Kisah Pimpinan Geng di Semarang yang Disewa untuk Tawuran, Jika Menang Dibayar Rokok dan Rp 70 Ribu
Kisah Pimpinan Geng di Semarang yang Disewa untuk Tawuran, Jika Menang Dibayar Rokok dan Rp 70 Ribu
TRIBUNJOGJA.COM - Kasus kenakalan remaja hingga berujung kasus kriminal marka terjadi di sejumlah kota besar.
Kalau di Jogja dikenal dengan sebutan klitih, yakni sekelompok orang atau beberapa orang yang melakukan penganiayaan terhadap pengendara atau orang tanpa sebab yang jelas.
Hal serupa juga terjadi di Kota Semarang dan sekitarnya.
Beberapa waktu yang lalu, pengendara sepeda motor tiba-tiba dibacok dan dianiaya oleh sekelompok remaja atau Geng kemudian ditinggal pergi begitu saja.
Baru keesokan harinya korban ditemukan oleh warga. Kejadian itu di Jalan Soekarno Hatta.
Kemudian beberapa hari terakhir juga ditemukan pemuda tersungkur di dekat Citarum, dengan kondisi luka-luka dan sepeda motor tergeletak tak jauh dari penemuan korban.
Dan masih banyak lagi korban yang ditemukan tergeletak di pinggir jalan raya, tanpa diketahui sebabnya.
Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjateng.com yang melakukan penelusuran, keberadaan Geng Remaja di Kota Semarang, yang disinyalir kerap bikin ulah di jalanan.
Geng di Kota Semarang terbagi dalam kelompok berdasar batas administrasi kampung.
• BREAKING NEWS: Aksi Diduga Klitih Ini Terjadi di Sleman
• Ini Kata Pengendara yang Sempat Bertemu Rombongan yang Diduga Pelaku Klitih di Ringroad Utara
Satu di antaranya geng Caka (Cah Kalialang) yang semua anggotanya berdomisili di Kalialang, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Kelompok ini beranggotakan sekitar 30 remaja.
Setiap kelompok atau geng biasanya ada yang paling disegani. Jika di geng Caka, yang paling disegani adalah Kodok (bukan nama asli). Alasannya bukan karena dia yang paling tua.
Melainkan di antara anggota lain, Kodok yang paling berani jika sedang tawuran atau bertengkar dengan geng lain.
"Kami tidak punya ketua. Tapi yang paling disegani saya. Karena paling berani kalau pas tawuran," kata Kodok saat ditemui Tribun Jateng di Kota Semarang.
Bergabungnya Kodok di dalam geng Caka dikarenakan pergaulan teman-teman sebayanya. Semula dirinya hanya ikut-ikutan diajak oleh seorang teman untuk tawuran. Kemudian lambat laun dia seperti ketagihan.
"Rasanya sangar saja kalau bisa ikut tawuran dan menang. Saya seperti diajeni (disegani) oleh teman-teman lain," imbuhnya.