Kekeringan Mulai Meluas, 262 Pedukuhan di Gunungkidul Mulai Kesulitan Air Bersih
Kekeringan Mulai Meluas, 262 Pedukuhan di Gunungkidul Mulai Kesulitan Air Bersih
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dampak dari musim kemarau di wilayah Kabupaten Gunungkidul mulai dirasakan oleh masyarakat.
Warga di ratusan pedukuhan mulai merasakan kesulitan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki menyampaikan pihaknya mendata ada sekitar 262 pedukuhan yang sudah terdampak kekeringan.
"Saat ini yang terdampak ada 8 dari 18 kapanewon yang ada. Beberapa di antaranya sudah mengajukan bantuan air bersih," kata Edy dihubungi pada Minggu (09/08/2020).
Secara rinci, kapanewon yang mengalami kekeringan menurut BPBD Gunungkidul adalah Girisubo, Paliyan, Purwosari, Rongkop, Saptosari, Semanu, dan Tanjungsari.
Sementara yang sudah mengajukan bantuan distribusi atau dropping air bersih adalah Kapanewon Rongkop, Girisubo, Semanu, dan Purwosari. BPBD Gunungkidul sendiri sudah mulai melakukan dropping sejak 22 Juli lalu.
• Viral Video Istri Tua di Sumut Robohkan Rumah Istri Muda Pakai Eskavator Hingga Rata dengan Tanah
• BREAKING NEWS : Kronologi Rumah Mbah Sukini Terbakar, Lupa Kalau Sedang Memasak Pakai Tungku
• Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemi, PSIM Yogyakarta Gelar Mataram Fest-Online Market
Kendati demikian, Edy mengungkapkan ada kendala terkait akses menuju lokasi yang membutuhkan air bersih.
Sebab banyak jalan masuk pemukiman yang ditutup lantaran resah dengan pandemi COVID-19.
"Karena itu kami meminta masyarakat membuka akses menuju pemukiman, untuk memudahkan distribusi air bersih," ujar Edy.
Kendala lainnya adalah sejumlah mobil tangki yang mengalami kerusakan.
Saat ini BPBD Gunungkidul hanya bisa mengoperasikan 4 dari 7 mobil tangki untuk distribusi air bersih.
Menurut Edy, mobil tangki yang ada saat ini digunakan sejak 2010 dan 2012. Melihat usia kendaraan ditambah penggunaannya yang cukup intens, Edy mengatakan sudah waktunya diganti dengan kendaraan yang baru.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Keuangan dan Aset (BKAD) Gunungkidul, termasuk menarik 10 kendaraan tangki milik Pemkab yang ada di kapanewon," jelasnya. (Tribunjogja/Alexander Ermando)