Perang Kata-kata Amerika Serikat vs China Soal Tanggungjawab Virus Corona Memanas

Beijing menegaskan akan melakukan pembalasan jika Kongres Amerika Serikat ( AS) meloloskan UU untuk menjatuhkan sanksi ke China

Editor: Iwan Al Khasni
Cindy Ord/Getty Images/AFP
NEW YORK: Penampakan Trump Death Clock di Times Square 21 Mei 2020 di New York City. 

Collins, yang menjabat Direktur NIH sejak 2009 itu berkata, mengakui pendekatan Washington itu bisa dikategorikan "America First".

Namun, dokter sekaligus pakar genetik berusia 70 tahun tersebut menekankan bahwa kerja sama internasional melawan Covid-19 mulai terjadi.

Dia menerangkan, semua orang tentu mempunyai hak untuk mendapatkan akses ke obat yang bisa menyelamatkan mereka di tengah wabah. "Kami melakukan sesuai dengan kemampuan terbaik kami, bekerja sama dengan badan dan negara lain, untuk mewujudkan obat itu," janjinya.

Saat ditanya apakah laboratorium harus mendapatkan untung segera setelah obat bisa ditemukan, Collins menjawabnya secara samar-samar.

"Saya pikir tidak mungkin mereka menghabiskan miliaran dollar untuk memproduksi vaksin, dan tak berharap mendapat apa apun," kata dia.

Dia menyatakan bahwa akan ada waktu perusahaan tersebut bakal mengambil untung. "Tapi mereka tak boleh melakukannya di momen seperti ini," jelasnya.

Kata China

China bersumpah apa pun vaksin virus corona yang nantinya akan digunakan oleh mereka, bakal menjadi barang publik global.

Pernyataan itu diutarakan oleh Presiden China Xi Jinping di Majelis Kesehatan Dunia ( WHA), Senin (18/5/2020).

Dilansir dari AFP, China sedang melakukan uji klinis untuk 5 calon vaksin Covid-19 di saat negara-negara lain juga berlomba untuk menemukan cara menghentikan patogen yang telah menewaskan lebih dari 315.000 jiwa di seluruh dunia ini.

Dalam pidatonya Xi berujar, "Setelah penelitian dan pengembangan vaksin virus corona di China selesai dan mulai digunakan, itu akan menjadi barang publik global."

Xi melanjutkan, langkah ini akan menjadi kontribusi China dalam mencapai aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin corona di negara-negara berkembang juga.

Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional China Zeng Yixin pekan lalu berkata, ada banyak calon vaksin virus corona yang sedang menunggu persetujuan untuk uji coba manusia.

Para ahli mengatakan, setidaknya perlu 12-18 bulan untuk mengembangkan vaksin yang efektif, bisa juga dengan periode yang lebih lama.

Xi lalu menambahkan dalam pertemuan virtual tersebut bahwa China akan memberikan bantuan Covid-19 global sebanyak 2 miliar dollar AS (Rp 29,65 triliun) selama dua tahun.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved