Pasangan Suami Istri di Bantul Positif Virus Corona, Kelima Anaknya Tunggu Hasil Swab Test
Pasangan Suami Istri di Bantul Positif Virus Corona, Kelima Anaknya Tunggu Hasil Swab Test
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
"Saat ini RSUD Wonosari baru menyediakan 15 ruang isolasi bagi pasien positif COVID-19," kata Heru saat itu.'
• Hasil Riset SUTD, Wabah Virus Corona Indonesia Berakhir 7 Oktober 2020, Amerika Serikat 10 Oktober
Kasus nasional
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia merilis data sebaran kasus Virus Corona di Indonesia.
Hingga Kamis (7/5/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif Virus Corona mencapai angka 12.776 kasus, 2.381 sembuh , 930 Meninggal.
Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia mengungkapkan, pemerintah menyadari upaya untuk menghentikan penyebaran Virus Corona harus berbasis komunitas
"Seperti PSBB adalah kebutuhan semua masyarakat bukan kebutuhan pemerintah, artinya perlu kesadaran penuh dari semua masyarakat,"katanya dikutip Tribunjogja.com dari siaran langsung Kompas TV.
Dilansir dari laman covid19.go.id, Pemerintah terus berupaya keras dan berharap puncak pandemi COVID-19.
Namun demikian, beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif.
"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya. Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis, 7 Mei 2020.
Menurut Presiden, kita beruntung karena sejak awal pemerintah memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, bukan karantina wilayah atau lockdown.
Seperti diketahui, PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antarorang.
"Artinya, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi memang dibatasi. Masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar," imbuhnya.
"Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai, di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan," lanjutnya.(Tribunjogja/Azka Ramadhan/Kurniatul Hidayah/Alexander Ermando)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/penularan-virus-corona-di-yogyakarta-bermula-zona-merah-kini-ada-temuan-kasus-g3.jpg)