Wabah Virus Corona
Pemkab Bantul Upayakan Rapid Test Untuk Para Pemudik
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sedang mengupayakan pengadaan rapid test secara mandiri untuk menyasar pemudik dari luar daerah
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sedang mengupayakan pengadaan rapid test secara mandiri untuk menyasar para pendatang dan pemudik dari luar daerah, yang dianggap memiliki risiko cukup tinggi terpapar virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan, saat ini pihaknya telah menerima sedikitnya 650 rapid test, yang didapat dari pemerintah pusat. Tetapi, karena jumlahnya terbatas, sasarannya pun tidak bisa diperluas.
"Sesuai panduan kan hanya untuk kontak erat dengan pasien positif, lalu nakes yang merawat pasien isolasi. Jadi, kita harus melakukan pengadaan mandiri ya, untuk menambah jangkauan," katanya.
Agus berujar, seandainya hal tersebut bisa terealisasi, maka para pemudik, serta pendatang dari luar daerah yang bakal menjadi prioritas. Apalagi, sampai sejauh ini, larangan pulang ke kampung halaman hanyalah sebatas imbauan, tanpa aturan mengikat.
"Meskipun tetap ada seleksi dari kita, karena alatnya kan terbatas. Mungkin kita utamakan yang ada gejala, atau pemudik dari daerah pandemi yang kiranya perlu untuk diprioritaskan," ujarnya.
Sesuai rencana, pihaknya bakal melakukan pengadaan rapid test mandiri sebanyak 1.000 buah. Nantinya, dari Puskesmas yang akan menerapkan sistem sampling, untuk menentukan siapa-siapa saja warganya, yang disertakan dalam rapid test masal tersebut.
"Ya, kita adakan 1.000 rapid test. Datangnya antara 1-2 minggu. Sudah proses, tapi kan pengadaan rapid test ini juga tidak mudah," terangnya.
Walau begitu, ia tetap mengimbau, supaya masyarakat tidak melakukan aktivitas mudik untuk tahun ini, meski Pemkab Bantul mengupayakan test masal sekalipun. Terlebih, kesadaran masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri pun belum terlalu besar.
"Tapi, karena larangan mudik hanya imbauan, maka mereka yang sudah terlanjur sampai sini, tetap harus menjalani karantina mandiri 14 hari. Pemkab, bahkan desa, sudah menyiapkan selter, kalau tidak mungkin isolasi di rumah," katanya.
Sementara Juru Bicara Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan, hingga kini, 325 orang tercatat telah menjalani rapid test. Mereka yakni kontak erat pasien positif, maupun tenaga kesehatan yang merawat pasien isolasi di sejumlah RS.
"Terkait dengan kontak erat dengan pasien positif di Bantul yang jumlahnya delapan orang itu, seluruhnya sudah dilakukan rapid test. Hasilnya negatif. Sampai saat ini, belum ada yang terkonfirmasi positif," pungkasnya. (aka)