Wabah Virus Corona

Hasil Contact Tracing Pemerintah: Kerumunan Jadi Sumber Penularan Virus Corona

Dalam beberapa kejadian, kerumunan masyarakat di pasar dan tempat umum lain memberikan ruang bagi memungkinkannya proses penularan.

Editor: Rina Eviana
istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat dalam perjalanan menuju Borobudur, menghentikan kendaraannya saat melihat kerumunan warga yang mengantre bantuan di Kantor Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Rabu (10/6/2020). Ganjar langsung mendatangi kantor tersebut dan menanyakan keberadaan camat setempat. Saat itu, banyak warga yang mengantre di kantor kecamatan untuk mengantre bantuan sosial tunai (BST). Melihat jarak yang terlalu rapat dan warga tidak mengenakan masker, ia meminta sekretaris camat yang menjadi pelaksana tugas dapat mengaturnya. 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA -Penularan Virus Corona penyebab COVID-19 hingga hari ini masih terjadi di Tanah Air. Sejak pertama diumumkan 3 Maret 2020 hingga hari ini Kamis (11/6/2020), jumlah kasus Virus Corona di Indonesia sudah mencapai 35.295 orang.

Berdasarkan data update virus corona yang disampaikan pemerintah Kamis (11/6/2020) sore, kasus Pasien Positif Covid-19 hari ini mengalami penambahan sebanyak 979 pasien. 

Dengan demikian, hingga Kamis (11/6/2020) sore ini, jumlah kasus terkonfirmasi positif Virus Corona telah mencapai angka 35.295 orang. 

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.
Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia. (Shutterstock via kompas.com)

Pemerintah menyatakan bahwa masih ada penularan Virus Corona di masyarakat yang menyebabkan kasus COVID-19 bertambah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menghindari kerumunan selama pandemi COVID-19.

Berdasarkan informasi yang didapatkan pada saat melakukan contact tracing, terungkap bahwa individu-individu yang terjangkit COVID-19 tidak bisa mengidentifikasi siapa kontak dekat yang punya potensi menularkan penyakit itu.

"Seringkali kita tak bisa mengidentifikasi siapa yang kontak dekat dengan dia (individu yang tertular) karena berasal dari kerumunan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis (11/6/2020).

Dalam beberapa kejadian, menurut dia, kerumunan masyarakat di pasar dan tempat umum lain memberikan ruang bagi memungkinkannya proses penularan.

Suasana di Titik Nol Kilometer Yogyakarta
Suasana di Titik Nol Kilometer Yogyakarta (Tribun Jogja/ Maruti A Husna)

"Inilah mengapa menjaga jarak dan menghindari kerumunan itu menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan," kata Yuri.

"Harus kita yakini bahwa untuk aman dari penularan adalah dengan cara menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan. Itulah cara yang terbaik," ucap dia. 

Sebelumnya, Yurianto mengatakan, penggunaan masker yang tidak tepat bisa mengakibatkan COVID-19 di tengah masyarakat.

Hal ini, menurut dia, terbukti dari data kejadian penularan COVID-19.

"Dari beberapa data yang kita dapatkan, penggunaan masker yang tidak benar juga berkontribusi terhadap penularan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis.

Yuri mencontohkan, ada individu memakai masker yang hanya menutupi mulut dan dagu, sementara bagian hidung dibiarkan terbuka.

Bahkan, ada individu yang hanya memakai masker tetapi menutupi dagu saja sehingga bagian mulut dan hidung terbuka.

Selain cara penggunaan, Yuri pun mengingatkan cara melepas, mencuci, dan menyimpan masker yang tidak benar bisa memicu penularan COVID-19.

"Ini adalah sejumlah hal yang harus kita perhatikan. Masker harus dipakai secara benar dan disiplin," ucap Yuri.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Penelusuran Pemerintah: Kerumunan Jadi Sumber Penularan Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved