Dunia Akan Kekurangan Kondom di Tengah Wabah Corona, PBB Peringatkan Lonjakan Kehamilan di Dunia

Kekurangan persediaan kondom global meningkat seiring dengan penutupan pabrik pembuatan alat kontrasepsi akibat lockdown di tengah wabah virus corona.

Editor: Joko Widiyarso
Mohd RASFAN / AFP
Pabrik kondom Malaysia Karex di kantor pusat perusahaan di Port Klang di pinggiran Kuala Lumpur, pada 6 April 2020 menunjukkan. 

TRIBUNJOGJA.COM, KUALA LUMPUR - Kekurangan persediaan kondom global meningkat seiring dengan penutupan pabrik pembuatan alat kontrasepsi akibat lockdown di tengah wabah virus corona.

Upaya pemerintah dari berbagai negara dalam menerapkan lockdown juga membuat beberapa bisnis yang dianggap tidak penting ditutup atau dibatasi.

Salah satunya perusahaan kontrasepsi raksasa Karex di Malaysia yang terpaksa hanya membuat satu dari setiap lima kondom yang ada di dunia karena dibatasi produksinya.

Perusahaan itu hanya bisa memproduksi sekitar 200 juta lebih sedikit daripada produksi biasanya.

Produsen lain di seluruh dunia mungkin juga menghadapi gangguan dan kesulitan dalam menempatkan kondom di pasar karena persoalan transportasi.

Menurut Kepala Eksekutif Karex, Goh Miah Kiat, pasokan alat kontrasepsi akan sangat terdampak. Goh mengatakan pada media Perancis AFP, "Dunia akan kekurangan kondom."

Goh juga mengatakan kalau kondisi ini menjadi tantangan meski dia tahu kalau pasokan kondom ke negara-negara berkembang akan sangat sulit.

Pihaknya juga sedang mengusahakan yang terbaik yang mereka bisa. Bagaimana pun, kondom merupakan perangkat medis yang dianggap penting.

Peringatan dari PBB Karex yang selama ini memasok kondom ke banyak perusahaan dan pemerintah harus menutup tiga pabriknya di Malaysia di awal periode lockdown negara itu sampai 14 April mendatang.

Beroperasi 50 persen
Perusahaan itu hanya diizinkan beroperasi sebanyak 50 persen dari tenaga kerja biasa. Goh kemudian berpikir untuk menyampaikan izin peningkatan produksi.

Kelangkaan kondom juga membuat Badan Kesehatan Reproduksi di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) buka suara. PBB hanya bisa mendapatkan sekitar 50 sampai 60 persen pasokan kondom selama wabah virus corona.

Juru bicara Dana Populasi PBB mengatakan, "Penutupan perbatasan dan tindakan pembatasan lainnya telah memengaruhi transportasi dan produksi di sejumlah negara dan kawasan."

Dia juga menambahkan kalau PBB mengambil beberapa langkah seperti menambah pemasok tambahan untuk mendukung kebutuhan yang mendesak.

Kehamilan Tidak Diinginkan
Badan Kesehatan Reproduksi PBB bekerja sama dengan seluruh pemerintah di dunia untuk mendukung program keluarga berencana.

Mereka menyatakan kekhawatiran utamanya yakni soal pengiriman stok kondom dengan cepat sesuai yang dibutuhkan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved