Update Corona di DI Yogyakarta

Sekolah di Sleman Siap Lakukan Pembelajaran Jarak Jauh

Disdik Sleman menyatakan proses belajar mengajar di tahun ajaran baru yang dimulai pada 13 Juli masih menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman menyatakan bahwa proses belajar mengajar di tahun ajaran baru yang dimulai pada 13 Juli masih menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh.

Dan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tetap diberikan oleh siswa baru secara daring.

Menanggapi hal tersebut, Kepala sekolah SMPN 4 Prambanan Sudaryanto menyatakan bahwa di tahun ajaran baru ini pihaknya telah melakukan persiapan agar siswa dapat menjalankan pembelajaran di rumah secara optimal.

Media yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh ini seperti YouTube, webmeeting, google drive dan LMS Moodle.

Terkait MPLS untuk siswa kelas VII, dilakukan secara online.

Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru di Sleman Masih Dilakukan Secara Daring

Aktivitas utama yang dilakukan berupa pengenalan profil sekolah, lingkungan dan fasilitas sekolah beserta manfaat dan prosedur penggunaannya.

Selain itu juga dikenalkan kurikulum SMP, kegiatan intra dan ekstrakurikuler.

Pihak sekolah juga mengenalkan norma kehidupan saat masa pandemi baik di rumah maupun di sekolah, serta memberikan motivasi belajar.

"Kami juga mengenalkan strategi belajar daring atau jarak jauh yang dilakukan di saat pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.

Hal yang berbeda dilakukan oleh SMPN 2 Pakem yang akan melakukan pertemuan tatap muka untuk siswa kelas VII.

Kepala Sekolah SMPN 2 Pakem Triworo Setyaningsih menjelaskan, pertemuan untuk siswa baru tersebut bertujuan untuk pembagian kelas dan hanya berlangsung selama empat jam.

Menurutnya, langkah itu justru disetujui oleh orang tua siswa.

"Mereka justru senang, anak-anak mereka bisa masuk sekolah. Tapi tetap dengan protokol kesehatan, tiap kelas hanya diisi 15 siswa," paparnya.

Para siswa tetap diberi jarak antara satu sama lain, dan tidak berkerumun.

Selain itu juga mencuci tangan dan mengenakan masker.  

Pertemuan ini dilakukan agar proses pembelajaran jarak jauh ke depan dapat berjalan dengan lancar.

BREAKING NEWS : Update Covid-19 di Gunungkidul 12 Juli 2020 : Bertambah 4 Kasus Positif dalam 2 Hari

Triworo mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendata siswa yang tidak memiliki handphone dan mendata siswa yang di rumahnya memiliki masalah jaringan internet.

Dari pendataan tersebut, pihaknya akan melakukan program social gadget.  

"Program dari dinas yakni social gadget, jika ada yang punya lebih bisa diberikan ke sekolah dan digunakan anak-anak yang tidak punya handphone," terangnya.

Dengan pendataan ini maka sekolah bisa memberikan solusi bagi siswa agar tetap bisa mengerjakan tugas di rumah.

Namun demikian, jika ada siswa yang benar-benar tidak bisa mengakses pembelajaran atau tugas secara daring, pihaknya juga akan memberikan pembelajaran secara luring.

"Minimal melalui Whatsapp dikirim ke orangtua. Jika tidak punya handphone, orang tua mengambil tugas ke sekolah," jelasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved