Niat dan Tata Cara Mandi Wajib atau Junub Menjelang Puasa Ramadan 1441 H

Sebelum berpuasa Ramadhan 1441 H, umat muslim perlu membersihkan diri dari hadas besar. Berikut niat dan tata cara mandi wajib jelang Ramadhan.

Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Rina Eviana
Tribun Sumsel
Niat dan Tata Cara Mandi Wajib atau Junub Menjelang Puasa Ramadhan 1441 H 

TRIBUNJOGJA.COM - Menjelang Puasa Ramadan 2020/ 1441 H, umat muslim perlu melakukan persiapan. Salah satu cara membersihkan diri dari hadas besar dengan mandi wajib.

Mandi besar ini merupakan praktik bersuci yang disebut mandi janabah atau Mandi Junub. Mandi Junub untuk menghilangkan hadas besar.

Umat muslim baik laki-laki dan perempuan wajib melakukan mandi junub untuk berpuasa Ramadhan. 

Sebelum melakukan mandi junub, umat muslim harus melakukan dua rukun. Pertama adalah niat sebelum mandi.

Mengutip dari nur.or.id, berikut niat mandi junub :

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li raf’il janâbati

Artinya : "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."

Bagi perempuan yang haid atau nifas, bisa berniat mandi untuk menghilangkan haid atau nifasnya. Kalimatnya:

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَيْضِ atau لِرَفْعِ النِّفَاسِ

Nawaitul ghusla li raf’il haidli” atau “li raf’in nifâsi

Artinya : “Saya berniat mandi untuk menghilangkan haidl” atau “untuk menghilangkan nifas”

Atau baik orang yang junub, haid maupun nifas bisa berniat dengan kalimat-kalimat sebagai berikut:

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ الْأَكْبَرِ

Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil akbari

Artinya : “Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar”

Niat ini dilakukan bersamaan dengan air yang disiramkan ke tubuh menurut madzab Syafi'i.

Kedua adalah mengguyur seluruh bagian luar badan, termasuk rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut, air harus mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut atau bulu.

NIAT SHOLAT Tarawih Bulan Ramadhan Sendirian Selama Pandemi Virus Corona

Selain dua hal wajib tersebut, ada juga kesunnahan yang dilakukan ketika mandi junub.

Menurut Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah, berikut hal-hal sunnah ketika mandi wajib/junub:

1. Masuk ke kamar mandi lalu membasuh tangan dengan air sampai tiga kali

2. Bersihkan segala kotoran atau najis yang menempel di badan

3. Berdoa sebelum wudhu dan menyiram kedua kaki

4. Mulailah mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan niat menghilangkan hadas besar dari mandi junub.

Guyur badan sebelah kanan hingga tiga kali, sebelah kiri sampai tiga kali. Gosok tubuh bagian depan dan belakang sebanyak tiga kali. Bersihkan sela rambut dan jenggot.

Pastikan air mengalir kedalam lipatan kulit dan pangkal rambut. Hindari tangan dari menyentuh kemaluan kalaupun tersentuh lalu berwudhu lagi.

Dalam islam ada dua hadas yaitu hadas kecil dan besar. Hadas kecil yang membatalkan wudhu dapat disucikan dengan cara berwudhu.

Sementara hadas besar diakibatkan karena keluar sperma, bersetubuh, haid, nifas dan melahirkan. Hadas besar ini dapat disucikan dengan mandi junub.

Beberapa ulama dalam jurnal Isalam berpendapat muslimah wajib bersuci dari hadas besar setelah haid dengan mandi junub atau janabah.

Tujuan dari mandi junub adalah menyucikan diri dan dapat melakukan ibadah wajib seperti salat dan puasa ramadhan.

KUMPULAN 77 Ucapan Sambut Puasa Ramadhan 2020, Mulai Kalimat Puitis, Religius, Romantis hingga Lucu

Mengutip dari Tribun Batam, mandi junub hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan muslim yang sudah dewasa, setelah mengalami hal berikut :

1. Keluar mani karena syahwat.

Banyak ulama yang berpendapat mandi junub diwajibkan apabila keluarnya mani secara memancar dan terasa nikmat ketika keluarnya terasa nikmat.

Jadi apabila keluarnya karena sakit atau kedinginan tidak diwajibkan mandi junub. Tetapi untuk mencari aman sebaiknya mandi junub apabila keluar mani dalam keadaan apapun.

2. Jika bangun tidur dan mendapati keluarnya mani.

Ulama berpendapat bahwa selama kita bangun dan mendapati adanya mani, maka kita wajib mandi, walaupun kita tidak sadar atau lupa telah mimpi basah atau tidak

3. Setelah bertemunya dua kemaluan walaupun tidak keluar mani.

4. Ketika masuk Islam menjadi muallaf.

5. Setelah berhentinya darah haid dan nifas.

6. Ketika seorang muslim meninggal dunia.

Tentu saja yang memandikannya adalah yang orang yang masih hidup. Mayat muslim wajib dimandikan kecuali jika ia meninggal karena gugur di medan perang ketika berhadapan dengan orang kafir.

7. Ketika bayi meninggal karena keguguran dan sudah memiliki ruh.

(Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved