Bisnis
BI DIY Optimistis Sektor Pariwisata Kembali Bergeliat di Masa Normal Baru
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY menyatakan, masa pandemi seperti sekarang merupakan momen yang tepat bagi industri pariwisata untuk berbenah
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY menyatakan, masa pandemi seperti sekarang merupakan momen yang tepat bagi industri pariwisata untuk berbenah diri mempersiapkan pelayanan yang optimal dalam menyambut masa the new normal (normal baru).
Kepala Perwakilan BiI DIY, Hilman Tisnawan mengatakan, pihaknya memprediksi bahwa sektor pariwisata DIY akan kembali bangkit dan bahkan diproyeksi meningkat lebih cepat dibandingkan daerah wisata lainnya paska Covid-19. Karena itu, pelaku usaha wisata harus segera berbenah diri menyambut datangnya wisatawan pasca Covid-19 dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Untuk itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) DIY dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY serta Jasa Dharma Indonesia dalam menyelenggarakan Pelatihan Online Pariwisata untuk meningkatkan kompetensi SDM wisata DIY.
"Hal ini dalam rangka mendukung sektor pariwisata DIY bebenah diri untuk mempersiapkan proyeksi lonjakan kunjungan wisata ke DIY pasca Covid-19," jelas Hilman Jumat (22/5/2020).
• Bank Indonesia DIY Kolaborasi Gelar Startup Weekend
Hilman menyebut, secara umum kinerja pariwisata DIY relatif masih baik pada awal 2020.
Pelaku usaha wisata optimis di 2020 sektor pariwisata akan tumbuh pesat dengan adanya berbagai program dukungan pariwisata yang telah disiapkan Pemerintah untuk mengundang wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia saat.
Namun, sejak diumumkannya pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, kinerja pariwisata diberbagai destinasi wisata langsung anjlok hingga menemukan masa sulitnya sampai saat ini.
• Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi DIY Menurun pada 2020
Berdasarkan catatan pihaknya, jumlah wisatawan asing maupun domestik yang menginap di hotel berbintang di DIY turun 30,8 persen (yoy) pada Maret 2020 dibanding periode yang sama dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara di Bandara Adisutjipto juga menurun 30,2% persen (yoy) dibanding Maret 2019.
“Penurunan kinerja pariwisata DIY menyebabkan pertumbuhan ekonomi sektor terdampak tidak dapat tumbuh sebesar periode sebelumnya diantaranya sektor akomodasi makan minum, sektor transportasi, hingga industri pengolahan makanan minum. Sebanyak 60 hingga 70 persen hotel di DIY sudah tidak beroperasi, bahkan sampai dengan April 2020,” ungkap Hilman. (TRIBUNJOGJA.COM)
