Wabah Virus Corona

Jangan Jemawa, Data Membuktikan Anak Muda Tak Kebal Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingaktkan meskipun orang tua yang paling rentan, bukan berarti anak muda lebih selamat.

Editor: Rina Eviana

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona penyebab COVID-19,  physical distancing dan di rumah saja merupakan salah satu jalan memutus penularan virus corona.

Sayangnya, imbauan physical distancing itu masih banyak diabaikkan oleh masyarakat, apalagi kaum muda.

Masih banyak anak muda yang tidak melakukannya dan tetap berpergian ke ruang-ruang publik.

Social Distancing dengan cara melakukan pembatasan jarak antar satu orang dengan orang lainnya
Social Distancing dengan cara melakukan pembatasan jarak antar satu orang dengan orang lainnya (IST)

Pada minggu lalu misalnya, polisi terpaksa membubarkan sekumpulan anak muda yang nongkrong di Blok M, Jakarta, dan kafe di Surabaya. Di Yogyakarta pun sama. Polisi harus membubarkan kerumunan orang-orang di angkringan maupun kafe-kafe di wilayah Jalan Kaliurang kilometer 5.

Selain itu, hingga hari ini pun, masih banyak laporan polisi membubarkan acara keramaian seperti pernikahan dan reuni.

Padahal, seperti diperingatkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO), tidak ada jaminan bagi para generasi muda bahwa tubuh mereka akan kebal virus corona.

ILUSTRASI Sistem Kekebalan Tubuh
ILUSTRASI Sistem Kekebalan Tubuh (WebMD)

Melansir BBC, Jumat (20/3/2020); Direktur Umum WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pernah mengatakan dalam konferensi daring dari Jenewa, meskipun orang tua yang paling rentan, bukan berarti anak muda lebih selamat.

"Kepada seluruh anak muda, bukan berarti kalian aman. Virus ini bisa membuat kalian dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh kalian," ucap Tedros.

Dia menambahkan, meskipun anak muda tidak merasa sakit, namun keputusan mereka untuk bepergian dapat menentukan kehidupan dan kematian bagi orang lain.

Cara Crazy Rich Asian Lakukan Karantina saat Pandemi Virus Corona: Beli Pulau Pribadi!

Data membuktikan, anak muda tidak kebal corona Sebuah analisis dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa generasi muda juga berisiko terinfeksi virus corona.

Data menunjukkan sekitar seperlima orang Amerika Serikat terkonfirmasi COVID-19 yang berusia 20-44 tahun menjalani perawatan di rumah sakit, dan sekitar 2-4 persen di antaranya membutuhkan penanganan di unit perawatan intensif.

Memang harus diakui bahwa menurut laporan CDC, 31 persen kasus terinfeksi Covid-19 di AS berasal dari kelompok usia di atas 65 tahun.

Dari jumlah ini, sekitar 45 persen menjalani perawatan rawat inap, 53 persen penanganan ICU, dan 80 persen meninggal dunia. Lalu, antara 12 Februari hingga 16 Maret 2020, CDC mendapatkan 4.226 kasus baru.

Dalam 144 kasus golongan usia di atas 85 tahun, sekitar 31 hingga 71 persen pasien dirawat di rumah sakit dan 6,3 hingga 29 persen di antaranya membutuhkan perawatan intensif.

Angka kematian pada golongan ini mencapai 10 hingga 27 persen.

Wartawan memakai alat pelindung khusus, seperti sendal karet, baju pengaman khusus, dan masker untuk memasuki laboratorium yang memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Sri Oemijati, Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020). Total ada 64 spesimen yang dikirim ke lab Badan Litbangkes, 2 kasus diantaranya masih dalam pemeriksaan, sedangkan 62 lainnya negatif virus corona.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Wartawan memakai alat pelindung khusus, seperti sendal karet, baju pengaman khusus, dan masker untuk memasuki laboratorium yang memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Sri Oemijati, Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020). Total ada 64 spesimen yang dikirim ke lab Badan Litbangkes, 2 kasus diantaranya masih dalam pemeriksaan, sedangkan 62 lainnya negatif virus corona.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Sebaliknya, tidak ada data yang menunjukkan perawatan ICU atau kematian pada orang-orang yang berusia di bawah 20 tahun.

10 Jawaban Atas Segala Pertanyaan Kamu Tentang Virus Corona

Meski demikian, bukan berarti golongan muda selamat dari risiko terinfeksi virus corona.

Pada periode yang sama, CDC memperoleh data sekitar 1,6 hingga 2,5 persen dari 123 pasien terinfeksi pada usia di bawah 19 tahun yang dirawat di rumah sakit, di antara mereka tidak ada yang membutuhkan perawatan intensif dan tidak ada yang meninggal.

Sedangkan pada golongan pasien berusia 20 hingga 44 tahun, hanya 14 hingga 21 persen dari 705 kasus yang dirawat di rumah sakit, 2-4 persen dialihkan ke ICU, dan 0.1 hingga 0.2 persen yang meninggal.

Para peneliti di China juga menemukan bahwa virus corona juga bisa menginfeksi kalangan anak-anak. Dilaporkan dalam jurnal Pediatrics; pada awal penyebaran wabah, China memiliki 2.143 kasus COVID-19 pada anak-anak yang 90 persen di antaranya hanya bergejala ringan.

Akan tetapi, sekitar 6 persen kasus pada anak merupakan kasus berat dan kritis. Bahkan dalam sebuah penemuan, hampir 11 persen kasus pada bayi merupakan kasus parah hingga kritis.

Untungnya, tidak ada bayi yang meninggal.(Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Data Membuktikan, Anak Muda Tidak Kebal Virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved