Kisah Penyapu Jalan di Kukar Nabung 15 Tahun, Berkurban Sapi dan Kambing Hingga Dapat Hadiah Umrah
Kisah Penyapu Jalan di Kukar Nabung 15 Tahun, Berkurban Sapi dan Kambing Hingga Dapat Hadiah Umrah
TRIBUNJOGJA.COM, SAMARINDA - Dedikasi Nenek Sumiyati (71), seorang petugas penyapu jalan di Kutai Kertanegara yang menabung selama 15 untuk bisa berkurban sapi dan kambing pada Idul Adha 1441 hijriah kemarin berbuah rezeki yang luar biasa.
Nenek Sumiyati sebelumnya berkurban satu ekor sapi dan seekor kambing setelah menabung selama 15 tahun.
Nenek Sumiyati membeli sapi seharga Rp 18 juta dan kambing seharga Rp 4,7 juta.
Keteladanan Nenek Sumiyati itu akhirnya sampai di telinga Bupati Kutai Kertanegara Edy Damansyah.
Sebagai penghargaan atas keteladanan petugas penyapu jalan tersebut, Edy akhirnya menghadiahi Nenek Sumiyati umrah gratis.
“Meski di tengah keterbatasannya tapi nenek (Sumiyati) masih bisa berkurban untuk banyak orang.
Karena itu, saya beri dia hadiah umrah gratis,” kata Edy kepada Kompas.com, Senin (3/8/2020).
Menurut Edy, sosok nenek Sumyati patut dicontoh.
Sebab, punya tekad dan keinginan kuat untuk berkurban.
“Kita doakan semoga beliau diberi kesehatan dan umur panjang,” pungkas dia.

Dua hewan tersebut ia beli dengan harga sapi Rp 18 juta dan kambing Rp 4,7 juta.
Uang itu merupakan hasil keringat kerjanya yang ditabung selama 15 tahun.
"Saya tabung pakai emas.
Hasil kerja, hasil jualan, campur aduk sedikit demi sedikit saya beli emas,” terang dia.
Setelah 15 tahun lamanya, Sumiyati mendapat empat gelang emas dan cincin.
Gelang dan cincin emas itu kemudian dia jual senilai Rp 19 juta ditambah dengan uang tabungan hasil jualan Rp 5 juta.
Uang itu yang ia gunakan untuk beli sapi dan kambing.
Saat ini nenek Sumiyati sebagai penyapu jalan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kutai Kartanegara.
Setiap bulan, dia terkadang mendapat gaji Rp 2,5 juta.
Selain menyapu jalan, Sumiyati juga jualan kecil-kecilan di tepi Jalan Diponegoro, Tenggarong
Di situ juga Sumiyati tinggal sendirian sambil jualan minuman kemasan, makanan ringan dan lainnya.
"Saya sudah cerai lama. Belasan tahun lalu. Saya tinggal sendirian di sini.
Punya empat anak tapi tinggal terpisah," terang Sumiyati.
Sumiyati mengutarakan niatnya membeli hewan kurban demi akhirat.
"Dunia tidak ada apa-apanya, Nak. Akhirat yang penting," tegas dia.
Sebelum jadi penyapu jalan, Nenek Sumiyati sempat bekerja pemulung.
Dia mengumpulkan botol-botol kemasan plastik, kardus dan barang bekas lainnya kemudian dia jual.
"Tapi sekarang sudah enggak lagi. Sekarang sapu jalan sama dan jualan kecil-kecilan," tutup dia. (*)