Banjir Jakarta
Kata Anies Baswedan Ketika Jakarta Banjir: Anak-anak pada Senang Main Tuh . . .
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, anak-anak kecil senang bermain saat banjir.
Kata Anies Baswedan Ketika Jakarta Banjir: Anak-anak pada Senang Main Tuh . . .
TRIBUNJOGJA.COM -Jabodetabek dilanda banjir di awal 2020. Data terbaru BNPB 46 orang tewas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, anak-anak kecil senang bermain saat banjir.
Anak-anak itu bahkan berenang di air banjir. Anies mengetahui hal itu saat berbincang dengan anak-anak ketika meninjau lokasi banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
"Anak-anak pada senang main tuh. Benar kan? Wong saya kemarin ke Kampung Pulo. Banjir kan di sana. Jadi anak-anak pada main saja, berenang," ujar Anies saat berbincang dengan korban banjir yang mengungsi di GOR Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (3/1/2020).
Anies mengatakan, anak-anak yang berenang di air banjir tidak hanya korban banjir.
Ada pula anak-anak dari wilayah lain yang tidak banjir sengaja datang ke lokasi banjir untuk bermain.
"Dari kampung sebelah, mau berenang katanya. Jadi buat anak-anak sih senang saja," kata dia.
Selain di lokasi banjir, lanjut Anies, anak-anak yang mengungsi di lokasi pengungsian pun tampak senang bermain.
Anies meminta para orangtua mengingatkan anak-anak mereka untuk beristirahat.
"Ini mereka juga di sini kan senang saja, tetapi belum tentu mereka ingat harus istirahat. Jadi ibu, bapak, dorong anak-anaknya untuk istirahat cukup biar mereka enggak sakit," ucap Anies.
• Gara-gara Jakarta Banjir, Video Anies Baswedan soal Air Hujan Viral Lagi, Jadi Nyinyiran Netizen
Dalam kesempatan itu, Anies berpesan kepada para pengungsi untuk selalu menjaga kesehatan.
Dia meminta warga langsung memeriksa kesehatan mereka saat merasa tidak enak badan.
Pemprov DKI sudah menyediakan tempat pemeriksaan kesehatan di lokasi pengungsian. "Jangan ditunggu parah. Kalau sudah merasa enggak enak, di depan sana ada tempat pemeriksaan kesehatan, langsung lapor minta diperiksa, minta dikasih obat," ucap Anies.
Adapun banjir merendam Jakarta sejak Rabu (1/1/2020). Banjir disebabkan curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem.
Banjir diperparah dengan adanya luapan kali karena debit air yang masuk dari hulu. Lebih dari 31.000 warga mengungsi akibat rumahnya terendam banjir.
Namun, kini ada pula warga yang sudah kembali ke rumah. Banjir pun berangsur-angsur surut.
Kata Anies soal penyebab dan antisipasi banjir
Anies Baswedan menuturkan, normalisasi Kali Ciliwung tidak membuat Jakarta terbebas dari banjir.
"Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," ujar Anies di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan Jakarta kembali banjir.
"Ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain. Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies.
• Gara-gara Banjir, Netizen Merindukan Sosok Ahok dan Sebut Basuki Tjahaja Purnama Mantan Terindah
Dia berjanji akan meneliti penyebab banjir di Jakarta usai proses evakuasi rampung.
"Banjir Jakarta harus diselesaikan secara lebih komprehensif. Caranya yaitu mengendalikan volume air dari hulu yang akan masuk ke Jakarta," kata Anies.
Anies mengaku, Jakarta seringkali menerima kiriman air dalam jumlah besar dari hulu.
Tingginya volume air kiriman dari hulu, kata dia, seringkali menyebabkan Jakarta menjadi banjir.
"Pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, embung, sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan, volume air yang bergerak ke arah hilir," kata Anies.
Menurut Anies, cara efektif mengendalikan banjir Jakarta yakni memperbanyak pembangunan kolam-kolam retensi di hulu.
"Dengan cara seperti itu (pembangunan kolam retensi), Insya Allah bisa, tapi itu semua kan kewenangannya di pusat ya. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucapnya.
Salah satu yang diandalkan Anies yakni Waduk Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Anies berharap, proyek pembangunan dua waduk yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu bisa rampung tepat waktu.
"Dengan waduk yang selesai tepat waktu sesuai rencana, maka itu akan bisa mengendalikan lebih dari 30 persen air yang datang ke kawasan pesisir, kawasan muara," kata Anies.
Beda Pendapat Anies - Basuki
Bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Jakarta salah satunya disebabkan oleh adanya kiriman air dari daerah yang lebih tinggi.
Salah satunya adalah kiriman air yang datang dari Bogor.
Dikutip dari tayangan Breaking News Kompas TV, menyoal mengenai air kiriman dari Bogor tersebut, terdapat perbedaan pendapat antara Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dalam konferensi pers bersama dengan para pihak yang menangani banjir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengkritik kebijakan Anies soal Kampung Melayu dan daerah sekitar pesisir kali Ciliwung yang terkena banjir.
Menurut Basuki, dari 33 km aliran sungai hanya 16 km yang dinormalisasi. 16 km jalur tersebut, Basuki mengatakan bebas banjir.
"Mohon maaf, Bapak Gubernur, selama penyusuran Kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani, dinormalisasi 16 km," kata Basuki di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Rabu
"Di 16 km itu kita lihat Insya Allah aman dari luapan. Tapi yang belum dinormalisasi tergenang (air)," ujarnya.
Yang disampaikan Basuki tersebut, sisa panjang sungai sepanjang 17 km tersebut juga harus dinormalisasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Di kesempatan yang sama , pendapat dan keterangan Menteri PUPR kemudian disanggah oleh Anies.
Menurut Anies, air kiriman dari hulu (Bogor) mesti diatasi dengan penampungan air sebelum mengalir ke Jakarta.
Seberapapun usaha normalisasi yang dilakukan di daerah pesisir sungai, jika di daerah hulu tidak ada bentuk pengendalian, maka Jakarta tetap akan banjir.
"Mohon maaf pak Menteri, saya harus berpandangan, jadi selama air dibiarkan dari kawasan selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apapun yang kita kerjakan di daerah pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," ucap Anies.
Anies mencontohkan, pada bulan Maret di daerah pesisir kali Ciliwung tetap terkena banjir meski daerah pesisir sudah di normalisasi.
"Dan kita sudah menyaksikan di bulan Maret yang lalu di kawasan Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi itu pun mengalami banjir yang cukup ekstrim," ujar Anies.
"Kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk ke kawasan pesisir," imbuhnya.(*)
