Kasus Positif Virus Corona di Amerika Serikat Bisa Ditekan Jika Sejak Awal Lockdown
Amerika Serikat menjadi salah satu negara dengan dampak virus corona terparah. Di New York, puluhan ribu kasus positif pasien corona terus meningkat.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, NEW YORK - Amerika Serikat menjadi salah satu negara dengan dampak virus corona terparah.
Di New York, puluhan ribu kasus positif pasien corona terus meningkat.
Bahkan, para tenaga medis di kota itu sempat demo mogok kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Penelitian terbaru menunjukkan, korban tewas harian dari Covid-19 di Amerika Serikat bisa lebih dari setengahnya jika pihak berwenang bertindak lebih cepat dalam merekomendasikan isolasi diri dan pemakaian masker wajah.
Beberapa negara bagian AS mulai mengeluarkan permintaan kepada masyarakat untuk tetap di rumah pada akhir Maret, sementara otoritas kesehatan federal mulai merekomendasikan penggunaan masker wajah untuk semua pada awal April.

Namun, seandainya langkah-langkah seperti itu dilaksanakan hanya empat hari sebelumnya, sekitar 2.000 Covid-19 kematian saat ini setiap hari bisa berkurang menjadi 1.000, kata penelitian itu.
Selain itu, merelaksasi lockdown guna memulai ekonomi lebih cepat dan instan akan meningkatkan jumlah kematian setiap hari menjadi lebih dari 3000.
"Temuan ini dapat menginformasikan pembuatan kebijakan," kata para peneliti dari Princeton Medical Center dan lembaga penelitian lainnya dalam makalah yang ditinjau oleh rekan-rekannya yang diunggah di Medrxiv.org.
Temuan itu menggemakan komentar yang dibuat bulan lalu oleh Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases di AS.
"Jelas, jika kita benar sejak awal menutup semuanya, mungkin akan sedikit berbeda," katanya dalam sebuah wawancara televisi pada 12 April.

"Tapi ada banyak dorongan untuk menutup segala hal saat itu,” kata Fauci
Baik Fauci dan pejabat kesehatan senior lainnya dilarang berbicara secara bebas kepada media atau bersaksi pada audiensi kongres oleh administrasi Trump.
Aksi yang lebih cepat bisa menyelamatkan banyak nyawa, menurut para peneliti tanpa memberikan angka yang pasti.
Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh Lanjing Zhang, direktur patologi gastrointestinal dan hati di Princeton Medical Center itu dengan model matematika tertentu, mereka bisa memperkirakan apa yang mungkin bisa terjadi jika ada kebijakan berbeda.
California adalah negara bagian pertama yang mengeluarkan perintah tinggal di rumah untuk 4 juta penduduk pada 19 Maret, dan pada 7 April pembatasan serupa telah diterapkan di seluruh negeri, mempengaruhi hampir 90 persen dari populasi.
