Obati Kerinduan, Playmaker PSS Sleman Zah Rahan Setiap Hari Video Call Keluarganya di Liberia
Obati Kerinduan, Playmaker PSS Sleman Zah Rahan Setiap Hari Video Call Keluarganya di Liberia
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Playmaker PSS Sleman, Zah Rahan Krangar memiliki cara tersendiri untuk mengobati kerinduan dengan keluarganya yang berada di Liberia.
Zah Rahan yang memutuskan untuk menetap di Sleman selama liga 1 disetop memilih untuk rutin melaksanakan panggilan video dengan keluarganya yang berada di benua Afrika itu.
Eks Sriwijaya FC, Persipura dan Madura United itu juga menyebut saat ini keluarganya dalam kondisi baik-baik saja di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
"Kami berbicara setiap hari melalui panggilan video hal ini kami lakukan untuk saling bertukar kabar," ujar Zah Rahan pada Tribunjogja.com, Minggu (14/6/2020).
Menurutnya, selama bertahan di Sleman, keluarganya sangat khawatir dengan dirinya hal ini karena pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia.
Namun, ia selalu mengatakan ke keluarganya jika dirinya dalam kondisi baik selama berada di Sleman.
"Ya kita semua khawatir satu sama lain karena Pandemi ini ada di seluruh dunia. Tapi saya bersyukur keluarga dan saya baik-baik saja," ucapnya.
• Debut Witan Sulaeman di Serbia, Takluk di Kandang Sendiri
• Inilah Pengeluaran Manchester United untuk Berkompetisi di Liga Inggris
• Empat Pemain Pencetak Gol Real Mallorca vs Barcelona, Barca Dipuncak Klasemen Laliga
Diakui Zah Rahan, sesaat setelah kompetisi disetop pada Maret lalu, dirinya sempat memutuskan untuk kembali ke negara asalnya.
Namun karena tidak adanya penerbangan ke Liberia karena bandara di sana ditutup, dirinya akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan di Sleman.
"Alasan saya untuk tidak kembali ke Liberia karena terkunci dan bandara saya masih ditutup," tambahnya.
Zah Rahan bukan satu-satunya legiun asing klub berjuluk Super Elang Jawa yang memutuskan untuk tetap menetap di Sleman selama liga disetop.
Sebab, dua legiun asing lainnya, Yevhen Bokhashvili dan Guilherme Batata juga memutuskan untuk bertahan di Sleman selama pandemi.
Selama di Sleman, Zah Rahan tetap berlatih secara mandiri untuk menjaga fisiknya. (Tribunjogja/Almurfi Syofyan)