Jawa
Anak-anak di Perbatasan Magelang Manfaatkan Wifi Gratis dari Warga untuk Belajar Daring
Internet gratis oleh warga ini diharapkan dapat meringankan beban siswa yang kesulitan kuota internet, yang tinggal di perbatasan Magelang-Purworejo.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Anak-anak pelajar sekolah di Dusun Telogosari, Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, memanfaatkan wifi gratis yang disediakan oleh warga di beranda rumah untuk belajar daring, Jumat (7/8/2020).
Internet gratis oleh warga ini diharapkan dapat meringankan beban siswa yang kesulitan kuota internet, yang tinggal di perbatasan Magelang-Purworejo ini.
Seorang warga, Suroso Singgih (49), mengatakan, wifi untuk anak-anak belajar daring ini terjadi secara alami.
Ia mengungkapkan, di dusunnya, banyak warga yang anaknya membutuhkan koneksi internet untuk belajar daring.
• Viral Medsos, Warkop Ini Sediakan Internet dan Teh Hangat Gratis untuk Siswa yang Belajar Daring
Sementara itu, di masa pandemi ini, banyak warga setempat yang kehilangan pendapatan sementara, sehingga mengalami kesulitan membeli kuota internet yang cukup mahal.
Sinyal selular tak cukup bagus, sedangkan konten pembelajaran daringnya juga membutuhkan kuota dan sinyal cukup.
"Terjadi secara alami saja. Kebetulan dusun kita membutuhkan jaringan internet. Kebetulan kita memasang indihome dan wifinya. Model belajar daring di masyarakat, ternyata tak setiap waktu orangtua memiliki kemampuan membeli paket data. Paket data juga cukup mahal, apalagi di pedesaan. Tak semua operator selular juga bagus sinyalnya. Sementara konten daring banyak video, butuh keluatan sinyal dan kuota cukup," kata Singgih, saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/8/2020).
Sudah sekitar sebulan terakhir ini, anak-anak yang merupakan warga sekitar ini belajar daring dengan menggunakan wifi gratis ini.
Mereka belajar di beranda mulai pukul 08.00-14.00 WIB, bergantung jadwal sekolah masing-masing.
"Anak-anak belajar di beranda. Kadang di dalam (di ruang tamu). Kalau ada konten yang butuh komputer atau layar besar televisi, tersedia untuk menyetel konten pembelajaran. Jadwalnya bergantung jadwal sekolah. Dari pagi sampai pukul 14.00 siang. Anak-anak dari SD, SMP, hingga SMA," ujar Singgih.
• Demi Dapatkan Sinyal Internet, Mahasiswa dan Pelajar di Magelang Terpaksa Ngemper di Pinggir Jalan
Warga setempat memang banyak yang bekerja di sektor informal.
Mereka berprofesi sebagai pekerja angkutan.
Karena pandemi ini, mereka jadi kehilangan pendapatan sementara.
Sehingga mereka harus putar otak memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk kuota internet untuk belajar daring anak mereka.
"Adanya ini menjadi solusi sistem belajar. Kurang lebih ada 12-20 anak yang memanfaatkan belajar di sini. Sudah sebulan dari bulan Juni. Kebetulan desa sini pas sinyalnya cukup," kata Singgih.
Harapannya, adanya wifi gratis ini, anak-anak sekolah dapat mengerjakan tugas yang diberikan daring, karena ternyata tak enteng mengerjakan tugas dan PR daring yang begitu banyak.
Wifi gratis ini juga dapat dicontoh oleh desa lainnya, karena biayanya juga tak mahal dan pemasangannya mudah.
"Harapan terpendek anak sekolah mampu mengerjakan tugas yg diberikan online, ternyata gak enteng. Volume dan jumlah tugas kalau dikerjakan bisa seharian. Kalau kemudian keluarga akses internet terbatas, anak kesulitan. Belum lagi memahami konten pembelajaran. Harapan, anak-anak sekolah mampu mengerjakan tugas yang diberikan dan tak terkendala masalah internet," kata Singgih.
• Kampung Cerdas, Kampung Sanggrahan Diharapkan Melek Internet
"Kedua, ini bisa diikuti teman lain di banyak desa. Di situasi pandemi ini, masyarakat bisa bahu membahu sesusi kemampuan apa yang dimiliki, mengatasi masalah yang ada. Selain itu harapannya, ada menggerakan relawan yg background pendidikam untuk mendampingi anak-anak belajar, karena permasalahan bukan sebatas akses internet, tapi anak-anak juga harus mampu serap konten pelajaran," pungkas Singgih.
Seorang pelajar, Hanania Inawati (14), pelajar kelas 9 SMP Negeri 1 Salaman, mengatakan, adanya wifi gratis ini, ia merasa terbantu.
Semula, ia hanya belajar di rumah, tetapi terkendala kuota internet yang mahal dan sinyal yang susah.
Ia pun memanfaatkan wifi gratis ini untuk belajar daring setiap hari.
"Semula saya belajar di rumah, kemudian ditawarin Pakde Mamek (Pak Singgih) belajar di sini. Kuota saya beli sebulan itu Rp 75 ribu, agak mahal. Terus di dusun saya, di Dusun Sabrang susah sinyal. Maka ada ini bisa terbantu. Saya bisa belajar daring setiap hari dari 7.30-12.00. Dengan ini sangat terbantu, internet gratis. Harapannya bisa ada bantuan kuota internet dan wifi di dusun saya," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)