Viral Medsos, Warkop Ini Sediakan Internet dan Teh Hangat Gratis untuk Siswa yang Belajar Daring
Biasanya, apa yang akan Anda beli ketika Anda di warung kopi atau warkop? Mungkin satu gelas kopi dan camilan ringan, seperti gorengan atau jajanan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Biasanya, apa yang akan Anda beli ketika Anda di warung kopi atau warkop? Mungkin satu gelas kopi dan camilan ringan, seperti gorengan atau jajanan yang disediakan.
Nah, di Surabaya, ada warkop yang menyediakan akses internet dengan teh hangat gratis, bukan untuk para pengunjungnya, melainkan untuk anak-anak yang sedang belajar daring.
Diketahui, siswa sekolah kini hanya diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar secara daring. Maka, banyak dari mereka yang butuh akses internet.
Maka, Warkop Pitulikur yang terletak di Jalan Bagong, Tambangan No 32, Surabaya mulai memberikan fasilitas gratis akses internet terbatas hanya untuk 10 orang setiap hari tanpa dipungut bayaran.
Para siswa yang belajar di sana bisa mengikuti banyak kegiatan, seperti pertemuan via Zoom dengan guru atau mengerjakan tugas. Namun, akses internet itu tidak boleh digunakan untuk bermain game.
“Hari pertama adek-adek kita lagi semangat belajar via daring atau belajar jarak jauh yang memanfaatkan wi-fi di Warkop Pitulikur secara gratis dan free teh hangat juga,” tulisnya dalam unggahan Instagram @warkoppitulikur.
“Mungkin bisa dimanfaatkan untuk siswa siswa lain yang tidak punya paket data atau kuota internetnya terbatas. Bisa belajar secara virtual di Warkop Pitulikur tanpa kebingungan memikirkan paket data. Ingat ya, hanya untuk belajar bukan main game online atau lainnya,” tambah unggahan itu.
Di media sosial, warkop ini menjadi viral. Banyak orang menilai ini adalah tindakan yang bagus dari seorang pemilik warkop.
Banyak dari netizen yang juga meminta pemerintah setempat ikut mencarikan solusi terkait jaringan internet. Sebab, masih banyak siswa yang kesulitan internet jika belajar daring.
Dilansir dari Kompas, Pemilik Warkop Pitulikur Husin Ghozali, biasa dipanggil Cak Cong, mengatakan, ide pemberian fasilitas bagi pelajar itu didasari rasa keprihatinannya.
Yaitu saat melihat para pelajar yang harus mengikuti pembelajaran daring setiap hari, padahal harga kuota internet yang dibutuhkan tentu tidaklah murah.
"Saya juga wali murid, jadi ikut merasakan itu, banyak keluhan orang tua di grup kelasnya anak-anak. Saya kemudian mempunyai inisiatif sendiri gimana caranya agar warkop saya ini bisa dipakai untuk belajar," kata Cak Cong saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/7/2020).
Dia merasa tergerak untuk membantu para pelajar yang kesulitan mengakses internet, tujuannya adalah agar mereka tidak tertinggal dengan teman-temannya yang lain.
"Covid-19 belum selesai, proses belajar-mengajar ya jangan sampai terhambat lah. Walaupun dengan kondisi sulit seperti ini, tetap harus belajar, itu saja," kata Cak Cong.
Meski memperbolehkan siswa datang ke warkopnya, Cak Cong tetap membuat kesepakatan dengan mereka agar tetap jaga jarak. Protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan cuci tangan wajib dilakukan.
Ia juga membatasi pengunjung. Bila sebelumnya Warkop Pitulikur mampu menampung lebih dari 100 pengunjung, kini Cak Cong hanya membatasi pengunjung yang datang maksimal 50 orang.
"Kita punya konsep Tri Wani dengan teman-teman Bonek (Bondo Nekat, suporter klub Persebaya Surabaya) itu. Wani cuci tangan, wani nganggo masker, lan wani njaga jarak. Kita terapkan itu dengan ketat, supaya adik-adik belajarnya tidak terganggu dan menunjukkan kalau warkop itu bukan tempat penyebaran virus," kata Cak Cong.
Hal itu ia lakukan karena ingin menyampaikan pesan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja, sekaligus untuk menunjukkan bahwa warkop bukanlah tempat penyebaran virus.

Tak hanya itu, ia menceritakan ada saja kelakuan unik yang dilakukan oleh para pelajar yang sedang memanfaatkan fasilitas dari Warkop Pitulikur.
Salah satunya adalah hanya memakai seragam bagian atas saja saat mengikuti pelajaran via Zoom.
"Kalau waktunya meeting pakai Zoom seragamnya dipakai, tapi yang dipakai cuma atasannya saja, jadi bawahnya pakai celana pendek. Lucu sih ndelok arek-arek seperti itu, tapi menurut saya bagus berarti semangat belajarnya ada," kata Cak Cong.
Ia mengapresiasi para pelajar yang masih memiliki semangat belajar, meskipun saat ini sedang diterpa situasi sulit karena pandemi virus corona.
Selain itu, Cak Cong juga menuturkan bahwa pelajar juga senang dengan hadirnya fasilitas tambahan di Warkop Pitulikur ini.
Ia juga mengaku bahwa operasional warkop tidak terganggu dengan adanya fasilitas yang menarik minat pelajar ini.
"Saya malah senang, adik-adik bisa terbantu. Saya nggak mengharapkan keuntungan-keuntungan. Ya sewajarnya, kapan kita ngasih orang, kapan untuk diri kita, kapan untuk berbuat baik. Ini kan masa sulit, semua harus saling bersatu saling membantu," kata Cak Cong.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )