Kunjungan Wisatawan ke Bantul Merosot, Ini Penyebabnya
Tren kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul mengalami penurunan. Hingga triwulan tiga kunjungan wisatawan ke bumi Projotamansari Baru 2,9 juta.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Tren kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul mengalami penurunan. Hingga triwulan tiga kunjungan wisatawan ke bumi Projotamansari, tercatat di angka 2,9 juta.
Padahal pada tahun sebelumnya di triwulan yang sama tercatat mencapai 3.1 juta kunjungan.
"Jadi ada penurunan sekitar 10 sampai 12 persen," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, kemarin.
Trend penurunan kunjungan wisatawan, dikatakan Kwintarto, bukan hanya terjadi di Kabupaten Bantul. Namun terjadi hampir merata disejumlah Kabupaten/kota di daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurutnya trend penurunan bervariasi, namun rata rata mengalami penurunan hingga belasan persen.
Meskipun ada trend penurunan, ia berharap angkanya tidak terlalu jauh. Dibandingkan pada capaian tahun sebelumnya. "Kalau bisa seperti tahun lalu saja, sudah baik," kata dia.

Tahun sebelumnya, angka kunjungan wisatawan ke Bantul, berkisar diangka 3.5 juta. Tahun ini, sampai akhir tahun bisa mencapai angka 3.3 juta kunjungan, menurutnya sudah cukup baik.
Disinggung faktor penyebab kunjungan menurun, Kwintarto mengaku belum mengetahui secara pasti.
Namun demikian, Ia menduga, kunjungan wisatawan menurun dikarenakan harga tiket pesawat yang melambung tinggi.
Kenaikan harga tiket penerbangan ini diduga cukup berpengaruh pada minat orang untuk berpergian. "Itu yang menjadi salah satu kendala pariwisata di Bantul, sehingga mengalami penurunan," kata dia.
Lebih lanjut, Mantan Camat Sewon ini menjelaskan, selain dugaan naiknya harga tiket pesawat, ada faktor lain yang turut menjadi penyebab turunnya kunjungan.
• Kisah Pilu Pria Asal Wonosobo, Baru Sebulan Rawat King Kobra, Rendy Tewas Dipatuk Ular Peliharaanya
Yakni sudah mulai menurunnya minat wisatawan untuk mendatangi suatu destinasi.
Terlebih, apabila suatu destinasi wisata monoton, tidak mampu berinovasi sehingga membuat wisatawan merasa bosan dan enggan kembali mendatangi destinasi tersebut.
"Menurunnya kunjungan, juga bisa dimungkinkan karena ada satu daerah yang saat ini sedang menjadi tren wisata," terang dia.
Melihat trend penurunan, Kwintarto berjanji akan terus berupaya mewujudkan berbagai inovasi.
Salah satunya, dengan menggelar sejumlah even budaya didestinasi wisata unggulan. Tujuannya, tetap mempertahakan Bantul sebagai daerah tujuan wisata.
Trend penurunan ternyata bukan hanya didestinasi wisata yang dikelola oleh pemerintah, sejumlah Desa Wisata juga mengaku mengalami penurunan. Salah satunya kunjungan ke Desa Wisata Tembi.

Ketua desa wisata Tembi, Daud Subroto mengungkapkan, saat ini memang ada penurunan kunjungan namun sedikit. Kisarannya sekitar 7 persen dibandingkan kunjungan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun kemarin ada 12 ribu (kunjungan). Tahun ini sekitar 10 ribuan. Kurang sekitar 7 persen," kata dia.
Daud mengungkapkan, trend penurunan kunjungan baru terjadi pada tahun ini.
Sebelumnya, memang belum pernah terjadi. Kendati demikian, pihaknya mengaku optimis pada akhir tahun mendatang dapat mengejar ketertinggalan. Sehingga diharapkan dapat menutup kekurangan 7 persen.
"Desember itu biasanya meningkat. Banyak sekali kunjungannya. Diharapkan bulan depan dapat menutup kekurangan yang 7 persen itu," harap dia. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)