Berita Eksklusif
Harga Bawang Putih di Kulon Progo Naik Dua Kali Lipat, Tembus Rp 60 Ribu/Kg
Harga Bawang Putih di Kulon Progo Naik Dua Kali Lipat, Tembus Rp 60 Ribu/Kg
Penulis: Andreas Desca | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Harga bawang putih di berbagai pasar tradisional di Kulon Progo mengalami kenaikan signifikan sejak Senin (10/2/2020) yang lalu.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulonprogo, Iffah Mufidati kepada tribunjogja.com, Selasa (11/2/2020) menyampaikan harga bawang putih naik hampir dua kali lipat dibandingkan pada Januari lalu.
"Januari lalu harga masih stabil di kisaran Rp30-35 ribu, namun tiba-tiba mengalami lonjakan harga," katanya.
Harga bawang putih di Kulon Progo menurut data dari Disperindag, saat ini mencapai kisaran Rp 55-60 ribu per kilogram.
"Jadi kita melakukan pemantauan secara rutin di pasar-pasar tradisional dan harganya saat ini masih tinggi," katanya.
• 103.000 Ton Bawang Putih akan Diimpor dari China
• Stok Bawang Putih di Sleman Masih Aman hingga Maret 2020
Iffah pun menjelaskan lebih lanjut bahwa kenaikan harga di berbagai Pasar tradisional ini lebih banyak dipengaruhi oleh para pedagang besar.
"Jadi memang para pedagang mendapatkan harga yang tinggi ketika membeli barang dagangan (kulakan), mereka pun mau tak mau harus menyesuaikan diri dengan harga yang ada," tuturnya.
"Semoga saja bisa cepat stabil kembali harganya," imbuhnya.
Sementara terkait dengan kegiatan operasi pasar untuk menyetabilkan harga bawang putih, Iffah mengaku pihaknya masih akan berkoordinasi dengan Disperindag Provinsi.
Kewenangan Disperindag Kulon Progo hanya sebatas melakukan pemantauan di lapangan saja.
Sementara untuk menggelar operasi pasar menjadi kewenangan dari Disperindag DIY.
Di Kota Yogyakarta, harga bawang putih juga dirasakan tidak stabil.
Hal tersebut dikeluhakan oleh Tukinem, pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. Saat ditemui Tribun Jogja, Senin (10/2), ia mengatakan sebelumnya harga bawang putih sempat naik hingga Rp60.000 per kilogram (kg).
Namun ia mengaku Senin kemarin harga bawang putih turun.
"Kemarin sempat naik sampai 60 ribu (rupiah), sehari saja. Sekarang sudah turun lagi," ungkapnya.
"Hari ini (kemarin) rata-rata jualnya 50 ribu (per kg). Saya jualnya 50 ribu, tapi pedagang lain bisa berbeda," sambungnya.
Tukinem pun berujar, tidak hanya pedagang yang mengeluhkan harga bawang yang tak kunjung stabil ini. Para pembeli langganannya pun juga mengeluhkan hal sama.
"Pembeli juga sambat (mengeluh), mereka kan mau enggak mau harus beli karena butuh," tuturnya.
Para pembeli ini kata dia kebanyakan memang untuk kebutuhan rumah makan atau restoran.
"Banyak yang butuh bawang. Jadi berapa pun harganya tetap beli," katanya.
Soal stok, Tukinem mengaku masih tersedia cukup banyak. "Stoknya banyak. Barangnya banyak. Ini saya yang ini masih punya sekitar 80 kilogram. Belum lagi yang di dalam kotak juga ada," katanya sambil menunjukkan tempat penyimpanan di kiosnya.
Ia pun berharap harga bawang putih ini segera stabil. Tukinem mengaku waswas jika nanti bawangnya tak laku. "Harapannya segera stabil harganya," tuturnya.
Disinggung soal dibatasinya impor bawang dari China, Tukinem berharap agar tidak disetop. Karena menurutnya, impor tetap diperlukan karena di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan bawang putih sendiri. "Kalau impornya disetop jelas pengaruh. Jadi kekurangan barang. Kan kita tidak bisa tanam bawang putih sendiri," ujarnya.
Selain bawang putih, Tukinem juga menyebut bawang bombai juga masih perlu diimpor. "Bawang bombai kan juga dari China.
Ini harganya juga naik, saya enggak jual karena mahal," pungkasnya.
Pedagang bahan pangan poko di Pasar Kranggan pun membenarkan jika harga bawang putih mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir. Sekitar 8-9 hari lalu, harga per kg-nya masih di kisaran Rp46 ribu, kemudian menjadi Rp50 ribu per kg. Lalu sepekan yang lalu harga langsung naik menjadi Rp 60 ribu per kg.
Kondisi harga di titik ini sudah berjalan sekitar seminggu. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada tanda-tanda bakal mengalami penurunan. “Pelanggan, ya, tetap aja beli. Mau enggak mau kan, wong butuh,” tuturnya kepada Tribun Jogja, kemarin malam.
Naik 100%
Harga bawang putih kating di sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta naik hampir sekitar 100 persen dari harga normal. Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogya, harga komoditas tersebut tembus hingga Rp60 ribu per kg.
"Harga di Pasar Lempuyangan dan Kotagede Rp60.000 per kg, sedangkan di Pasar Beringharjo Rp56.000 per kg," kata Kepala Bidang Bimbingan Usaha, Pengendalian, dan Pengawasan Perdagangan Disperindag Kota Yogya, Benedik Cahyo, Senin (10/2).
Dia menjelaskan, kenaikan harga sudah mulai terjadi pada saat jelang perayaan Imlek lalu. Saat kondisi normal, rata-rata harga bawang putih kating di tingkat pedagang dibanderol Rp32 ribu/kg.
Tingginya permintaan saat menjelang perayaan Imlek diduga menjadi penyebab naiknya harga jual di sejumlah pasar. Selain itu, Benedik meyampaikan, merebaknya isu virus Corona ikut berimbas pada harga jual. "Memang ada pengurangan impor bawang putih dari China dan kebutuhan bawang putih itu sebagian besar memang dicukupi dari impor," jelas dia.
Stok aman
Naiknya harga bawang putih juga dirasakan di Sleman. Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan, kenaikan bawang putih ini disebabkan pemerintah menghentikan impor dari China sebagai proteksi masuknya virus Corona.
"Tapi kami telah berkoordinasi dengan provinsi (Pemda DIY) dan stok bawang putih masih aman diperkirakan sampai akhir Maret," jelasnya, Senin (10/2).
Ia mengakui bahwa ada kenaikan harga bawang putih yang cukup tinggi. Kenaikan harga bawang putih mencapai 85%. Pada pantauan di enam pasar yakni Prambanan, Godean, Sleman, Gamping, Pakem, dan Tempel pada Jumat pekan kemarin, harga bawang putih tertinggi
mencapai Rp70 ribu dan terendah di angka Rp60 ribu per kg.
Kini pihaknya masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. Harapannya sebelum Maret sudah dapat ditentukan langkah selanjutnya untuk mengatasi permasalahan ini. Misalnya dengan impor dari negara lain. (tim)