7 Langkah Pitulungan untuk Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di DIY

Eko Suwanto politisi muda PDI Perjuangan itu menjelaskan strateginya terangkum dalam 7 Langkah Pitulungan.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menggaungkan semangat, menggelorakan harapan yang tak pernah padam, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto memaparkan strategi Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di DIY, dalam Bincang Parlemen yang disiarkan livestreaming via Facebook dan Youtube Tribun Jogja, Kamis (16/4).

Dalam Bincang Parlemen, juga hadir Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji.

Eko Suwanto politisi muda PDI Perjuangan itu menjelaskan strateginya terangkum dalam 7 Langkah Pitulungan dalam Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di DIY harus dilakukan.

Sebelum bicara 7 langkah pitulungan hal yang mutlak dilakukan terlebih dahulu adalah pemetaan dan proyeksi Covid-19 di DIY. Kebutuhan pemetaan dan ketersediaan data yang akurat untuk menjalankan strategi kebijakan pemerintah bersama stake holder terkait secara efektif dan tepat sasaran.

Langkah pertama adalah pencegahan. Putus mata rantai penularan virus corona. Pencegahan meliputi sosialisasi dan edukasi agar masyarakat mengerti dan disiplin jalankan protokol pencegahan Covid-19. Sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19 kepada masyarakat bisa dilakukan dengan kanal publikasi online maupun offline. Sosialisasi dan edukasi berbasis teknologi komunikasi dan informasi, yang disampaikan agar publik mengetahui mengerti Covid-19 lewat narasi teks, video dan audio, dan mudah mengaksesnya lewat android.

“Selain kanal online, jangan lupa sosialisasi secara konvensional, melalui poster dan sebagainya di balai RW/RK atau titik yang mudah dijangkau oleh warga,” kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.

Sesuai catatan, kini sudah ada 246 Desa Tangguh Bencana DIY, 88 Satuan Pendidikan Aman Bencana dan 115 Kampung Tangguh Bencana. Pemda DIY memiliki 30 ribu lebih anggota Satlinmas dan ratusan anggota SAR Istimewa di bawah koordinasi Satlinmas.

“Pemda DIY itu punya 30.585 anggota Satlinmas dan 328 SAR Istimewa yang memiliki 8 posko. Tiap desa ada Satlinmas yang bisa dioptimalkan bantu pemerintah dalam sosialisasi dan edukasi. Mereka bisa dilibatkan dalam edukasi dan pencegahan Covid-19 bekerja sama dengan TNI/Polri dan Puskesmas maupun puskesmas pembantu yang ada di wilayah,” kata Eko Suwanto.

Seluruh elemen pendukung sosialisasi ini harus bergerak serempak, bersama-sama melakukan sosialiasi dan edukasi terkait bahaya virus corona, serta penekanan pencegahan penyebaran penyakit.

"Masyarakat belum banyak yang tahu tentang wabah corona ini. Imbauan untuk pembatasan sosial harus dipatuhi. Tinggal di rumah, jaga jarak, jaga kebersihan. Kita ajak masyarakat benar benar disiplin untuk bersama sama memutus mata rantai penularan Covid-19. Jangan sepelekan virus ini," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY ini.

Langkah kedua adalah penanganan medis, dengan peningkatan sistem kesehatan. Eko Suwanto, alumni Lemhanas ini menekankan juga dukungan dan perlindungan tenaga medis dan para medis penting dijalankan mulai dari ketersediaan alat pelindung diri APD bagi tenaga kesehatan (nakes), pelibatan puskesmas untuk memantau warga hingga rumah sakit khusus untuk penanganan pasien Covid-19.

"Matur nuwun para dokter, perawat, serta tenaga medis dan para medis lainnya yang telah bekerja keras. Kita harap Pemerintah bersama Pemda dapat memberikan dukungan penuh baik APD serta kelengkapan lainnya, termasuk keperluan makan minum untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina tenaga medis dan para medis", kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan.

Eko Suwanto menambahkan bahwa percepatan penanganan Covid-19 ini, harus dilakukan tes dengan jumlah yang besar. Dengan demikian, peta akan terlihat dengan benar dan secara cepat dapat dilakukan penanganan medisnya.

Langkah ketiga, strategi penanganan non medis yaitu langkah atasi dampak pandemi dalam bidang pangan, ekonomi, sosial dan lainnya.

Soal ketersediaan pangan saat ini, rakyat memerlukan jaminan ketersediaan pangan dan Pemda DIY harus mampu memaksimalkan potensi pangan. Apalagi, bulan Mei mendatang beberapa kabupaten mulai melaksanakan panen raya. Misalnya di Kulon Progo, dengan prediksi panen mencapai 8.402,4 hektare yang panen Maret hingga Mei 2020, tersebar di 12 kecamatan, produksi bisa mencapai 54.615,6 ton gabah kering giling (GKG) atau sebesar 34.440,8 ton beras.
Ketersediaan pangan yang cukup, menurut Eko Suwanto bisa jadi optimisme bahwa DIY mampu mandiri pangan di tengah pandemi.

