Drama Korea
Pelajaran Hidup! Ini Hal-hal Positif yang Bisa Dipetik dari Drakor It’s Okay to Not be Okay
Drama Korea ‘It’s Okay to Not be Okay’ baru saja selesai. Perjalanan Moon Gang Tae, Moon Sang Tae, Koo Moon Yeong dan sederet pemeran memberikan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Drama Korea ‘It’s Okay to Not be Okay’ baru saja selesai. Perjalanan Moon Gang Tae, Moon Sang Tae, Koo Moon Yeong dan sederet pemeran memberikan banyak pelajaran untuk para penonton.

Tribunjogja.com merangkum sederet pelajaran yang bisa diambil dari drama ‘It’s Okay to Not be Okay’. Berikut pelajarannya:
1. Menjadi orangtua itu sulit dan butuh kesiapan

Kisah sedih Koo Moon Yeong berasal dari orangtuanya yang abai dengan perkembangan sang putri. Ayahnya, Koo Dae Hwan merupakan orang kaya.
Ia bahkan membuatkan rumah layaknya kastil untuk Koo Moon Yeong. Namun, ia membunuh istrinya, Doi Hui Jae yang juga merupakan penulis terkenal ‘Penyihir dari Barat’.
Dae Hwan tak bisa memendam emosi mengetahui Hui Jae bersikap acuh kepadanya.
Hui Jae sendiri seperti psikopat. Ia tidak segan membunuh ibu Moon hanya karena sepatah kata. Bahkan, ia memengaruhi Moon Yeong dirinya tak jauh berbeda dengan orangtua.
Situasi ini membuat Moon Yeong tak bisa berempati dengan seseorang. Sikapnya dingin dan defensif.
Padahal, ia adalah seorang penulis buku anak-anak yang biasanya memiliki empati luar biasa untuk tumbuh kembang anak.
Ia juga memiliki problem dengan temperamennya dan merasa sangat kesepian.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Moon Yeong bisa berubah karena kehadiran Sang Tae dan Gang Tae.
• Rekomendasi 10 Drama Korea Terbaik dan Bikin Baper Hingga Pertengahan Tahun 2020
2. Setiap orang tetap harus bersosialisasi

Masih ingat kata-kata Direktur RS Jiwa OK, Oh Ji Wang sesaat sebelum Hui Jae ditangkap polisi? Ia berkata bahwa manusia itu pada dasarnya lemah, sehingga perlu bersosialisasi agar tidak lemah sendiri-sendiri.
Oh Ji Wang juga sempat bertanya, kapan Hui Jae akan sepenuhnya menjadi manusia. Sebab, manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup seorang diri.
Di drakor ini, terlihat perkembangan karakter Moon Yeong setelah dirinya berkenalan dengan Gang Tae dan Sang Tae.
Moon Yeong yang awalnya dingin menjadi lebih manusiawi dan mengurangi sifatnya yang tempramental. Ia kemudian menyadari bahwa dirinya tak sama dengan sang ibu yang merupakan psikopat.
• Inilah Deretan Drama Korea Romantis Terbaru Bulan Agustus Tayang di Netflix
3. Harus menemukan jati diri

Situasi keluarga yang rumit membuat Gang Tae, Sang Tae dan Moon Yeong belum bisa menemukan jati diri di usia mereka yang cukup tua.
Sehingga, mereka masih banyak berkutat di kesedihan dan emosi karena belum menemukan apa yang mereka mau.
Gang Tae bekerja sebagai perawat karena merasa itu adalah takdirnya dan bukan sesuatu yang ia senangi. Sang Tae menjadi pelukis karena tidak tahu mau kerja apa. Sementara, Koo Moon Yeong menjadi penulis anak karena tidak bisa bersosialisasi.
Kemudian, mereka pun menemukan jati diri masing-masing setelah melalui serangkaian kisah menyedihkan.
• Deretan 6 Kisah Friendship Goals di Drama Korea, Akrab dan Saling Mendukung
4. Hal yang buruk tak perlu dilupakan, tapi ditimpa dengan pengalaman yg baik

Moon Yeong ingin melupakan ibunya karena perilaku kasar kepada kedua saudara lainnya. Namun, ketika melihat Sang Tae menimpa gambar kupu-kupu, ia sadar, itu tak perlu dihilangkan.
Pengalaman buruk tidak perlu dilupakan tapi bisa ditimpa dengan hal yang baik.
Masa lalu Koo Moon Yeong tak bisa diubah, namun bersama Sang Tae dan Gang Tae ia bisa merasakan banyak hal baik ke depannya.
Kepada sang ibu, Moon Yeong justru berterimakasih karena tidak menjadi sepertinya. Ia yakin bahwa dirinya bukan monster seperti Doi Hui Jae.
Ia adalah manusia penuh simpati dan empati dan mengurangi masalah temperamentalnya.
5. Anak autis juga punya kesempatan untuk bekerja sempurna

Moon Sang Tae terlahir sebagai anak autis. Namun, ia bisa menepis anggapan bahwa anak berkebutuhan khusus tidak bisa bekerja.
Pekerjaan Moon Sang Tae adalah seorang ilustrator dan dirinya bisa mengerjakan itu dengan baik. Gambarnya bagus dan ia juga bisa memahami apa yang diinginkan klien.

Bahkan, bersama Koo Moon Yeong, ia bisa menerbitkan buku ‘Mencari Jati Diri Sesungguhnya’. Ia memang harus banyak belajar, tapi bukan berarti tidak bisa.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )