT PSS, 9 Maret 2020 lalu.
• Respon Positif Hasil Manajer Meeting Liga 1 2020, PSS Sleman Kian Mantap Persiapkan Tim
Sehingga secara otomatis, Fatih tidak lagi menjabat sebagai CEO PSS.
Keputusan tersebut, lanjut Marco, juga sudah berbadan hukum dan tercatat di notaris.
"Setelah pengumuman ditiadakannya posisi CEO, beliau minta kontraknya tetap dilanjut sampai selesai meski bukan lagi di posisi CEO. Atas dasar itu, kami sampaikan ke stakeholder, dan beliau diputuskan untuk bantu cari sponsor untuk PSS di Jakarta saja," kata Marco.
Kemudian soal gaji yang belum dibayarkan, hal tersebut Marco benarkan.
Namun hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab mobil operasional yang sebelumnya dipergunakan bagi CEO PSS, masih dibawa Fatih ke Jakarta.
"Dicoret tidak dapat gaji memang iya, karena masih bawa mobil operasional PT PSS ke Jakarta. Sehingga manajemen memutuskan untuk tidak memberikan gaji sampai mobil operasional PT PSS dikembalikan. Tidak tahunya beliau lapor ke Disnakertrans dengan berbagai tuntutannya," jelas Marco.
Ia pun menegaskan, bila ia tidak menghindar dari persoalan ini, begitu pun ketika ia disebut tidak merespon komunikasi dari Fatih Chabanto.
"Semua dibawa Disnaker, tidak masalah buat kami, akan kami selesaikan secara detail. Akan kelihatan, saya bukan sembunyi tapi sibuk, prioritas saya bukan hanya pak Fatih saja," kata Marco.
"Bagaimana pun beliau pernah di PSS, tapi tidak perlu menjelekkan klub. Saya tidak malu dilaporkan Disnaker, memang harus diselesaikan, saya percaya ini tidak mengganggu persiapan tim," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)