Rekor! Tukang Ojek Pengkolan dan Tukang Bubur Naik Haji Jadi Sinetron dengan Episode Terbanyak
Tukang Ojek Pengkolan dan sinetron Tukang Bubur Naik Haji tercatat sebagai dua sinetron dengan lebih dari 2000 episode
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Sinetron Tukang Ojek Pengkolan dan Tukang Bubur Naik Haji adalah dua sinetron yang mencapai lebih dari 2000 episode atau sinetron dengan jumlah episode terbanyak.
Sinetron Tukang Ojek Pengkolan sendiri mencapai episode ke-2000 pada 20 September 2019 lalu.
Dengan capaian tersebut, hanya ada dua sinetron yang memiliki lebih dari 2000 episode. Atau masuk dalam kategori sinetron dengan jumlah episode terbanyak sepanjang sejarah.

Yakni Tukang Ojek Pengkolan dan sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang berakhir di episode ke 2.185.
Sementara itu di bawahnya, ada sinetron Dunia Terbalik (RCTI) dengan jumlah 1.832 episode, disusul dengan sinetron Anak Langit (SCTV) dengan 1.412 episode, Sinetron Bajaj Bajuri (Trans TV) dengan 1.291 episode, Sinetron Jodoh Wasiat Bapak dengan 1.042 episode serta sinetron Cintra Fitri (SCTV/Indosiar) dengan jumlah 1.002 episode.

Tukang Ojek Pengkolan
Sinetron Tukang Ojek Pengkolan (TOP) sendiri kali pertama tayang di RCTI pada 25 April 2015.
Awalnya, sinetron garapan MNC Pictures ini tayang setiap pukul 17.30 WIB, namun kemudian kini tayang setiap pukul 19.15 WIB.
Cerita latar
Tukang Ojek Pengkolan bercerita tentang kehidupan di sebuah kampung yang berada di belakang gedung-gedung perkantoran Jakarta.
Dikutip dari RCTI, di tempat ini tinggallah pasangan muda bernama Rojak (Ojak) dan Tati. Untuk mencari nafkah, Ojak bekerja sebagai tukang ojek yang berpangkalan di ujung jalan masuk ke kampung bersama dua rekannya, Purnomo ( Mas Pur) dan Sutisna (Tisna).
Purnomo dan Tisna ini, dua rekan Ojak sesama tukang ojek adalah perantauan yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, tapi karena belum punya pekerjaan yang lain, terpaksa jadi tukang ojek.
Episode terbaru Tukang Ojek Pengkolan
Selain dua tukang ojek ini, Ojak sehari-hari bergaul dengan Bang Patar, seorang lelaki asal Sumatera Utara yang berprofesi makelar palugada (makelar “apa lu minta gua ada”) yang bisa membantu apa saja, mulai dari jual-beli tanah sampai memperbarui SIM.
Patar suka mangkal di warung milik Mpok Mumun, yang berjualan nasi uduk dan kopi.
Ada pula Sofyan, Nurmala, dan anak mereka Bunga, tetangga dekat Ojak.
Sofyan adalah seorang dosen di sebuah universitas tidak terkenal di Jakarta, sementara istrinya ibu rumah tangga biasa.