Disdik Sleman Gaungkan Donasi Gawai untuk Siswa yang Tak Miliki Ponsel karena Faktor Ekonomi
Program itu dilakukan agar seluruh siswa bisa mendapatkan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai sejak 13 Juli kemarin, Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman membuat program donasi gawai untuk siswa yang tidak memiliki handphone karena faktor ekonomi.
Program itu dilakukan agar seluruh siswa bisa mendapatkan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu ada pula program lainnya, yakni guru kunjung.
Kasi Kurikulum SMP Disdik Sleman, Sulistyaningsih, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa satuan pendidikan di Kabupaten Sleman menggaungkan program donasi gadget atau gawai.
Program ini ditujukan untuk peserta didik yang tidak mempunyai gawai karena keterbatasan ekonomi keluarga, atau dalam satu keluarga hanya satu gawai dan itupun dipakai orang tua untuk bekerja.
Sehingga tidak memungkinkan anak tersebut melakukan pembelajaran sesuai dengan jadwal.
"Bila ada siswa yang tidak memiliki gawai karena faktor ekonomi, maka sekolah mendonasi gadget yang layak pakai. Misal ada orang tua murid yang memiliki gawai namun tidak terpakai lagi, maka bisa disumbangkan," ujarnya.
"Kalau dijual juga cuma berapa rupiah, mending disumbangkan dan berguna untuk anak-anak lain," ungkapnya.
Menurutnya, program itu sudah berjalan di beberapa sekolah, meski ia menilai bahwa sangat sedikit siswa yang tidak memiliki gawai.
Selain itu dalam tahun ajaran baru ini, pihaknya juga telah menyusun SOP, baik itu pembelajaran daring penuh, pembelajaran daring dikombinasikan luring, atau hanya pembelajaran luring saja.
Untuk mengantisipasi ada siswa yang tidak memiliki handphone, maka ada sistem luring di mana jadwal pemberian tugas dibedakan dengan siswa yang bisa menerapkan daring.
"Kemudian ada sekolah yang menjadwalkan guru kunjung. Tetapi syarat dan ketentuan berlaku di masing-masing sekolah. Guru kunjung itu harus ada persetujuan dari pihak sekolah dan orang tua," urainya.
Guru kunjung harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Dalam kunjungannya pun tak melulu memberikan materi atau tugas, namun bisa juga untuk fungsi pengawasan maupun melakukan bimbingan lain yang diperlukan tiap siswa. (*)