10 Tempat Wisata yang Dekat dengan Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM)
Para mahasiswa yang punya segudang kegiatan jangan lupa piknik tipis-tipis agar tidak stres. Khusus bagi Anda yang tercatat sebagai mahasiswa
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Para mahasiswa yang punya segudang kegiatan jangan lupa piknik tipis-tipis agar tidak stres.
Khusus bagi Anda yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) atau warga sekitar, ternyata ada sederet tempat wisata murah meriah dan ramai yang bisa Anda kunjungi dekat kampus UGM lho.
Meski bukan tempat wisata alam seperti di Gunungkidul, tetapi tempat-tempat ini tak kalah menarik dengan kekhasan masing-masing.
Seperti di Tugu Pal Putih, Anda akan melihat lalu lalang mobil di sore hari. Jika beruntung, Anda juga bisa mengabadikan momen di depan tugu apabila tak banyak mobil yang melintas.
Apa saja tempat wisata dekat kampus UGM? Mari simak:
1. Tugu Pal Putih

Tugu Pal Putih atau Tugu Golong Giling ini tak asing di telinga.
Sejarah tugu yang dibangun pada tahun 1755 oeh Sri Sultan Hamengku Buwono I ini menjadi simbolis dan menandakan garis batas antara gunung merapi, Keraton Yogyakarta dan Pantai Selatan.
Ikon Yogyakarta ini konon katanya jika pengunjung dapat mengabadikan momen di Tugu tersebut maka mereka yang berfoto dapat kembali lagi ke Yogya.
Lokasi yang tak jauh dari wisata kuliner ini dipenuhi pengunjung ketika menjeang malam.
Biasanya pengunjung mengabadikan momen di tengah Tugu sembari menunggu jalanan terlihat sepi.
Agar mendapatkan latar belakang Tugu yang berlatar belakang lampu dan bangunan bersejarah.
Kawasan Tugu akan mulai diramaikan pengunjung ketika menjelang pukul 19.00 hingga larut malam.
Tentu kawasan ini sealu menjadi tempat pesta kembang api di setiap malam pergantian tahun.
Tak hanya lokasinya yang strategis melainkan pesona Tugu dan langit Jogja memberikan kesan yang pas di hati.
2. Sepanjang Jalan Malioboro

Jantung Yogyakarta yang tak bisa terlewatkan ketika berkunjung ke Yogyakarta.
Malioboro yang kini menjadi semi pedestrian yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk berbelanja maupun mengabadikan momen di sisi jalan.
Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Yogyakarta tanpa pergi ke Malioboro.
Di sini Anda juga dapat menikmati berbagai macam kuliner yang hanya dapat dijumpai di malam hari.
Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati hiburan musisi jalanan yang memberikan kehangatan di hati dan memberikan suasana khas Jogja.
Biasanya Malioboro, Titik Nol dan Tugu menjadi tempat pilihan untuk menikmati malam tahun baru bersama keluarga dan sahabat terdekat.
Banyak orang berbondong-bondong ke kawasan ini guna menikmati pesta kembang api yang digelar di Alun-alun Utara Kraton.
3. Titik Nol Kilometer

Kawasan Nol Kilometer, merupakan kawasan yang dikelilingi bangunan Belanda seperti Bank Indonesia, Bank BNI dan Monumen Serangan Umum 1 Maret.
Saat malam hari bangunan-bangunan sinari lampu-lampu yang sayup. Sehingga memunculkan kesan romantisnya sudut kota Yogyakarta.
Kawasan ini juga pas untuk menghabiskan malam pergantian tahun.
Di sini merupakan tempat pesta merayakan pergantian tahun. Sebab tempat ini juga merupakan ikon Jogja yang populer berdekatan dengan Alun-alun Utara, Kraton Jogja dan Malioboro.
4. Benteng Vredeburg

