Bisnis
Jogjavanesia Craft, Kerajinan Serat Alam yang Mendunia dari Kulon Progo
Produk yang awalnya hanya dipasarkan secara lokal yakni dijual di Malioboro, saat ini telah merambah pasar Amerika, Inggris, dan Belanda.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Meski demikian, Indri mengatakan tantangan dari usaha kerajinan tersebut adalah regenerasi.
Hal ini lantaran generasi milenial belum tertarik meneruskan kerajinan yang lebih banyak ditekuni oleh ibu hingga nenek mereka.
Salah satu warga yang juga ikut dalam mengolah serat agel adalah Martodinoto (80).
Mbah Marto, sapaan akrabnya, dulunya merupakan penjual tempe.
• Mengintip Peluang Bisnis dari Kerajinan Berbahan Clay Tepung
Namun karena faktor usia, ia memilih untuk 'nepung' atau menyambung serat agel agar menjadi panjang, yang bisa dilakukannya sembari bersantai di rumah.
"Tidak ada target. Biasanya dua hari baru dapat 1 kilogram. Kalau terkumpul 1 kilogram, nanti dapat Rp 10 ribu," ujarnya.
Pengolahan serat agel sendiri tidak membutuhkan proses yang panjang.
Serat agel yang diambil dari Pohon Gebang dipepes atau dipisahkan menjadi dua lapis menjadi lapisan tipis atau gajih yang nantinya dimanfaatkan sebagai serat alam bahan baku tas.
Namun sebelumnya harus dikeringkan di bawah sinar matahari, ditepung atau disambung, digulung dan siap digunakan untuk membuat tas. (TRIBUNJOGJA.COM)