Drama Korea
3 Masalah Kehidupan yang Bisa Dipetik dari Drakor Mystic Pop Up Bar, Berbuat Baik Tak Ada Batasnya
Drama Korea ‘Mystic Pop Up Bar’ yang sedang tayang di JTBC menyuguhkan banyak permasalahan hidup. Di drakor itu, diceritakan juga bagaimana
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Drama Korea ‘Mystic Pop Up Bar’ yang sedang tayang di JTBC menyuguhkan banyak permasalahan hidup.
Di drakor itu, diceritakan juga bagaimana penyelesaian yang diambil oleh para tokoh utama ketika menghadapi suatu masalah.
‘Mystic Pop Up Bar’ merupakan sebuah kedai mistis yang berada di pusat kehidupan Seoul. Kedai tersebut tidak dikelola oleh manusia, melainkan utusan dari alam baka, Chef Guibanjang dan Wol Joo.

Guibanjang (diperankan oleh Choi Won Young) merupakan polisi di alam baka. Kerjaannya adalah menjaga agar setan-setan di neraka tidak keluar.
Namun, ia ditugaskan untuk mengawal Wol Joo (Hwang Jung Eum) untuk segera membantu orang ke 100 ribu. Jika tidak, Wol Joo akan segera masuk ke neraka minyak yang panas.
Saat masih hidup, Wol Ju sempat menggantung diri di sebuah pohon keramat karena frustasi. Ia merasa alam tak berpihak padanya.
Laki-laki yang ia sayang akan dinikahkan dengan perempuan lain. Juga, ibunya meninggal karena dibunuh dan rumahnya dibakar.

Sebagai bentuk hukuman, ia harus membantu 100 ribu orang di dunia nyata agar mereka bisa meninggal dengan tenang. Namun, hingga 500 tahun, ia tak kunjung mendapat 100 ribu orang.
Waktu yang diberikan tak bisa ditunda lagi. Maka, ia mencari cara untuk segera mendapat 10 manusia lagi.
Karena suatu kejadian, Wol Ju bertemu dengan Han Kang Bae (Yoon Sung Jae). Ternyata, Kang Bae memiliki kekuatan.
Siapapun yang ia sentuh, akan langsung menceritakan permasalahannya. Kekuatan ini dibutuhkan oleh Wol Joo untuk mengetahui apa permasalahan mereka dan bagaimana solusinya.
• Seru dan Bikin Baper! Ini Drama Korea Romantis Tentang Perjalanan Waktu, Penuh Teka Teki
• Wajib Ditunggu! Ini 3 Drama Korea Romantis Terbaru yang Dijadwalkan Tayang Bulan Juni 2020
Ini dia sederet permasalahan hidup yang bisa dipelajari dari drakor ‘Mystic Pop Up Bar’:
1. Berani berbicara ketika mengalami pelecehan oleh senior di tempat kerja

Di episode pertama ‘Mystic Pop Up Bar’, diceritakan Song Mi Ran (Park Hanna) adalah rekan kerja Han Kang Bae di Kapeul Mart.
Lima kali berturut-turut ia mendapatkan penghargaan sebagai Karyawan Bulan Ini. Dibalik rasa senangnya, ia ternyata menyimpan kesedihan yang amat dalam.
Selama bekerja di Kapeul Mart, ia kerap dilecehkan oleh atasannya. Sang atasan menggunakan kekuatan jabatannya agar Mi Ran mau mengikuti perintahnya.
Tak jarang, atasan itu berlaku mesum pada Mi Ran. Mi Ran tak berani bertindak karena ia diancam, jika tidak menurut maka dia tidak akan dikontrak sebagai karyawan tetap.

Padahal, ia butuh uang karena sang adik akan segera masuk kuliah. Maka, Mi Ran menerima saja perlakuan semena-mena dari atasan meski hatinya terasa sakit.
Tak habis akal, Wol Joo dan Guibanjang mengabulkan permintaan Mi Ran yang meminta agar senior itu tak merasa terpojok.
Lewat alam mimpi, senior pun dikerjain oleh Wol Joo dan Guibanjang. Ia pun berjanji untuk tidak mendekati Mi Ran lagi. Wol Joo juga menasehati Mi Ran agar berani berbicara jika dilecehkan di tempat kerja.
Di dunia nyata, Mi Ran yang tadinya tidak berani berbicara, kemudian berani melaporkan tindakan senior lengkap dengan bukti-buktinya. Senior itu pun langsung dipecat oleh perusahaan tempat ia kerja.
2. Tidak boleh tamak dengan kekayaan dan jabatan

Pada episode 7, trio kedai harus berhadapan dengan sosok arwah yang masuk ke tubuh pemimpin Kapeul Mart.
Padahal, arwah tersebut, bernama Jang Bok Su (Choi Dae Hoon) harusnya reinkarnasi menjadi ayam. Reinkarnasi ayam itu dipilih oleh para malaikat di surga karena ia kerap berjudi dan menyakiti kawannya.
Selama hidup, ia tamak dan ingin mendapatkan jackpot dari berjudi. Menurutnya, judi adalah satu-satunya cara agar ia tak lagi terlibat kemiskinan.
Bok Su tak ingin menjadi ayam. Ia pun berhasil kabur dari alam baka dan kembali ke dunia nyata. Satu dan lain hal, ia bisa merasuki tubuh pimpinan Kapeul Mart.
Hal pertama yang ia lakukan adalah merusak toko buah kawan sejatinya. Sebab, ia menilai, kawannya itu memanggil tukang pukul dari lintah darat yang ia pinjam uangnya.

Karena tukang pukul muncul mendadak, Bok Su pun lari ke jalan raya dan tertabrak mobil. Ia pun mati seketika di situ.
Hingga pada suatu momen, Bok Su kemudian paham, apa yang dilalui temannya juga tidak mudah. Temannya harus menjual truk untuk modal toko dan rela menggunakan uang nikah untuk menyelesaikan uang judi Bok Su.
Di situ, Wol Joo memberi nasihat kepada Bok Su agar meninggalkan semua kekayaan, jabatan dan penyesalan serta fakta yang terlihat setelah ia mati.
Meski awalnya Bok Su tak terima karena khawatir dengan nasib temannya yang ia sakiti, tapi Wol Joo meyakinkan surga pasti akan membalas dengan caranya sendiri.
3. Berbuat baik dan tulus kepada siapa saja

Di setiap agama, perbuatan baik pasti akan dinilai positif.
Maka, selalu ada permintaan untuk berbuat baik kepada siapa saja karena perbuatan baik itu menjadi amal di alam keabadian.
Di episode 4, Han Kang Bae harus menerima kenyataan bahwa rekan kerjanya, Choi Jin Dong (Ahn Tae Hwan) akan meninggal besok.
Padahal, ia hanya tinggal sebatang kara dengan sang nenek. Kakeknya sendiri sudah meninggal.
Mengetahui hal itu, Han Kang Bae, Wol Joo dan Guibanjang yang sedang ada di alam baka kaget. Begitupula dengan leluhur Jin Dong yang mereka temui.

Leluhur Jin Dong itu kemudian memohon kepada Pencabut Nyawa untuk tidak mengambil Jin Dong terlebih dahulu. Meski terdengar tidak mungkin karena kematian sudah ditakdirkan, ternyata Pencabut Nyawa bisa membatalkan takdir itu.
Hanya saja, Jin Dong harus dicarikan penggantinya yakni amal baik dari orang yang cukup dekat dengan keluarga Jin Dong.
Setelah dicari melalui komputerisasi, ada satu nenek yang cukup dekat dengan nenek Jin Dong. Maka, Kang Bae, Wol Joo dan Guibanjang pun mencoba menemui nenek itu untuk mengutarakan maksud mereka meminta amal baik.
Tak disangka, ternyata nenek itu pun tidak pelit dan sukarela memberi sebagian amal baiknya agar Jin Dong tidak diambil.
Ia juga sempat kepikiran bagaimana hidup nenek Jin Dong jika Jin Dong meninggal. Ternyata, selain bisa menyelamatkan diri sendiri, perbuatan baik juga bisa menyelamatkan orang lain.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )