Sebaran Kasus Virus Corona di Kota Surabaya Rabu 8 Juli 2020, Kecamatan Surabaya Timur Terbanyak
Sebaran Kasus Virus Corona di Kota Surabaya Rabu 8 Juli 2020, Kecamatan Surabaya Timur Terbanyak
TRIBUNJOGJA.COM, SURABAYA - Kasus penularan virus corona di Kota Surabaya terus meningkat.
Dikutip Tribunjogja.com dari Surabaya.tribunnews.com, pada Rabu (8/7/2020) total kasus mencapai 6517 kasus.
Kecamatan Surabaya Timur masih menjadi wilayah dengan kasus positif terbanyak yakni 2070 kasus.
Sementara wilayah dengan kasus virus corona terbanyak kedua di Kota Surabaya yakni berada di kecamatan Surabaya Selatan dengan kasus 1466.
Sedangkan Surabaya Utara dengan 1287 kasus serta Surabaya Pusat tercatat memiliki total 880 kasus.
Untuk wilayah terendah di Surabaya Barat dengan 814 kasus.
Wilayah Kasus Sembuh Meninggal
Surabaya Barat 814 338 58
Surabaya Pusat 880 348 96
Surabaya Utara 1,287 622 113
Surabaya Timur 2,070 1,016 151
Surabaya Selatan 1,466 682 107
Adapun, data virus Corona di tingkat kecamatan bisa disimak dalam uraian berikut.
Pada data tingkat kecamatan, terdapat 5 kecamatan dengan total kasus terbanyak di Surabaya.
5 Kecamatan tersebut adalah Tambaksari, Rungkut, Krembangan, Gubeng, dan Wonokromo.
Tambaksari memiliki jumlah total kasus yang jauh dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Surabaya.
Tercatat, data kasus di Tambaksari sebanyak 605 kasus, sedangkan di Rungkut 416 kasus.
Diikuti oleh Krembangan dengan 396 kasus, dan Gubeng dengan 395 kasus.
Terakhir adalah Wonokromo dengan total kasus 344 kasus.
Sementara itu, Kecamatan dengan jumlah kasus paling sedikit berada di Pakal dengan 73 kasus dan Lakarsantri 66 Kasus.
Dilansir dari situs lawan COVID-19, berikut sebaran kasus corona di Surabaya berdasarkan Kecamatan, per Senin (7/7/2020).
Kecamatan Jumlah Kasus
Sukomanungga 165
Tandes 140
Asem Rowo 100
Benowo 130
Pakal 73
Lakarsantri 66
Sambikerep 149
Genteng 164
Tegalsari 280
Bubutan 238
Simokerto 198
Pabean Cantian 161
Semampir 280
Krembangan 396
Bulak 110
Kenjeran 342
Tambaksari 605
Gubeng 395
Rungkut 416
Tenggilis Mejoyo 133
Gunung Anyar 120
Sukolilo 198
Mulyorejo 203
Sawahan 358
Wonokromo 344
Karangpilang 147
Dukuh Pakis 101
Wiyung 83
Gayungan 101
Wonocolo 155
Jambangan 132
• Pasien Virus Corona Amerika Serikat 3 Juta Kasus, Dua Kali Lipat Dibanding Brasil
• Kasus Positif COVID-19 Gunungkidul Kembali Bertambah, 2 Pasien Dinyatakan Sembuh
Masih Ada 5 Dokter PPDS Unair Surabaya yang Menjalani Perawatan Karena Terpapar Virus Corona
Direktur RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi menyampaikan bela sungkawa atas gugurnya dr Putri Wulan Sukmawati, dokter yang tengah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), akibat terpapar virus Corona atau covid-19.
Meski begitu, ditegaskan Joni, bahwa almarhumah dr Putri Wulan Sukmawati yang meninggal pada Minggu (6/7/2020), selama ini tidak ditugaskan untuk 6 dan merawat pasien Covid-19 secara langsung di ruang isolasi khusus (RIK).
Namun, karena banyaknya OTG, dimungkinkan dr Putri Wulan Sukmawati terpapar dari pasien lain atau terpapar dari OTG.
“Beliau tidak ditugaskan di RIK. Tapi beliau kan juga melayani pasien lain. Sekarang ini OTG kan banyak, oleh sebab itu protokol kesehatan dalam menggunakan alat pelindung diri terus kita perketat di rumah sakit. Tapi di luar masyarakat juga harus disiplin protokol kesehatan,” kata Joni, Senin (6/7/2020).
Selain diketahui terpapar Covid-19, almarhumah dr Putri juga diketahui memiliki komorbid. Sehingga resiko dampak infeksi covid-19 menjadi lebih tinggi.
Setelah dirawat 20 hari di rumah sakit kondisinya mengalami drop, hingga akhirnya dr Putri meninggal di usianya 33 tahun.
Saat ini di RSUD dr Seotomo merawat 1 orang mahasiswa dokter PPDS yang juga terpapar Covid-19.
Selain itu dokter PPDS yang terpapar Covid-19 sebanyak 4 orang juga diketahui sedang menjalani perawatan di RS Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya.
“Sekarang kami merawat satu orang PPDS dan di RSUA ada empat orang PPDS. Kan muternya PPDS di dua rumah sakit ini memang. Sekarang mereka yang sedang menjalani perawatan karena terpapar Covid-19, dalam kondisi baik,” tegas Joni.
Dikatakan Joni, bahwa ada banyak faktor tenaga kesehatan bisa tertular Covid-19. Pertama adalah semakin banyaknya jumlah kasus, maka probabilitas penularan akan semakin bertambah.
Sebab pasien covid-19 tidak seperti pasien biasa. Pasien dengan covid-19 membutuhkan proses diagnosa khusus, membutuhkan penapisan, membutuhkan pemeriksaan laboratorium dan juga banyak lagi penindakan yang membutuhkan kontak langsung dengan nakes. Sehingga risiko penularan memang tinggi.
“Oleh sebab itu penegakan protokol harus benar-benar dilakukan. Protokolnya ada, setiap RS sudah bikin protokol. Kedisiplinan kita semua menjadi kunci baik saat memakai APD, saat melayani dan bahkan saat melepas. Kalau kita melepas APD seenaknya bisa tertular dan menularkan ke orang lain,” tegas Joni.
Sebagaimana diketahui, Dokter Putri Wulan Sukmawati tengah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Anak meninggal dunia akibat Covid-19.
Kepergian dokter berusia 33 tahun ini mendapat penghormatan rekan se-profesi di halaman FK Unair, Senin (6/7/2020).
Kepergian dr Putri Wulan Sukmawati menambah daftar panjang dokter yang meninggal karena terpapar Covid-19.
Sebelumnya dr Berkatnu Indrawan Janguk, dr Boedhi Harsono, dr Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair), dr I S Tjahyadi dan dr Arief Basuki telah lebih dulu gugur karena Covid-19.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Update Zona Merah Surabaya 8 Juni 2020: Total 6517 Kasus COVID-19, Tertinggi Tambaksari dan Rungkut