Benteng Vredeburg salah satu museum peninggalan Belanda yang turut menjadi ikon Yogyakarta.
Disini pengujung dapat menjumpai berbagai koleksi karya seni, senjata peninggalan Belanda hingga patung-patung pahlawan.
Museum ini didirikan pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda.
Tujuan dibangunnya museum tersebut untuk menjaga keamanan Kraton dan sekitarnya.
Ketika masih berfungsi sebagai benteng, Museum Benteng Vredeburg memiliki empat buah menara pengawas di setiap sudutnya.
Konon, empat menara tersebut berfungsi sebagai tempat tentara Belanda berjaga-jaga dan melepaskan tembakan ketika perang.
Seiring berjalannya waktu, bangunan peninggalan yang sudah banyak yang rusak dipugar oleh pemerintah untuk menjadi museum.
Sekarang, setiap ruangan dan bangunan dalam Museum Benteng Vredeburg berfungsi sebagai diorama sekaligus objek pengingat perjuangan.
Diorama-diorama itu menggambarkan dari Perang Diponegoro, Agresi Militer tahun 1948 hingga masa Orde Baru.
Jam berkunjung ke Benteng Vredeburg mulai pukul 07.30-16.00 WIB. Harga tiket masuk untuk museum Benteng Vredeburg sekitar Rp 2000 hingga Rp 3000 saja.
Untuk menemukan museum ini sangat mudah. Anda bisa berjalan-jalan di Malioboro. Letak museum tepat diujung jalan dan berdekatan dengan Titik Nol Km.
5. Taman Sari

Taman Sari merupakan situs bekas taman atau kebun istan Keraton Ngayoyakarta Hadiningrat.
Kebun yang dibangun pada kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono I (1758-1765) ini memiliki sebutan ‘The Fragrant Garden’.
Akses ke tempat ini sangat mudah karena dekat dengan Keraton dan cukup menempuh waktu kurang lebih 15 menit dari alun-alun utara.
Tak perlu merogoh kocek banyak, Taman sari tergolong tempat wisata yang dapat dijangkau.
Luas Taman Sari tersebut lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan.
Antara lain, gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air sera danau buatan hingga lorong bawah tanah.
Di depan pintu Taman Sari nantinya pengunjung akan dijumpai dengan para pemandu wisata. Jika ingin menggunakan pemandu wisata, Anda tak perlu khawatir biasanya para pemandu tak mematok biaya. Akan tetapi, menurut kebiasaan wisatawan memberikan jasa sekitar Rp 25000.
Lokasi ini terletak di Wisata Taman Sari Jalan Tamanan, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk biaya masuk Anda akan dipatok harga Rp6000-Rp 12000. Jika Anda membawa kamera akan dikenakan biaya tambahan Rp2000.
6. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Kraton Ngayogyajarta hadiningrat atau Kraton Yogyakarta merupakan tempat tinggal Sultan dan keluarganya yang masih menjalankan tradisinya hingga saat ini.
Kerajaan ini dibangun pada abad ke-18. Kesultanan resmi menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950.
Kraton yang kini juga merupakan salah satu objek wisata di Yogyakarta.
Kompleks Kraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari kerajaan-kerajaan Eropa, replika pusat Kraton serta gamelan.
Segi bangunan Kraton merupakan salah saru contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.
7. Jogja Bay Adventure Pirate Waterpark

Berenang bisa menjadi salah satu cara melepas kepenatan di akhir pekan. Untuk itu, bagi Anda yang memiliki rencana untuk bermain air, datanglah ke Jogja Bay Waterpark!
Di tempat ini, wahana bermain air banyak disukai pengunjung segala usia. Tentu, tempat ini dilengkapi dengan sistem keamanan canggih dan ramah anak.
Uniknya, Jogja Bay Waterpark tak hanya menyuguhkan mainan air saja, tapi juga storytelling yang menceritakan tradisi Yogyakarta.
Agar menarik minat anak kecil, maka para pencerita tersebut didandani layaknya bajak laut. Cerita itu ditampilkan dalam live show maupun merchandise.
Berencana ke Jogja Bay? Datang saja ke Jalan Utara Stadion, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Perlu diingat, amankan hape dan barang elektronik terlebih dahulu agar tidak basah saat kena air.
8. Jogja House and Resto (Johnsto)

