Korea Utara Terus Produksi Senjata Nuklir, Bahkan Setelah Kim Jong-un Bertemu Donald Trump

Korea Utara memproduksi senjata nuklir meskipun ada janji denuklirisasi lengkap dengan Amerika Serikat

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
AFP/KCNA VIA KNS/STR
Gambar yang diambil pada 31 Oktober 2019 dan dirilis media Korea Utara KCNA pada 1 November 2019 menunjukkan Akademi Sains Pertahanan Korut menguji coba peluncur roket super besar di lokasi rahasia. 

TRIBUNJOGJA.COM - Korea Utara memproduksi senjata nuklir meskipun ada janji denuklirisasi lengkap dengan Amerika Serikat, menurut laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Negara tertutup itu diduga memproduksi senjata nuklir bahkan ketika KTT Tinggi AS-Korea Utara sedang berlangsung Februari tahun lalu

Laporan itu menunjukkan negara rahasia itu terus membuat senjata nuklir bahkan pada Februari tahun lalu, tepat setelah pertemuan puncak bersejarah Hanoi ketika Kim Jong-un bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

Departemen luar negeri mengungkapkan keprihatinan atas program nuklir Korut, menurut Digital Chosun dikutip Daily Star.

"Sepanjang 2019, Amerika Serikat terus memiliki keprihatinan yang signifikan mengenai program senjata nuklir Korea Utara dan kelanjutan produksi bahan fisilnya," katanya.

"Washington tetap siap untuk melibatkan Korea Utara dalam negosiasi konstruktif,” tambah laporan itu.

Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara 9KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui.
Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara 9KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui. (AFP/KCNA VIA KNS)

"Namun, sampai denuklirisasi akhir yang sepenuhnya diverifikasi tercapai, komunitas internasional tetap bersatu. Sanksi PBB dan AS akan tetap ada dan akan ditegakkan sepenuhnya."

Korea Utara mengoperasikan fasilitas nuklir selama 2018 dan 2019 selama pembicaraan AS-Korea Utara tentang denuklirisasi, menurut laporan dari Badan Energi Atom Internasional.

"Ada indikasi kegiatan penambangan, penggilingan dan konsentrasi yang sedang berlangsung di lokasi yang sebelumnya dinyatakan sebagai tambang uranium Pyongsan dan pabrik konsentrasi uranium Pyongsan," ungkap laporan itu.

"Ada juga indikasi fasilitas pengayaan uranium centrifuge di Pabrik Fabrikasi Batang Bahan Bakar Nuklir Yongbyon, termasuk pengoperasian unit pendingin.'"

Menurut sebuah spekulasi, laporan pergerakan komponen reaktor utama diamati di halaman konstruksi air ringan di Yongbyon.

Foto tangkapan layar yang diambil dari tayangan stasiun televisi Korea Utara, KCTV, pada 1 Agustus 2019, yang memperlihatkan siluet Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang melihat peluncuran rudal balistik di lokasi yang tidak diketahui.
Foto tangkapan layar yang diambil dari tayangan stasiun televisi Korea Utara, KCTV, pada 1 Agustus 2019, yang memperlihatkan siluet Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang melihat peluncuran rudal balistik di lokasi yang tidak diketahui. (AFP PHOTO / HANDOUT / KCTV)

Ini menunjukkan bahwa negara dapat menggunakan ini sebagai "pembenaran sipil untuk memiliki teknologi pengayaan uranium."

Pada hari Selasa, Marc Knapper, wakil asisten menteri luar negeri untuk Korea dan Jepang, mengatakan:

"Kami benar-benar bersatu dalam pandangan kami bahwa pintu menuju diplomasi tetap terbuka."

"Kami tetap siap untuk terlibat dalam dialog dengan Korea Utara, dan kami tetap berkomitmen pada solusi diplomatik untuk mengatasi masalah nuklir dan rudal."

Ini muncul ketika terungkap dalam laporan yang menakutkan Korea Utara bertekad membangun pencegah perang nuklir untuk menyamai AS.

Laporan 5.500 kata yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara telah menguraikan rencana mereka untuk memerangi agresi Amerika, lapor NKNews.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved