Beijing Kecam Menlu Amerika Serikat, Hu Xijin Samakan Pompeo dengan Goebbels

Kemenlu China menyebut masyarakat AS masih menderita diskriminasi sistematis, dan ini bukan propaganda luar.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Win McNamee / Getty Images North America / AFP
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo 

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Kementerian Luar Negeri China menyebut Menlu Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, berbohong saat menuduh China menggunakan kematian George Floyd sebagai "propaganda menggelikan."

“Pompeo masih berbohong dan terus memfitnah orang lain," kata Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri China di Beijing dikutip CNN, Senin (8/6/2020).

Dia menambahkan, masyarakat AS masih menderita diskriminasi sistematis, dan ini bukan propaganda luar.

Tapi menurutnya keadaan riil di AS yang telah dikecam banyak orang.

Hua mengatakan hak yang sama untuk minoritas tetap sulit dipahami (di AS).

Menurutnya politisi AS yang berusaha mengubah kesalahan itu tidak punya hak landasa moral dan tak membantu.

China Berpotensi Picu Perang Nuklir dengan India, Beijing Kirim Tentara ke Perbatasan

Hubungan China-AS Bakal Memanas, Penyiar China Sebut Menlu Amerika Serikat sebagai Evil Pompeo

Komentar Hua Chunying muncul setelah Mike Pompeo Sabtu lalu mengeluarkan menuduh China mengeksploitasi kematian George Floyd.

Pompeo mengatakan upaya propaganda China harus dilihat untuk semua penipuan yang mereka lakukan.

Ia juga telah membandingkan kebijakan China sehubungan Hong Kong dengan tindakan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

"Janji-janji yang dibuat Partai Komunis China dalam perjanjian mereka dengan Inggris, telah dilanggar,” tuduh Pompeo.

Menlu AS Mike Pompeo
Menlu AS Mike Pompeo (State Dept. / AP Images)

“Mereka melanggar ketika mereka membuat keputusan menolak kebebasan orang-orang Hong Kong seperti yang mereka janjikan,” tambah Pompeo.

“Itu mirip beberapa janji yang dibatalkan dalam hari-hari ketika Jerman melawan seluruh Eropa," kata Pompeo dalam wawancara di The Daily Caller.

Hubungan AS-Cina telah memburuk, dengan pemerintahan Trump menuduh Beijing melakukan praktik perdagangan yang tidak adil, pelanggaran hak asasi manusia dan melanggar status khusus Hong Kong.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mencabut hak istimewa khusus AS untuk Hong Kong setelah China memberlakukan undang-undang keamanan baru di wilayah tersebut.

Trump menuduh Cina melanggar kewajibannya kepada Inggris sehubungan dengan deklarasi Cina-Inggris 1984 yang membuka jalan bagi kembalinya Hong Kong ke Cina.

Sederet Fakta Barron Trump, Anak Presiden AS yang Sedang Menarik Perhatian Netizen

Debat Sengit Donald Trump & Jenderal Mark Milley dan Jebakan Politisasi Militer Presiden AS

Sejumlah negara termasuk AS dan Inggris telah meminta Beijing untuk mempertimbangkan kembali pengesahan undang-undang tersebut dan mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap China dan Hong Kong.

Negara-negara lain termasuk Rusia telah menekankan masalah yang terkait dengan Hong Kong adalah urusan dalam negeri Tiongkok dan tidak boleh diganggu.

Perang kata-kata terus berlanjut, mengikuti tensi tinggi hubungan AS dan China. Kali ini kecaman pedas datang dari media corong Beijing.

Pemimpin redaksi tabloid besar Tiongkok, China Global Times, Hu Xijin, mengatakan kata-kata Pompeo justru sama dengan ucapan kepala propaganda Hitler, Joseph Goebbels.

Ia mengingatkan Menlu Pompeo tentang perang tanpa akhir Amerika. Hu Xijin mengunggah komentarnya lewat akun Tiwtter, Minggu (7/6/2020).

"Anda menghasut permusuhan radikal dan memisahkan dunia. Anda tidak seperti diplomat top, sebaliknya, Anda berbicara seperti Goebbels dari Nazi Jerman. Saya khawatir perdamaian dunia pada akhirnya akan dihancurkan oleh politisi ekstrem seperti Anda," tuit Hu Xijin.

Trump meninggalkan podium
Trump meninggalkan podium (abc)

Respons Hu semakin diperkuat editorial Global Times edisi Minggu. Pernyataan Pompeo dinilai telah "melewati batas bawah diplomasi modern".

Sorotan diarahkan standar ganda ekstrem praktek AS terkait Hong Kong.

“Ketika para perusuh membakar Hong Kong, para politisi AS menyebut pemandangan indah untuk dilihat. Tapi ketika insiden serupa melanda AS, kelompok politisi yang sama mengecam mereka sebagai kerusuhan yang harus diatasi,” tulis Global Times.

“Sudahkah Pompeo dan rekan-rekannya menyadari negara mereka menggunakan sumber dayanya dan peluang untuk memainkan trik standar ganda seperti itu?" lanjut Global Times yang punya versi bahasa Inggris.

(Tribunjogja.com/CNN/ RT/xna) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved