Amerika Dibayangi Teror Tawon Ndas, Tambah Kekhawatiran di Tengah Pandemi Corona
Tawon pembunuh itu jika di Indonesia dikenali sebagai tawon ndas, tawon buh, atau ada yang menyebutnya tawon vespa.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Ratu tawon pembunuh ini dapat tumbuh hingga dua inci panjangnya. Lebah raksasa dari Asia ini dapat menggunakan mandibulanya yang berbentuk seperti sirip hiu berduri untuk memusnahkan sarang lebah lain dalam beberapa jam.
Ia bisa memenggal kepala lebah madu, dan terbang pergi membawa tubuh lebah lain untuk memberi makan anak-anak mereka.
Di Jepang, tawon ndas ini telah membunuh hingga 50 orang per tahun. Sekarang, untuk pertama kalinya, mereka telah tiba di Amerika Serikat.
McFall masih tidak yakin lebah raksasa Asia bertanggung jawab atas penyerbuan sarang lebah di dekat rumahnya.
Tetapi dua serangga pemangsa ditemukan pada musim gugur lalu di sudut barat laut Negara Bagian Washington, beberapa mil di sebelah utara kediamannya. Ini penampakan pertama di Amerika Serikat.
Penemunya Jeff Kornelis saat tengah melangkah di teras depan rumahnya bersama anjing campuran terrier-nya. Dia melihat pemandangan menggetarkan.
"Itu adalah lebah terbesar yang pernah saya lihat," kata Kornelis. Serangga itu telah mati, dan setelah memeriksanya, Kornelis punya firasat itu mungkin lebah raksasa Asia.
Di luar ukurannya, tawon itu memiliki tampilan yang khas, dengan wajah ganas yang menampilkan mata yang meneteskan air mata seperti Spider-Man.
Ada garis-garis oranye dan hitam yang membentang ke bawah tubuhnya seperti harimau, dan sayap yang lebar dan tipis seperti capung kecil.
Kornelis segera menghubungi otoritas di Washington, untuk mengkonfirmasi itu memang lebah raksasa Asia. Segera setelah itu, mereka mengetahui peternak lebah lokal di daerah itu juga menemukan tawon lainnya.
Sejak itu para ilmuwan telah memulai perburuan skala penuh untuk mendapatkan lebah, khawatir para lebah pemangsa ini datang untuk menjajah dan memusnahkan populasi lebah di Amerika Serikat.
"Ini adalah jendela kita untuk mencegahnya berkembang," kata Chris Looney, ahli entomologi di Departemen Pertanian Negara Bagian Washington. Mereka terus meneliti jenis lebah ini, melacak dan mencari cara menumpasnya.
"Jika kita tidak bisa melakukannya dalam beberapa tahun ke depan, itu mungkin tidak bisa dilakukan," imbuhnya.
Dr Looney mengatakan dengan segera jelas negara bagian itu menghadapi masalah serius, tetapi dengan bukti hanya ada dua serangga yang mereka dapatkan, hampir tidak mungkin menentukan seberapa banyak tawon itu di negaranya.
Selama musim dingin, ahli biologi pertanian negara dan peternak lebah lokal mulai bekerja, bersiap untuk musim yang akan datang. Mereka mengantisipasi kemunculan lebah pembunuh yang bisa menghancurkan ternak mereka.