"Prinsipnya pemerintah dan pemda wajib menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat. Disiplin stay home harus dibarengi dengan kesiapan pemerintah menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat, tidak boleh ada 1 warga pun yang kelaparan. Masyarakat yang stay home dan work from home harus didukung dengan ketahanan pangan yang baik," kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan ini.

Soal dukungan kebijakan, melalui re-alokasi dana APBD DIY disebutkan cukup guna penanganan Covid-19, termasuk untuk membeli panen petani lalu bisa disalurkan dalam bentuk bantuan beras kepada kelompok masyarakat yang terdampak akibat pandemi ini.

Langkah keempat adalah dukungan anggaran yang memadai. Dukungan APBD DIY termasuk penyelarasan dengan APBD Kabupaten dan Kota dan Dana Desa/Dana Kelurahan. Sumber dana yang lain, bisa dihimpun dari hasil gotong royong khususnya dari swasta, baik dalam bentuk CSR maupun bantuan lainnya.

"Sejak awal kita sudah tegaskan soal pentingnya kesiapan anggaran yang didukung perencanaan yang baik. Prinsipnya program kegiatan pencegahan dan penanganan Covid-19 di DIY harus mendapatkan dukungan anggaran yang memadai. Informasi yang kita dapatkan, dari koreksi anggaran hingga minggu yang lalu, ada sekitar Rp342 M. Tentu ini belum cukup, harapan kita Pemda lekas susun perencanaan dan lakukan penyelarasan dgn APBN, APBD Kabupaten/Kota dan Dana Desa/Kelurahan sehingga kita akan tau berapa kekuatan fiskal kita serta kita akan mudah bagi tugas antara Pemda DIY dan Kab/Kota. Satu lagi, kita harapkan pemda gerak cepat melaksanakan program kegiatan yang telah dirancang selama ini termasuk untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat tadi. Masyarakat sudah menunggu aksi nyata Pemerintah dan Pemda. Dan perlu diingat, tata kelola harus baik," kata Eko Suwanto, alumni Magister Ekonomi Pembangunan UGM ini.

Guna menjaga perekonomian masyarakat, Pemda DIY harus membelanjakan APBD untuk penanganan Covid-19 ini dengan membeli produk produk yang bisa dibuat masyarakat DIY sendiri.

"Misalnya untuk penyediaan masker kain bagi warga atau APD untuk nakes, penjahit kita sendiri. Beli sembako, ya belinya ke petani DIY. Prinsipnya duit dari APBD harus muter di DIY agar nilai lebih secara ekonomi dapat dinikmati masyarakat DIY. Ini sekaligus untuk menjaga agar perekonomian rakyat membaik," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY.

Langkah percepatan penanganan Covid-19 lebih optimal dengan bekerja bersama, gotong royong, khususnya dari pihak swasta dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) maupun bentuk lainnya.

Gotong royong, bekerja bersama ini bagian dari langkah memberdayakan kemampuan masyarakat dan pemerintahan.

“Semangatnya, holobis kuntul baris, kata kiasan itu bisa menjadi muara kebersamaan yang seharusnya dibangun oleh Pemda DIY dengan swasta,” kata Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta.

Langkah kelima adalah penegakan hukum dalam mendorong tegaknya disiplin masyarakat dalam social distancing, physical distancing dan hidup sehat.
"Terima kasih TNI dan Polri yang dengan semangat luar biasa, bekerja keras melakukan pencegahan dan penanganan Covid19," kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan

Langkah keenam, disiplin masyarakat yang didukung ketegasan Pemerintah serta pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Komisi A DPRD DIY telah meminta kepada Pemda DIY tegas dalam menekankan pentingnya pembatasan sosial, agar tumbuh sikap disiplin dalam menjalankan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

Pemda DIY perlu mendorong penggunaan masker kepada siapa saja yang beraktifitas di luar ruang, sediakan masker bagi warga yang membutuhkan.

"Kita tegaskan, disiplin masyarakat inilah yang menjadi respons dari semua langkah-langkah yang akan ditempuh, sesuai saran pakar kesehatan bisa ada pilihan kebijakan moderate social distancing untuk kawasan yang belum masuk kategori red zone maupun maximum social distancing atau karantina wilayah di area redzone, ini butuh sumber data yang akurat dan cepat. Saat ini jalanan mulai ramai. Hal ini harus disikapi dengan cepat dan tegas untuk menghentikan penularan Covid19,” tegas Eko Suwanto,alumni Lemhanas ini.

Langkah ketujuh tentu semua langkah ini harus disertai doa, memohon kepada Allah.

"Mari kita dengan ikhlas dan sepenuh hati, memohon ampunan dan memohon kepada Allah, semoga senantiasa mendapatkan perlindunganNya. Semoga vaksin dan obat Covid19 lekas ditemukan. Semoga sodara kita tenaga medis, para medis, relawan kuat dan sehat selalu. Semoga Covid19 sirna dari alam semesta. Semoga seluruh manusia dan alam semesta selamat", kata Eko Suwanto. (hda/rls)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved