Saat Umat Tri Dharma di Magelang Gelar Ritual Jelang Tahun Baru Imlek di TTID Liong Hok Bio
Mereka berdoa dan bersembahyang di kelenteng untuk menggelar tradisi rutin yang dilaksanakan setiap tahun jelang Tahun Baru Imlek
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pagi-pagi sekali, para Umat Tri Dharma sudah berkumpul di Kelenteng dan Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Liong Hok Bio, Sabtu (18/1/2020).
Mereka berdoa dan bersembahyang di kelenteng untuk menggelar tradisi rutin yang dilaksanakan setiap tahun jelang Tahun Baru Imlek, yakni pembersihan rupang-rupang.
Dupa pun dinyalakan. Kertas doa dibakar di dalam tong.
Para pengurus kelenteng dengan mengenakan jubah kuning memimpin peribadatan.
Ritual pertama adalah Sembahyang Punggahan. Sembahyang yang menjadi perlambang saat Dewa Dapur hendak naik ke kahyangan untuk bertemu Kaisar Langit.
Selama setahun terakhir, Dewa Dapur sudah mencatat semua perilaku manusia.
Kebaikan, keburukan, dan semua yang dilakukan oleh manusia, dilaporkan kepada Kaisar Langit.
Sembahyang Punggahan ini pun dilakukan untuk mengiringi keberangkatannya ke langit sembari berharap dengan upacara yang khidmat dan penuh hormat ini, Dewa Dapur dapat melaporkan lebih banyak perbuatan baik manusia.
Selesai sembahyang, umat bergegas menuju altar untuk melaksanakan pembersihan rupang.
Rupang-rupang yang ada di altar dibawa turun ke meja-meja yang telah diurut-urut di dalam kelenteng.
Menurunkan rupang pun tak boleh sembarangan, umat perlu meminta izin dan berdoa kepada dewa terlebih dahulu
Rendaman air kembang digunakan untuk mencuci rupang-rupang tersebut.
Terlebih dahulu, debu-debu yang menempel di rupang dibersihkan dengan kuas kecil.
Setiap sisinya diperiksa, barangkali ada bagian yang rusak, nanti akan diperbaiki. Kain yang lembut dipakai untuk menggosok rupang hingga kembali mengkilap.
Mereka membersihkan rupang satu per satu dengan hati-hati dan penuh ketelitian. Total ada 13 rupang yang dibersihkan.
Mereka adalah Hok Tek Ceng Sin atau Dewa Bumi.
Dewa Bumi adalah dewa tuan rumah dari Kelenteng TITD Liong Hok Bio. Kemudian, Mak Co Kwan In sebagai Dewa Welas Asih, Mak Co Poo yakni Dewa Laut.
Lalu, Kwang Tong atau Dewa Keadilan, Thian Sian Sing Bo yakni Dewa Penguasa Air, Kwan Seng Tee adalah Dewa Perang, Thian Siang Tee sang Dewa Pembasmi Ilmu hitam, dan rupang lainnya.
Rupang Sang Buddha dan peralatan yang ada di kelenteng, semua dibersihkan.
Selesai dibersihkan, rupang dikembalikan lagi kepada tempatnya.
Umat lalu melakukan sembahyang bersama, seraya mengucapkan syukur karena prosesi pembersihan telah berjalan dengan lancar.
Ketua Yayasan Tri Bhakti, Paul Candra Wesi Aji mengatakan, hari ini umat mengantarkan Dewa Dapur untuk melaporkan semua tindak tanduk yang dilakukan manusia di bumi. Mereka mengantar dewa dengan sembahyang dan doa.
“Hari ini, kami mengantar Dewa Dapur untuk melaporkan ke Yang Kuasa di atas untuk biasanya melaporkan semua tindak tanduk dari manusia yang di bumi. Kalau ada yang kurang bener, ya mungkin terus diberi hukuman atau apa, tapi pada umumnya kita baik-baik,” kata Paul Candra Wesi Aji, di sela prosesi pembersihaNn rupang di Kelenteng Liong Hok Bio, Kota Magelang, Sabtu (18/1/2020).
Paul mengatakan, pembersihan ini dilaksanakan setahun sekali menyambut Tahun Baru Imlek.
Kali ini tahun sudah menginjak ke tahun 2571.
Ia pun berharap di tahun dengan shio Tikus Logam ini dapat membawa kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat.
“Seperti tradisi yang dilakukan oleh agama lain setiap tahun, kami setiap menjelang tahun baru juga melaksanakan bersih-bersih. Kami berharap perdagangan dan hari ini lebih baik daripada tahun-tahun mendatang,” tuturnya. (*)