Panduan Tata Cara Sholat Khusuf atau Gerhana Lengkap Waktu Pelaksanaan WIB, WITA dan WIT

Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
NASA
Bulan 

TRIBUNjogja.com --- Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari,Bumi,dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Adapun Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

Pada tahun 2020 terjadi 6 (enam) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 4 (empat) kali gerhana Bulan.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

1.Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 11 Januari 2020 yang dapat diamati dari Indonesia

2.GerhanaBulan Penumbra (GBP)6 Juni 2020 yang dapat diamatidari Indonesia

3.Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, kecuali sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.

4.Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 5 Juli 2020 yang tidak dapat diamatidari Indonesia

5.Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 20 November 2020 yang dapat diamati dari wilayah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.

6.Gerhana Matahari Total (GMT) 14 Desember 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.

Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020, Ini Penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

BMKG menyampaikani Informasi GBP 11 Januari 2020 sebagai berikut.

PROSES GERHANA BULAN PENUMBRA 11 JANUARI 2020

Pada Tabel berikut ditampilkan waktu-waktu kejadian Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020

Proses Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020
Proses Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020 (BMKG)

Mengacu pada waktu-waktu kejadian tersebut di atas maka pelaksanaan dapat menyesuaikan sesuai dengan lokasi.

Adapun tata cara Salat Gerhana adalah sebagai berikut dirangkum dari laman Kemenag

a. Berniat di dalam hati;

b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;

c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901).

d. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;

e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

g. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;

h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);

i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;

j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;

k. Salam.

Dianjurkan pula untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved