Pelaku UMKM Harus Mampu Beradaptasi dan Bertransformasi ke Sistem Penjualan Daring

Adanya pandemi harus bisa menjadi momen para pelaku UMKM untuk memulai penjualan secara digital.

The Guardian Nigeria
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus mampu beradaptasi serta bertransformasi ke penjualan daring untuk memperluas pasar di era serba canggih saat ini.

Menurut Kepala Bidang Layanan Kewirausahaan, Dinas Koperasi dan UKM DIY, Wisnu Hermawan, adanya pandemi harus bisa menjadi momen untuk memulai penjualan secara digital.

"Ke depannya, penjualan secara daring pasti akan terus diterapkan oleh pelaku usaha. Mengingat, semua orang membutuhkan kecepatan saat bertransaksi. Maka, perlu para UMKM khususnya di DIY untuk mulai beradaptasi dan bertransformasi sesuai dengan keinginan pasar, jangan sampai terlambat," jelasnya kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Senin (20/07/2020).

Penggunaan penjualan secara digital pun ditelusuri oleh Dinas koperasi dan UKM DIY melalui aplikasi siBakul (aplikasi penjualan UMKM Pemda DIY), di mana ditemukan UMKM yang cepat beradaptasi dan bertransformasi akan lebih bertahan dibandingkan UMKM yang lamban dalam penyesuaian pasar.

Wisnu mengatakan, UMKM yang paling cepat beradaptasi dan tramsformasi berasal dari sektor kuliner.

"Penjualan didominasi sektor kuliner, sebesar 92 persen. Kemudian diikuti UMKM pembuatan alat pelindung diri (APD). Ini menunjukkan bahwa saat ini pasar membutuhkan produk makanan. Maka, UMKM harus bisa membaca peluang sehingga bertahan di tengah pandemi bisa dilakukan," ujarnya.

Sementara itu, dari 400 UMKM yang tergabung dalam aplikasi siBakul.

Sebanyak 52 persen memilih untuk memasarkan produk kuliner selama masa pandemi.

Padahal, UMKM yang tergabung dalam aplilasi siBakul tak hanya sektor kuliner melainkan diikuti pula dengan sektor kerajinan tangan, fashion, mebel dan jasa.

"Ya, dari 400 UMKM yang tergabung di aplikasi siBakul. Sekitar 70 persen beralih produksi menjadi bidang kuliner. Tentu, ini tidak masalah karena mereka (UMKM yang beralih produksi) paham akan situasi pasar pada kondisi seperti ini," terangnya.

Dari beberapa pengamatan tersebut, Wisnu mengatakan, penjualan secara digital tidak bisa dipandang sebelah mata.

Nantinya, ini akan menjadi gaya baru masyarakat dalam sektor apapun.

"Makanya, kami terus lakukan sosialiasi agar UMKM turut andil dalam penjualan secara online. Karena kedepannya semua sektor akan berubah secara digital. Untuk saat ini, contoh kecilnya sektor makanan yang mulai digandrungi masyarakat dengan pembelian secara digital. Tak menutup kemungkinan, hal ini juga akan terjadi pada sektor-sektor lainnya," terang Wisnu.

Sekarang saatnya, bagi pelaku UMKM, untuk belajar membiasakan penjualan secara digital.

Karena, kemungkinan besar ke depannya penjualan akan dilakukan melalui pasar digital.

Maka, UMKM khususnya wilayah DIY harus sudah terbiasa dan mampu dalam penggunaan platform pemasaran secara daring. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved