Kumpulan Ucapan Selamat Hari Guru Dalam Bahasa Indonesia, Peringatan Hari Guru 25 November
Peringatan Hari Guru Nasional setiap 25 November. ucapan selamat Hari Guru dalam bahasa Indonesia
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Kumpulan Ucapan Pilihan Selamat Hari Guru Dalam Bahasa Indonesia

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, sosoknya akan selalu dikenang oleh setiap murid-muridnya. Jasanya yang tiada tara diabadikan melalui Hari Guru, yang dirayakan setiap 25 November.
Untuk itu, Tribunjogja.com akan menghadirkan 10 ucapan selamat Hari Guru dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dikutip dari berbagai sumber:
1. Untuk Bapak/Ibu guru, terima kasih sudah secara terus menerus menjadi inspirasi bagi saya untuk selalu melakukan yang terbaik, dan membantu saya mengejar mimpi. Saya menemukan pelindung, pertemanan, disiplin, dan cinta pada satu orang, dan orang itu adalah Anda. Selamat Hari Guru.
2. Tanpamu, kami mungkin akan tersesat dan kehilangan arah. Terima kasih sudah membimbing kami, menginspirasi kami, dan membuat kami seperti saat ini.
3. Caramu mengajar,
Pengetahuan yang kau bagikan,
Perhatian yang kau berikan,
Cinta yang kau curahkan,
Menjadikanmu guru terbaik di dunia bagiku. Selamat Hari Guru.
4. Guru yang baik ialah seperti halnya lilin. Dia mengorbankan dirinya sendiri untuk menyinari sekelilingnya. Terima kasih atas segalanya.
5. Teruntuk Bapak/Ibu guru yang terkasih, setiap ucapan yang menginspirasi darimu, telah mengubah hidupku. Terima kasih sudah menjadikanku seperti diriku sekarang.
6. Kau membimbingku di saat aku tersesat,
Kau mendukungku di saat aku lemah,
Kau memberikanku pencerahan sepanjang waktu,
Terima kasih Bapak/Ibu guru. Aku menyayangimu.
7. Bapak/Ibu guru, kalian adalah guru yang luar biasa, yang membuktikan bahwa belajar bisa jadi menyenangkan dan pengalaman yang seru. Semoga segala kebaikan mengalir pada kalian.
8. Untuk seseorang yang tulus dan menjadi panutan luar biasa, sekaligus pendidik yang tiada duanya. Seluruh kerja kerasmu dan tenaga yang kau berikan akan sangat dihargai. Selamat Hari Guru.
9. Kami akan selalu berterima kasih padamu dan seluruh kerja keras yang telah kau berikan untuk mendidik kami. Kami tahu terima kasih mungkin tak akan cukup, tapi kami juga tahu bahwa di dunia ini tak ada yang bisa mengalahkan jasamu.
10. Semoga Tuhan selalu menjagamu, Bapak dan Ibu guru. Semoga para malaikat selalu menebar kebaikan di hidupmu. Sehatlah dan bahagialah selalu. Murid-muridmu akan selalu mengenang jasamu. ( Tribunjogja.com | Fatimah Artayu Fitrazana)
• Fakta Baru Siswa Tusuk Guru di Bantul, Pelaku Simpan 2 Foto Korban di Ponsel
Lima Kisah Menyedihkan Guru di Indonesia
Setiap tahunnya, Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November, juga bersamaan dengan hari lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Hari Guru Nasional diperingati berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1994.
Sejak tahun 1994, Hari Guru mulai diperingati secara resmi.
Peringatan Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November kemudian ditegaskan dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang tanpa ragu-ragu memberikan ilmunya pada anak didik.
Meskipun demikian, hal-hal memprihatinkan masih sering menimpa mereka, bahkan disebabkan oleh murid yang mereka bekali ilmu.
Berikut adalah lima kisah menyedihkan guru di Indonesia, sebagaimana TribunJogja.com kutip dari berbagai sumber:
1. Darmawati, Guru di Parapare
Pada Juli 2017 lalu, Indonesia dihebohkan dengan berita seorang guru yang dilaporkan ke polisi oleh wali muridnya.
Dia adalah Darmawati, guru SMAN 3 Parepare, Sulawesi Selatan.
Saat mengingatkan murid-muridnya yang bandel agar melaksanakan salat zuhur, Darmawati kemudian mengibaskan mukenanya.
Namun, mukena itu justru mengenai seorang siswa berinisial AY.
Orangtua AY ternyata tidak terima dengan kejadian itu, sehingga mereka melaporkan Darmawati ke polisi.
Meskipun hasil visum tidak menunjukkan ada nya luka pada tubuh si murid, tetapi Darmawati tetap dijatuhi hukuman penjara tiga bulan.
2. Nurmayani Dibui karena Cubit Murid
Nurmayani, guru Biologi SMPN 1 Bantaeng, masuk penjara karena mencubit siswanya.
Meskipun ia dan keluarganya sudah meminta maaf pada keluarga pelapor, tetapi nyatanya mereka tak memberi respon.
Saat berada di balik jeruji besi, Nurmayani dilaporkan mengalami stres berat, sehingga menyebabkan penyakit diabetes keringnya kambuh.
3. Mubazir, Guru di Sinjai
Aturan di sekolah mengharuskan siswa-siswanya untuk berpenampilan rapi, termasuk soal rambut.
Bila ada murid yang bandel dan tidak mau memotong rambutnya, guru pasti akan menertibkannya dengan memangkas rambut siswa tersebut.
Berusaha untuk mendisiplinkan siswanya yang nekat membiarkan rambutnya yang gondrong, Mubazir, guru sukarela di SMAN 2 Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, justru berujung bui.
Siswa tersebut terus menepis dengan tangannya saat rambutnya hendak dipotong oleh Mubazir.
Ternyata, gunting yang dibawa Mubazir menggores tangannya.
Sebenarnya Mubazir telah membawa ke UKS dan mengobati lukanya.
Namun siapa sangka, orangtua dari murid bernama Saharudin itu mempolisikan guru Mubazir.
4. Samhudi, Guru di Sidoarjo
Kasus yang menimpa guru Samhudi juga menjadi perhatian di tingkat nasional.
Guru di SMP Raden Rahmat, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur itu mencubit siswanya yang membolos salat dhuha.
Akibat tindakan tersebut, Samhudi justru dilaporkan ke polisi.
Menurut Ketua Majelis Hakim, Rini Sesuni dalam sidang putusan, Kamis (4/8/2016), terdakwa terbukti melanggar Pasal 80 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Ia divonis 3 bulan penjara dengan masa percobaan enam bulan.
5. Guru Ahmad Budi Cahyono Tewas Dianiaya Muridnya
Ahmad Budi Cahyono, guru honorer di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Madura, tewas setelah dianiaya muridnya.
Ahmad menegur seorang muridnya yang berinisial MH, karena membuat ribut di kelas.
Bukannya takut, murid laki-laki itu justru semakin menjadi dan mengganggu teman-temannya.
Hingga akhirnya, guru Budi mencoret pipi bocah itu menggunakan cat.
MH justru tak terima dan langsung memukul gurunya.
Murid-murid dan guru lain langsung melerai mereka.
Kemudian, Budi dibawa ke ruang guru dan menjelaskan permasalahan yang sebenarnya kepada kepala sekolah.
Meskipun secara fisik Budi tidak mengalami luka serius, kepala sekolah mempersilakannya untuk pulang, agar beristirahat di rumah.
Rupanya saat sudah berada di rumah, Budi tak sadarkan diri, sehingga dilarikan ke salah satu rumah sakit (RS) di Surabaya.
Budi akhirnya meninggal dunia, akibat luka dalam yang dideritanya, Kamis (1/1/2018) malam.
Ia didiagnosa mengalami mati batang otak, diduga akibat penganiayaan yang menimpanya.
Kepergiannya meninggalkan seorang istri yang tengah mengandung anak pertama. (*)