Menristek Sebut Indonesia Bisa Bikin Vaksin Virus Corona Mandiri, Imunisasi Massal Bisa Tahun Depan
Sejumlah perusahaan dan lembaga di Indonesia disebut-sebut bisa membuat vaksin corona untuk digunakan di dalam negeri.
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah mengklaim Indonesia mampu membuat vaksin untuk virus corona mandiri.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Sumantri Brodjonegoro.
Menurutnya, sejumlah perusahaan dan lembaga di Indonesia disebut-sebut bisa membuat vaksin corona untuk digunakan di dalam negeri.
Meski demikian, produksi massal vaksin tersebut kemungkinan baru bisa dilakukan paling cepat pada tahun 2021 mendatang.
• UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia hingga Jumat 5 Juni Pagi Ini, Data Kasus di 34 Provinsi
• Tiga Hari Beruntun DIY Catatkan Nol Kasus Baru Covid-19, Angka Kesembuhan Meningkat Capai 73 Persen
Pemerintah pun disebutnya masih belum menjamin distribusi vaksin tersebut kepada seluruh masyarakat.
Selain itu tentunya vaksin virus corona tersebut juga tidak akan diberikan secara cuma-cuma.
Bambang menyampaikan kabar itu saat menjadi pembicara pada Danareksa Distinguished Speaker Series bertopik Upaya Penanganan covid-19 Pemulihan Ekonomi, dan New Normal di Indonesia yang diadakan oleh PT Danareksa melalui aplikasi telekonferensi pada Rabu (3/6/2020) sore.
Danareksa Distinguished Speaker Series ini dihadiri sekitar dua ratus peserta dari berbagai BUMN.
Serta perusahaan di bidang pasar modal dan bidang lain yang tertarik mengetahui perkembangan terakhir inovasi penanganan covid-19 dan dampak ekonomi selama new normal diberlakukan.

Dikutip dari situs Kemristek, Bambang menjelaskan saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memimpin riset di sektor vaksin virus Corona untuk transmisi lokal dalam Konsorsium Riset dan Inovasi tentang covid-19 yang didanai oleh Kemenristek/BRIN.
Bambang memperhitungkan akhir tahun ini bibit vaksin atau vaccine seed khusus untuk strain Coronavirus di Indonesia sudah ada.
Tetapi, satu kendala masih harus diselesaikan kembali, yakni penggunaan vaksin tersebut untuk imunisasi secara massal.
Penggunaan secara massal baru bisa dilakukan pada tahun depan setelah bibit vaksin lolos uji medis dan dapat diproduksi massal untuk paling tidak separuh penduduk Indonesia.
“Bibit vaksinnya mungkin bisa ditemukan tahun ini tapi imunisasi massal itu baru bisa mungkin tahun depan. Vaksinnya sendiri harus diproduksi."
"Memproduksi vaksin itu jelas tidak gampang dan skalanya sangat besar. Untuk Indonesia kita ada 260 juta (penduduk) jadi kita buat vaksin antara separuh sampai dua per tiga penduduk yang harus divaksin. Berarti vaksin yang dibutuhkan antara 130 sampai 170 juta."