Inilah Enam Kunci Sukses Singapura, Hongkong dan Korsel Hadapi Virus Corona atau Covid-19
Inilah Enam Kunci Sukses Singapura, Hongkong dan Korsel Hadapi Virus Corona atau Covid-19
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, LONDON – Jumlah kasus akibat wabah Coronavirus di negara barat meroket, memaksa pemerintah setempat melakukan berbagai kebijakan ekstrem.
Sekolah dan kampus, serta aktivitas bisnis lain ditutup total. Pembatasan kontak kerumunan juga dilakukan di berbagai kota.
Di Asia, selain China yang jadi pusat wabah sejak awal 2020, berbagai negara mengalami hal sama. Namun beberapa negara sukses meredam wabah ini.
Hongkong, Taiwan, Vietnam, Singapura, dan Korsel berhasil menekan laju persebaran, meski wilayah mereka sangat dekat dengan China daratan.
Artikel yang ditulis Helier Cheung di BBC News, Sabtu (21/3/2020), menjelaskan mengapa negara-negara itu tergolong sukses menghadapi Covid-19.
Pelajaran 1 : Bekerja Serius dan Bertindak Cepat
Para ahli kesehatan di negara-negara itu memiliki pemahaman sama, membuat keputusan bersama pemerintah untuk meredam persebaran virus Corona.
Mereka memerintahkan jaga jarak antar manusia dan mengisolasi yang sudah terpapar virus. Pembersihan lingkungan lewat penyemprotan disinfektan juga dilakukan.
Cara-cara ini diadopsi negara-negara lain di Asia termasuk Indonesia, Eropa, Amerika. Namun praktiknya di lapangan membuat perbedaan.
Perbedaan paling kentara, negara lain tidak bertindak cepat. “AS dan Inggris kehilangan kesempatan,” kata Tikki Pangestu, mantan Direktur Penelitian WHO.
“Mereka punya waktu dua bulan sejak kasus pertama ditemukan di China. Mereka beranggapan, China jauh dari negeri mereka,” katanya.
Kasus pertama di China dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019. Saat itu laporan hanya menyebut ada kasus misterius serupa SARS, atau flu.
Belum ada indikasi virus itu menyebar antarmanusia, dan pengetahuan tentang virus misterius itu masih sangat terbatas.
Tiga hari kemudian, Singapura, Taiwan, dan Hongkong melakukan langkah-langkah antisipatif. Skrining dilakukan di pintu-pintu penghubung negeri itu dengan China, terutama dengan Wuhan.
Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, merupakan episenter wabah yang kemudian dikenali sebagai Coronavirus.