Kisah Pimpinan Geng di Semarang yang Disewa untuk Tawuran, Jika Menang Dibayar Rokok dan Rp 70 Ribu
Kisah Pimpinan Geng di Semarang yang Disewa untuk Tawuran, Jika Menang Dibayar Rokok dan Rp 70 Ribu
Tapi kalau sudah ya ditinggal begitu saja. Tapi saya tidak pernah merampas barang-barang korban.
Yang penting dia tahu kalau kami dari geng Caka. Kalau sudah begitu, saya dan teman-teman sudah bisa dipastikan sedang mabuk berat," tegas dia.
Sekali minum alkohol, Kodok bisa mabuk hingga tiga hari. Bagaimana tidak, sebelum minum ciu dia biasanya akan mengkonsumsi 30 saset obat batuk.
Menurutnya, obat batuk bisa meningkatkan efek mabuk.
"Ciu satu botol dan obat batu 30 saset. Kalau beli di apotek sudah tidak bisa. Tapi ada warung langganan dekat tempat nongkrong yang bisa beli banyak.
Kalau sudah begitu, mau berantem dengan siapapun tidak punya rasa takut," kata dia.
Saking beraninya, nama Kodok terdengar paling beringas di geng lain. Bahkan, dirinya kerap disewa oleh geng lain untuk tawuran dengan geng musuh.
Kodok mengaku paling sering disewa oleh geng sekolah SMA swasta di Jatingaleh dan SMP Negeri di Kota Semarang.
"Perjanjiannya jika menang lawan geng musuh, saya dapat sebungkus rokok dan uang Rp 70 ribu.
Tapi sebelum itu biasanya saya mabuk dulu. Yang paling sering saya ajak ya Jabrik (teman satu geng) ini," tuturnya.
Selama bergabung dengan geng Caka, Kodok menegaskan tidak pernah merampas barang atau begal. Karena dia sudah cukup puas jika sudah melukai tubuh musuh.
Selain itu, Kodok juga takut jika dihajar oleh warga.
"Karena sebelumnya ada teman dari Caka yang begitu, akhirnya meninggal. Saya masih bisa mikir kalau mau rampas atau begal.
Takut dikeroyok warga. Tujuan saya cuma ingin nama geng Caka disegani geng lain," ujarnya.
Duduk bersebelahan dengan Kodok, Jabrik (bukan nama asli) juga memiliki kisah yang sama. Masuknya Jabrik ke dalam geng Caka juga karena pergaulan teman-temannya.