Mendikbud Nadiem Makarim Terapkan Program 'Merdeka Belajar', Bakal Jadi Pengganti UN?
Mendikbud Nadiem Makarim menetapkan kebijakan pendidikan 'Merdeka Belajar' sebagai program pembelajaran nasional.
Yang pertama, alasan tersebut berdasarkan diskusi dengan orangtua, siswa, guru, hingga kepala sekolah.
Dalam diskusi tersebut, Nadiem menyimpulkan, sistem belajar saat UN hanya mengajarkan materi dan menghafal materi saja.
"Materi UN itu yang terlalu padat sehingga cenderung fokusnya adalah mengajarkan materi dan menghafal materi saja, bukan menguji kompetensi," katanya.
Selain itu, yang kedua, UN seringkali membebani sehingga menyebabkan stres bagi siswa, orang tua, dan guru.
"Padahal maksudnya UN adalah untuk penilaian sistem pendidikan, yakni sekolahnya, maupun geografi, maupun sistem pendidikannya secara nasional," tutur Nadiem.
• Cara Mengecek Jumlah Pelamar di Tiap Formasi CPNS 2019, KLIK Sscn.bkn.go.id/spf
• Jadwal Ujian Nasional SMA/MA 2020 yang Dirilis Badan Standar Nasional Pendidikan
"Dan saat ini UN ini hanya menilai satu aspek saja yakni kognitifnya, tetapi tidak semua aspek kognitif kompetensi dites (lewat UN)," tambahnya.
Rincian 4 Program Pembelajaran Nasional Merdeka Belajar
Dilansir dari Kompas.com, Nadiem menjelaskan rincian empat program pembelajaran nasional yang ditetapkannya.
Pertama, Nadiem memaparkan arah kebijakan baru penyelenggaraan USBN.
Pada tahun 2020, USBN hanya diselenggarakan oleh sekolah.
USBN kali ini dilaksanakan untuk menilai kompetensi siswa.
Ujian tersebut dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan, baik itu tugas kelompok, karya tulis, maupun sebagainya.
"Dengan itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar siswa," ucap Nadiem.
"Anggaran USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru dan sekolah, guna meningkatkan kualitas pembelajaran," kata dia.

Kedua, mengenai UN, Nadiem menegaskan tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN untuk terakhir kalinya.