Anda bosan dengan wisata yang itu-itu aja? Butuh destinasi wisata baru sebagai tempat melepas lelah? Anda bisa mengunjungi wisata Jogja House and Resto atau yang kerap disingkat Johnsto.
Destinasi wisata berkuda itu terletak di Kutu Patran, Sinduadi, Mlati, Sleman. Wisata ini menarik, pasalnya berkuda merupakan salah satu aktivitas olahraga yang menyenangkan.
Dibutuhkan adrenalin yang tinggi agar kuda mau ditunggangi oleh penunggang. Ini adalah tantangan bagi Anda yang menyukai wisata penuh adrenalin.
Luas lahan Johnsto ini adalah 4000 meter persegi. Sehingga, Anda tak perlu takut tidak kebagian lahan saat Anda berkuda, karena memang tempatnya cukup luas.
Tempat ini juga menyajikan sensasi berkuda, baik yang bertujuan fun riding maupun riding class. Bagi Anda yang ingin masuk ke wahana wisata berkuda, ini gratis, tapi Anda perlu membayar untuk mencoba naik kuda.
Berapa bayarnya? Harganya terjangkau. Anda hanya perlu membayar Rp 35 Ribu untuk kuda besar dan Rp 25 Ribu untuk kuda kecil. Satu tiket bisa berlaku untuk tiga kali putaran.

Perlu diperhatikan, Jhonsto buka dari jam 08.00-23.00. Meskipun begitu, jam operasional berkuda hanya dua sesi, yakni pukul 08.00-11.00 dan 14.30-17.30 WIB saja. Ini bertujuan agar kuda memiliki waktu istirahat yang cukup dan tidak kelelahan.
Di Johnsto, ada delapan kuda yang bisa disewa, mulai dari lokal, keturunan dan juga impor dari Belanda. Ada pula Seatland Ponny atau kuda poni yang bisa dimanfaatkan untuk berswafoto. Tentu, kuda ini tak bisa ditunggangi karena berukuran kecil.
Tak hanya berkuda, Johnsto turut menawarkan pelatihan memanah. Selama 10 menit, dengan merogoh kocek Rp 10 Ribu, Anda bisa berlatih memanah didampingi pelatih.
Sesuai namanya tidak hanya kuda yang bisa dilihat, pengunjung juga bisa sekadar makan di restoran yang menyajikan beragam menu dengan harga relatif terjangkau.
Tertarik untuk mencoba naik kuda di Johnsto? Siapkan pakaian terbaik Anda karena Anda bisa mengambil foto bersama dengan kuda-kuda Johnsto.
9. Gembira Loka

Menyukai binatang dan ingin mempelajari ragamnya? Mari kunjungi Gembira Loka. Wahana yang ditawarkan banyak berkaitan dengan satwa-satwa menarik yang bisa dipelajari anak-anak, seperti monyet, kudanil dan masih banyak lagi.
Selain menawarkan wisata satwa, Gembira Loka juga memberikan opsi wisata air yang bisa dinikmati pengunjung, diantaranya wahana bumper boat, speedboat dan perahu katamaran.
Untuk menikmati wahana itu, memang perlu biaya lebih, tetapi tidak ada salahnya dicoba.
Tertarik untuk mengajak keluarga atau pacar ke Gembira Loka Zoo? Berikut alamat lengkap Gembira Loka, Jalan Kebun Raya No 2 Yogyakarta.
10. Jungkir Balik Layaknya ’Spiderman’: Upside Down World

Mau coba berfoto terbaik tapi bingung bagaimana caranya? Coba kunjungi Upside Down World. Upside Down memberikan ruang dengan perabotan yang dipasang terbalik agar terkesan pengunjung menjadi ‘Spiderman’.
Setiap spot ruang terdapat pemandu yang siap mengarahkan gaya dan membantu para pengunjung untuk mengambil foto. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir satu rombongan tak dapat bergaya dalam satu frame.
Lokasinya terletak di Jl. Ring Road Utara No. 18 Maguwoharjo, Sleman, tidak jauh dari Kota Yogyakarta. Bagi Anda yang ke Upside Down World, pastikan baterai kamera atau gawai penuh.
Kapan lagi berfoto seperti Peter Parker di Yogyakarta. Biaya masuk Upside Down World kurang leih Rp 60.000 (Dewasa), Rp 40.000 (PElajar) dan Rp 25.000 (Anak-anak).
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )