Wabah Virus Corona
Wabah Virus Corona, WHO Segera Tetapkan Status Darurat Kesehatan Global
World Health Organisation atau Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar rapat di hari Kamis (30/1/2020) untuk mempertimbangkan kembali keputusan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - World Health Organisation atau Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar rapat di hari Kamis (30/1/2020) untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka berkaitan dengan tidak mengumumkan darurat kesehatan masyarakat global atas penyebaran virus corona.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu sebelumnya menilai terlalu cepat mengumumkan status kedaruratan sehubungan dengan penyebaran virus itu.
Penilaian itu mengacu pada sedikitnya bukti transmisi virus manusia ke manusia di luar China.

Akan tetapi, setelah itu, setidaknya ada 6 kasus dimana pasien secara individu tidak bepergian ke China. Hal tersebut diungkapkan oleh Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO.
Pada hari Rabu (29/1/2020), hampir 7.200 orang di daratan Cina dipastikan tertular penyakit seperti pneumonia, yang dikenal sebagai 2019-nCoV atau virus corona baru.
Sebagian besar dari mereka berasal dari pusat penyebaran penyakit menular di Wuhan, ibukota provinsi Hubei. Lusinan kasus internasional telah dikonfirmasi, sebagian besar di seluruh Asia.
37 kematian lebih lanjut dilaporkan oleh otoritas Hubei pada dini hari Kamis pagi membuat jumlah kematian menjadi 170. Semua kematian itu terjadi di China.
WHO akan segera menetapkan kasus darurat kesehatan masyarakat global di Jenewa, Swiss setelah pertemuan ini.
Sementara, kasus virus corona pertama di Timur Tengah terjadi di Uni Emirat Arab (UEA). Pasien yang terinfeksi adalah empat anggota keluarga yang baru pergi dari Wuhan, China.

Menteri Kesehatan dan Perlindungan Komunitas UEA menjelaskan, empat orang tersebut adalah seorang nenek, dua orangtua dan satu anak perempuan berusia 9 tahun.
Keempatnya sudah masuk dalam fase stabil dan sedang menjalani pemantauan medis. Otoritas kesehatan di Amerika Serikat sendiri mengatakan tingkat kematian virus ini berada di angka 2-3 persen.
Empat keluarga itu sampai di UEA sebagai turis pada 16 Januari 2020. Otoritas Emirat kemudian melacak langkah-langkah keluarga itu semenjak kedatangan mereka di UEA.
Dikatakan, nenek merasa sakit pada 23 Januari 2020, meminta pertolongan medis dan dites positif terjangkit virus corona. Semua anggota keluarganya pun positif.

Meski begitu, otoritas UEA menolak untuk memberitahu dari bandara mana mereka masuk. Mereka juga tidak mau membeberkan informasi dimana mereka dirawat.
"Semua anggota keluarga ada dalam keadaan stabil," ujar menteri.
Di Singapura, setidaknya ada 10 orang yang terjangkit virus corona itu. Sepuluh orang tersebut semuanya berasal dari Wuhan, China. Namun, setelah mendapatkan perawatan intensif, semuanya sudah memasuki masa stabil.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )