Banjir Jakarta
Jawaban Ahok Kinerjanya Dibandingkan dengan Anies saat Banjir: Gubernur yang Sekarang Lebih Pinter!
Bahkan, hampir setiap banjir datang, netizen nyaris tak pernah absen untuk membanding-bandingkan kinerja para gubernur terdahulu dan yang saat ini mas
Jawaban Ahok Kinerjanya Dibandingkan dengan Anies saat Banjir: Gubernur yang Sekarang Lebih Pinter!
TRIBUNJOGJA.COM - Wilayah Jabodetabek dilanda banjir sejak malam pergantian tahun hingga Kamis (2/1/2020).
Hujan deras yang melanda menyebabkan banjir datang tanpa diduga.
Bahkan sejumlah wilayah yang tidak pernah terkena banjir setelah 31 tahun, terdampak banjir.
Setidaknya lebih dari 31.000 warga Jakarta mengungsi ke tempat yang lebih tinggi lantaran rumahnya terendam air kecokelatan.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com berdasarkan catatan BPBD DKI Jakarta, para warga yang mengungsi berasal dari 158 kelurahan yang terdampak banjir.
Kejadian banjir di Jakarta hari ini mengingatkan pada upaya-upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi banjir.
Bahkan, hampir setiap banjir datang, netizen nyaris tak pernah absen untuk membanding-bandingkan kinerja para gubernur terdahulu dan yang saat ini masih menjabat.
Pun saat ini, netizen mulai ramai membandingkan cara kerja Ahok dan Anies Baswedan melalui media sosial Twitter.
Melansir Tribun Style, sebuah rekaman wawancara lawas Ahok soal penanganan banjir di Jakarta oleh penerusnya, Gubernur Anies Baswedan, menjadi sorotan netizen.
Meski video tersebut bukanlah wawancara baru, namun kasus yang dibahas masih relevan dan membuat netizen semakin ramai berkomentar.
"His last sentence for the current governor makes me laugh so hard. u guys better stan this man. ILY BTP," tulis akun @hycinsss, Rabu (1/1/2020).

Dalam video singkat tersebut tampak Ahok dengan semangat menjawab pertanyaan seputar banjir yang sering melanda ibukota.
"Pengalaman saya sih sebenarnya Jakarta tuh kompas semua sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke.
Jadi perhatikan aja, biasanya kalau hujan lama kemarau kalau langsung hujan itu memang banyak kayu-kayu ranting nutupin saringan," ujarnya.
"Makanya dulu kita selalu taruh alat berat. Kalau saringan ketutup itu volume air kan ngga bisa turun cepat.
Sama tentu pasukan oranye mesti keliling, pasukan biru juga mesti keliling," lanjut Ahok.
Saat diminta untuk memberikan saran kepada Anies Baswedan, Ahok pun mengaku sudah tidak mengikuti urusan pekerjaan gubernur DKI Jakarta yang baru.
"Saya udah hampir 3 tahun ngga tahu urusan. 2 tahun lah ya. Saya ngga tahu teori ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Ahok menyarankan agar Indonesia mengikuti cara kerja dan teori negara-negara maju seperti Jepang yang sudah lebih maju dalam urusan fasilitas dan tata kota.
"Jadi di dunia ini ngga ada yang baru tau nggak, kita negara yang terlambat bangun itu untung ngga usah teori barulah, nyontek aja kesalahan negara lain.
Kalo negara lain udah seperti itu, kita nyontek, yaudah saya pikir kaya gitu ya," ucap pria kelahiran tahun 1966 tersebut.
Ketika diminta membandingkan program normalisasi yang ia cetuskan dan program naturalisasi yang dicanangkan Anies Baswedan, Ahok tampak terdiam sebentar.
Ia pun kemudian memilih untuk tak menjawabnya dan hanya tersenyum pergi meninggalkan awak media.
"Aduuhh... kalo soal kata-kata gitu itu, pak Gubernur yang sekarang lebih pinter dari saya," katanya.

1.420 orang memperbincangkan tentang ini. Jawaban penutup Ahok inilah yang belakangan viral dan ramai dibahas di Twitter.
Sementara itu, Gubernur Anies Baswedan saat ini telah bergerak atas terjadinya banjir di ibukota.
Ia pun berjanji Pemprov DKI akan bertanggung jawab penuh terkait dengan bencana banjir kali ini.
Anies juga telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk terus memperbaharui informasi mengenai banjir yang menerpa DKI Jakarta.
Dirinya pun langsung ke lapangan untuk meninjau pintu air di Latuharhari, Jakarta.
Anies Baswedan mengatakan bahwa yang utama saat ini adalah evakuasi warga, menyiapkan tempat penampungan sementara baik sekolah, dan gedung-gedung yang bisa digunakan.
Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, ini juga memastikan bahwa semua petugas di DKI Jakarta 'tidak tidur' dalam menangani banjir ini.
Menurutnya, semua kawasan di daerah dekat aliran sungai harus waspada dengan air kiriman meskipun hujan sudah mereda.
“Curah hujan bukan kendali kita, tetapi penanggulangan atas curah hujan itu baru kendali kita," ungkapnya.
Prediksi masa depan politik Anies
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Faldo Maldini menjelaskan prediksinya terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk kedepannya nanti.
Ia mengatakan nasib Anies ke depan bergantung dengan iklim politik Indonesia, apakah akan terulang lagi polarisasi kubu 01 dan 02, atau malah Gerindra dan PDIP mengkonsolidasikan kekuatannya.
Dilansir Tribunjogja.com dari TribunWow, mulanya Faldo mengatakan tantangan Anies di 2024 akan berat.
"Kalau saya lihat Mas Anies bakal ketemu challenge (tantangan) yang lumayan seru di 2024," kata Faldo pada acara 'NGOPI' Kompastv, Selasa (31/12/2019).
Faldo mengatakan Anies harus bisa memanfaatkan momen hingga tahun 2022, karena masa jabatannya yang hanya lima tahun.
"Dia akan kehilangan dua tahun untuk momen," kata Faldo.
"Hari ini hampir tiap (hari) masuk media," lanjutnya.
Ia mengatakan saat ini Anies merupakan kandidat paling kuat untuk menjadi Capres di 2024.
"Mas Anies ini menurut saya paling kuat sekarang untuk jadi kandidat capres," ujar Faldo.
"Menurut saya yang paling kuat Mas Anies, data-data juga menunjukkan Mas Anies," tambahnya.
Soal siapa yang akan menjadi lawan Anies, Faldo tidak menjawab hal tersebut.
Menurutnya siapa yang akan menjadi lawan Faldo bergantung dengan kondisi politik Indonesia.
"Tergantung babak baru," ujar Faldo.

"Apa yang terjadi di depan, di 2024, kita enggak akan pernah tahu," imbuhnya.
Isu-isu seperti presiden 3 periode dan pemilihan yang dilakukan melalui DPR, menurut Faldo akan mempengaruhi elektabilitas Anies.
"Ada narasi presiden 3 periode, ada yang 1 periode 7 tahun, pemilihan dipilih lewat DPR, kita enggak tahu," katanya.
Namun Faldo mengatakan untuk saat ini Anies merupakan kandidat paling kuat untuk menjadi Capres di 2024.
"Jadi kalau seandainya pemilihan berdasarkan publik, kemungkinan Mas Anies salah satu yang top three (tiga teratas), atau top one (paling atas)," papar Faldo.
Faldo mengatakan penentu nasib Anies nanti bisa dilihat lewat Pemilihan Kepala Daerah 2020.
"Tapi di satu sisi kalau aturannya berubah, konfigurasinya sudah mulai geser," kata Faldo.
"Kita bisa lihat di Pilkada 2020 kok menurut saya, model konfigurasinya."
"Apakah 01-02 masih eksis, atau babak baru dimana Gerindra dan PDIP makin mesra," tambahnya.
Pak Amien masih berperan besar
Seusai membahas soal prediksi Anies di 2024, Faldo kemudian membahas soal petinggi partai lamanya, yaitu Amien Rais.
Menurutnya Partai Amanat Nasional (PAN) harus bisa bangkit dari keterpurukan.
"Pak Amien sebagai mentor politik saya, sebagai orang yang saya kagumi, saya berdoa PAN akan rebound (bangkit) di 2024," kata Faldo.
"Dalam artian itu partai besar, pendirinya banyak orang hebat-hebat dulu, dan challenge juga buat PAN yang di dua terbawah untuk rebound ke atas lagi, dia biasa top 5."
"Terlepas dari dinamika politik kemarin, PAN harus kembali," lanjutnya.
Faldo melihat Amien Rais masih memiliki peran penting dalam penentuan Ketua Umum PAN.
"Pemilihan Ketumnya tahun depan, di 2020, saya lihat Pak Amien masih berperan besar," ujar Faldo.
Ia menjelaskan tantangan besar PAN ke depan adalah menjadi partai yang memiliki prinsip terbuka, atau partai modern.
"Kalau kita berbicara tentang partai politik di Indonesia, challenge terbesarnya bagaimana partai itu menjadi partai modern yang terbuka, punya banyak pihak yang memegang partai itu," papar Faldo.
"Saya menantikan 2024 lepas landas, karena beberapa sudah mulai menuju sunet, kader-kadernya sudah mulai berumur," tandasnya. (Grid.id/TribunWow.com/Anung Malik)