Wabah Corona
Warga Wuhan China Gunakan Media Sosial untuk Bercerita Pada Dunia Akibat Wabah Virus Corona
Begini Kisah Sunyi Wuhan Setelah Dikunci, Masyarakat Saling Teriak Bersahut-sahutan. Tidak berbeda dengan di Indonesia, media sosial di China
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Ikrob Didik Irawan
Dalam satu video, dirilis pada hari Minggu, Tao memfilmkan ritual hariannya sebelum meninggalkan rumah, termasuk menempelkan tas plastik di atas sepatunya dan mengenakan topeng dan kacamata pelindung pernapasan.
Dalam video yang sama, ia mengikat beberapa tas besar perlengkapan memasak dasar dan kertas toilet ke sepeda motor listriknya karena kendaraan pribadi bermotor dan transportasi umum telah dilarang di daerah pusat Wuhan.
"Karena [Komisi Kesehatan Nasional] mengatakan bahwa masa inkubasi dapat berlangsung selama 14 hari, yang paling saya khawatirkan adalah keluarga saya bisa terinfeksi, atau saya bisa terinfeksi," kata Tao.
Satu video yang diunggah oleh Tao menangkap pemandangan di luar jendelanya sendiri, dengan teriakan ratusan orang bergema di daerah itu.
Tak hanya itu, lebih banyak video viral yang menghangatkan hati muncul di media sosial. Salah satunya mengabadikan momen warga setempat di Provinsi Hubei yang meneriakkan slogan-slogan dukungan dari jendela apartemen mereka.
Dari video di Twitter itu, tidak diketahui mereka berbicara apa. Akan tetapi, teriakan itu disahuti banyak orang dan suasana kembali semarak.
Dalam satu klip pendek yang dibagikan secara luas, penduduk sebuah perumahan di Yichang, Provinsi Hubei, difilmkan berteriak "Wuhan, tambahkan minyak!", "Yichang, tambahkan minyak!" serta menyanyikan lagu kebangsaan.
"Kami hanya ingin membangkitkan semangat semua orang. Penduduk perkebunan kami telah dikurung di rumah selama beberapa hari dan semua orang merasa sangat tertekan, "seorang pekerja bermarga Wang, ditutup dari The Beijing News, Senin (27/1/2020).
“Saat itu, banyak orang menangis. Itu sangat mengharukan,” tambahnya. tandasnya.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )