Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung Bersama dengan Korea Selatan di Kaesong

Penghancuran kantor, disebut meluruhkan harapan semua orang yang menginginkan pengembangan hubungan antar-Korea dan penyelesaian damai di Semenanjung

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
CAPTURE BBC
Korea Selatan merilis rekaman militer ledakan di kota perbatasan Kaesong, Korea Utara 

TRIBUNJOGJA.COM, KAESONG - Korea Utara telah meledakkan kantor penghubung bersama dengan Korea Selatan di dekat kota perbatasan Utara, Kaesong. Korea Utara.

Langkah itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Korut memperbarui ancaman aksi militer di perbatasan Korea.

Situs ini dibuka pada 2018 untuk membantu Korea, secara resmi dalam keadaan perang, untuk berkomunikasi. Bangunannya sudah kosong sejak Januari karena pembatasan Covid-19.

Dalam sebuah pernyataan, Korea Selatan memperingatkan akan menanggapi dengan kuat jika Korea Utara terus memperburuk situasi.

Penghancuran kantor, disebut meluruhkan harapan semua orang yang menginginkan pengembangan hubungan antar-Korea dan penyelesaian damai di Semenanjung Korea.

"Pemerintah memperjelas bahwa semua tanggung jawab atas situasi ini terletak di Utara," katanya dikutip BBC.

Sementara itu dikutip NK News, Kementerian Unifikasi (MOU) Korea Selatan dan media pemerintah Korea Utara mengonfirmasi, Korea Utara pada hari Selasa menghancurkan kantor penghubung antar-Korea di kota perbatasan Kaesong,

Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa kantor tersebut telah dihancurkan dalam sebuah ledakan hebat.

"DPRK menghancurkan sepenuhnya kantor penghubung bersama utara-selatan di Kawasan Industri Kaesong," menurut sebuah pernyataan, yang dibawa oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Langkah itu, katanya, sebagai tanggapan terhadap kemarahan masyarakat luas atas selebaran anti-rezim yang dikirim oleh pembelot di Selatan.

Adik pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, sebelumnya telah mengancam untuk menghancurkan kantor tersebut, pada akhir pekan.

Saudaranya, Kim Jong-un, telah memerintah Korea Utara sebagai Pemimpin Tertinggi sejak 2011.

Ada harapan untuk meningkatkan hubungan antara Korea Utara dan Selatan dan sekutu dekatnya AS, setelah Donald Trump bertemu Kim di perbatasan Utara-Selatan Juni lalu, tetapi tidak ada yang terwujud dan atmosfer sejak itu memburuk.

Korea Utara berada di bawah sanksi ekonomi AS dan PBB yang melumpuhkan atas program nuklir militernya. Washington belum mengomentari tindakan terbaru Korut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved