Enam Klub Liga Inggris yang Kehilangan Pemasukan Terbesar Jika Laga Digelar Tertutup

beberapa tim besar mendapatkan penghasilan banyak ketika mengelar pertandingan kandang dengan penonton manchester United Arsenal

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
premierleague.com
Klub Liga Inggris 

TRIBUNJOGJA.COM Inggris -- Liga Utama Inggris memang belum diputuskan kapan secara pasti akan dimulai lagi setelah pandemi virus corona di Inggris.

Ada beberapa skenario yang disiapkan untuk melanjutkan pertandingan yang hanya tersisa beberapa saja untuk musim kompetisi 2019/2020.

Termasuk melanjutkan pertandingan Liga Inggris yang tersisa tanpa penonton.

Tak dipungkiri, beberapa klub memang punya penghasilan selain dari pertandingan langsung.

Namun pertandingan dengan penonton di kandang tetap ikut andil cukup penting untuk keuangan klub.

Jika skenario melanjutkan kompetisi berjalan tanpa penonton terealisasi, klub Liga Inggris mana yang bakal kehilangan penghasilan dari pertandingan tertutup?

Ketua Asosiasi Sepak Bola Greg Clarke memprediksi, sulit melihat fans klub dalam waktu dekat bisa menyaksikan pertandingan secara langsung.

Dan faktanya tim-tim besarlah yang akan kehilangan pemasukan jika pertandingan digelar tanpa penonton.

Berikut rangkuman Tribunjogja.com dari laman BBC, analisis dara dari dosen keuangan sepakbola Kieran Maguire yang menunjukkan dampak finansial jika pertandingan digelar tanpa penonton.

Berdasarkan data itu diketahui, beberapa tim besar mendapatkan penghasilan banyak ketika mengelar pertandingan kandang dengan penonton.

Mereka yang masuk klub enam besar adalah

  • 1. Manchester United
  • 2. Arsenal
  • 3. Chelsea
  • 4. Liverpool
  • 5. Manchester City dan
  • 6. Tottenham Hotspur

Dokter Klub Liga Utama Inggris Kirim Surat ke Penasihat Medis Premier League

Klub Kecil Berpotensi Bangkrut

Sebagaimana dikabarkan kompas.com yang dikutip Tribun Jogja bahwa salah satu klub penghuni 10 besar klasemen Premier League, Burnley, terancam bangkrut.

Situasi ini terjadi menyusul ditangguhkannya kompetisi teratas Liga Inggris tersebut akibat pandemi Virus Corona.

Ketidakpastian soal jalannya kompetisi membuat Burnley diramalkan bangkrut pada bulan Agustus mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh presiden klub, Mike Garlick, dalam wawancara bersama Sky Sports.

"Faktanya adalah jika kami tidak menyelesaikan musim dan tidak ada awal yang jelas untuk musim depan, kami sebagai klub akan kehabisan uang pada bulan Agustus. Itu fakta," ucap Garlick.

"Saya tidak bisa berbicara soal klub lain dan saya tidak tahu posisi keuangan mereka. Saya hanya membicarakan klub dan posisi keuangan kami," tutur Garlick melanjutkan.

Berdasarkan situasi yang sedang melanda Burnley, Garlick berharap agar kompetisi di Inggris dapat kembali bergulir.

Dia yakin, menyelesaikan musim kompetisi 2019-2020 adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan klub dari dampak ekonomi yang mulai dirasakan.

"Itulah sebabnya kami sangat ingin menyelesaikan musim ini," ujar Garlick.

"Kami memilih dengan suara bulat untuk menyelesaikan musim, dan jelas semua orang memiliki keinginan serupa. Sangat jelas bahwa menyelesaikan musim yang sudah berjalan sejauh ini adalah yang terbaik," kata dia menegaskan.

Sebelum kompetisi terhenti, klub berjuluk The Clarets itu menduduki peringkat ke-10 klasemen Liga Inggris.

kuad asuhan Sean Dyche berjarak 12 poin dari zona degradasi dan hanya tertinggal enam poin dari penghuni peringkat kelima, Manchester United.

Namun, laju pasukan Burnley harus terhambat setelah virus corona mulai menyerang jalannya kompetisi.

Bahkan, klub yang bermarkas di Stadion Turf Moor itu sedang dibayangi kebangkrutan.

Burnley diperkirakan akan merugi sebesar 5 juta poundsterling (Rp 100 miliar) karena kehilangan pendapatan dari pertandingan kandang yang tersisa pada musim ini. (*/ )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved